Etnis Cina Perantauan di Aceh
DESCRIPTION
Sinopsis
Hubungan antara Indonesia, khususnya Aceh dengan Dataran Cina dimulai
semenjak lancarnya transportasi laut. Kontak budaya antara Cina dan Aceh
secara diplomasi diawali pada abad 13 dan 15 M. Pada suatu lawatan
utusan diplomat Cina pergi ke Aceh menyerahkan Lonceng Cakradonya kepada
Raja Aceh pada tahun 1409 M, sebagai lambang persahabatan. Sebaliknya
Raja Aceh mengirimkan utusan Aceh (Duta Besar) ke Cina yaitu Zainal
Abidin Dan khususya pada Musim dingin tahun ke 1413 berlayarlah utusan
Cina ke Samudra termasuk ke Aceh. Hubungan diplomasi dibarengi dengan
hubungan bisnis yang saling menguntungkan sehingga kedua bangsa tersebut
terjalin atas dasar saling menghargai. Selanjutnya setelah terjadi
kekacauan politik dan ekonomi di Daratan Cina, sehingga mengakibatkan
migrasi besar-besaran orang Tiongkok ke Nanyang (Asia Tenggara),
sehingga masyarakat Cina terpaksa mengadu nasibnya di Nusantara dengan
bekerja apa saja asal dapat mempertahankan hidupnya di perantauan.
Bekerja tanpa kenal lelah membuat etnis Cina perantauan berhasil dalam
bidang ekonomi, politik dan budaya. Fenomena tersebut terlihat etnis
Cina dipandang oleh Belanda sebagai kelas menengah bersama Timur Asing
lainnya. Di bidang politik etnis Cina dapat menyatukan dirinya dengan
pemerintah setempat seraya mempertahankan edentitas kecinaan mereka.
Sedangkan identitas Cina sebelum dan setelah kemerdekaan Indonesia
mempnyai identitas ganda yaitu identitas Indonesia dan Cina. Pada masa
revolusi kebudayaan di Cina pada tahun 1966 terjadi perubahan
besar-besaran di Cina dan berpengaruh terhadap Cina di Indonesia. Karena
waktu itu etnis Cina dianggap berhaluan komunis. Sedangkan komunis
adalah sangat dibenci di Indonesia. Akhirnya pudarlah kebudayaan Cina
termasuk di Aceh. Etnis Cina di Aceh pada peristiwa komunis mereka
sebagian hijrah ke Medan Sumatra Utara dan pulang ke daratan Cina. Dan
yang lainnya menetap di Aceh. Etnis Cina di Aceh mayoritas suku Khek,
dan berbahasa Khek bersama etnis mereka. Sedangkan bahasa Indonesia
digunakan sebagai bahasa kedua. Dan sebagian dari mereka dapat berbahasa
Aceh bila bermitra bisnis dengan orang Aceh. Etnis Cina yang tinggal di
tempat pecinaan sangat sedikit yang dapat berbahasa Aceh.
WHY CHOOSE US?
Nikmati koleksi Buku Sosial-Budaya terlengkap ditambah discount spesial.
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya