Jurnal GALANG Vol.3 No. 1 - Februari 2008

DESCRIPTION

Perempuan dan kerelawanan adalah dua kata yang secara filosofis memiliki makna yang kait-mengait. Kerelawanan sebagai suatu aktivitas transfer sumber daya yang dilakukan dengan cara sukarela dan tidak didasarkan pada renumerasi, bersinggungan erat dengan karakter perempuan yang welas asih dan sensitif. Perempuan memiliki modal alami untuk menjadi seorang relawan sejati. Namun, dalam masyarakat yang patriarki peran perempuan dalam kerelawanan tidak terlalu kentara karena apa yang mereka lakukan dianggap sebagai hal yang lumrah. Fakta mengungkapkan bahwa kerelawanan memberikan kontribusi yang signifikan baik secara ekonomi maupun sosial. Dalam bidang ekonomi, misalnya, peran keperawatan dalam bidang maternal bagi ibu dan anak mengurangi subsidi pemerintah terhadap bidang tersebut. Di Indonesia kita mengenal posyandu, juga beberapa gerakan misionaris (dalam hal ini biarawati) yang membantu masyarakat miskin di bagian Timur Indonesia meningkatkan taraf hidup dan kesehatan masyarakat. Bahkan peran perempuan dalam banyak kasus bencana alam yang terjadi di Indonesia menunjukkan signifikansi peran dan fungsi perempuan sebagai agen perubahan sosial. Dampak sosial yang muncul salah satunya adalah terciptanya masyarakat yang lebih sensitif dan peduli terhadap kepentingan sesama. Pada terbitan kali ini kami menampilkan beragam perspektif peran perempuan dalam kaitannya dengan kerelawanan. Artikel Dati mengungkapkan bagaimana bencana yang sama bisa mengakibatkan dampak berbeda untuk komunitas yang berbeda. Penulis mengambil kasus komunitas perempuan diffabel (different ability), yang dalam situasi bencana, dihadapkan pada kerentanan berganda terhadap bencana, khususnya dalam situasi pasca-bencana di Jogja, 27 Mei 2006.