Raden Pemanah Rasa
Rp 80.000
Hemat Rp 4.000
Rp 76.000
Judul
Raden Pemanah Rasa
Penulis
No. ISBN
9786027926233
Penerbit
Tanggal terbit
April - 2016
Jumlah Halaman
266
Berat
500 gr
Jenis Cover
Soft Cover
Dimensi(L x P)
-
Kategori
Sejarah Fiksi
Bonus
-
Text Bahasa
Indonesia ·
Stok Tidak Tersedia
DESCRIPTION
Perang Bubat tak hanya menyisakan dendam, tapi juga mengubah tatanan. Kerajaan Galuh dipindahkan untuk menyelamatkan Ratu Galuh. Raden Pamanah Rasa lahir di antara pusaran itu. Sebagai Putra Mahkota, ia disiapkan ayahandanyaPrabu Anggalaranguntuk menyongsong takdir: menyatukan Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda. Raden Pamanah Rasa berdiri di atas obsesi tokoh kontroversi seperti Amuk Murugul. Ia kemudian dipertaruhkan ketika para raja nusantara meminta menjadi mediator menghadapi Portugis yang berwajah gandapengusaha yang dipersenjatai, berdagang tapi harus menyebarkan agama.
Jauh sebelum itu, kerikil tajam mengadang mulai dari iri dengki kakaknya sampai Perang Cogreg yang menurunkan Rakean Ningrat Kancana dan Rakean Rahyang Kancana dari kedudukan sebagai Ratu dan Resi. Keberhasilan perjalanan Raden Pamanah Rasa adalah ketika mendapat gelar dari Sunan RumenggongSri Paduka Maharaja Prabu Guru Gantangan Sang Sri Jaya Dewatamenandai posisi Rama Agung silih diduduki tiga orang yaitu Mundinglaya, Mundingwangi, dan Mundingsari. Kisah yang tak banyak diungkap dalam sejarah nasional, selain dalam cerita lisan.
Jauh sebelum itu, kerikil tajam mengadang mulai dari iri dengki kakaknya sampai Perang Cogreg yang menurunkan Rakean Ningrat Kancana dan Rakean Rahyang Kancana dari kedudukan sebagai Ratu dan Resi. Keberhasilan perjalanan Raden Pamanah Rasa adalah ketika mendapat gelar dari Sunan RumenggongSri Paduka Maharaja Prabu Guru Gantangan Sang Sri Jaya Dewatamenandai posisi Rama Agung silih diduduki tiga orang yaitu Mundinglaya, Mundingwangi, dan Mundingsari. Kisah yang tak banyak diungkap dalam sejarah nasional, selain dalam cerita lisan.
Endorsement:
Sejarah atau novel, saya tak peduli! Yang penting buku ini sudah membawa dan memberikan wawasan baru mengenai KASUNDAAN pada zaman Pajajaran. Saya mengimbau dan merekomendasikan kepada semua Wangsa Sunda yang peduli akan budayanya dan Kasundaan untuk membacanya. Nuhun, Ki Enang!
Ki H. Dr. Iwan Natapradja, Ketua Umum Yayasan Kedubayaan Sawala Kandaga Kalang Sunda Padukuhan Pakujajar, Ciwidey
Novel karya pengamat kebudayaan Sunda, E. Rokajat Asura, membuktikan bahwa history is stranger than fictionsejarah lebih ajaib dari fiksi. Kearifan budaya Pasundan yang indah dan adiluhung dihidupkan kembali dalam kisah heroik Raden Pamanah RasaPrabu Guru Gantangan Sang Sri Jaya Dewatasebuah cerita yang memiliki ruh dan jiwa leluhur Parahyangan. A great achievement!.
Peter Carey, penulis biografi Pangeran Diponegoro: Kuasa Ramalan (2012) dan Takdir (2014)
Sejarah bukanlah sekadar kejadian di masa lalu, sesungguhnya ia merupakan ruh yang mewarnai kehidupan suatu bangsa, maka bangsa yang beradab tidak pernah melupakan kisah sejarah para leluhurnya. Dalam novel Raden Pamanah Rasa ini banyak tersaji nama tokoh sejarah di zaman kerajaan dan itu membantu mengingatkan kita kepada jati diri dan ciri-ciri kebangsaan yang dibentuk oleh keberadaan sejarah kerajaan besar beserta tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya. Selain gambaran sejarah, melalui novel ini E. Rokajat Asura sebagai penulis mampu mengungkap dan menuturkan dengan baik nilai-nilai filosofi adiluhung yang disisipkan melalui jalan cerita, bahkan cukup banyak peristilahan dengan sengaja tidak diganti ke dalam bahasa Indonesia agar tidak mengurangi makna yang sesungguhya.
Lucky Hendrawan, Dosen, Budayawan, Pendiri Komunitas Bumi Dega Sunda Academy
Raden Pamanah Rasa, kisah berlatar sejarah nusantara yang digali dari sumber tradisi lisan, memang sangat pelik untuk diungkapkan dalam kondisi kekinian. Setidaknya diperlukan gaya ungkap yang memadukan alur rasional, emosional, dan spiritual. Sebagai penulis yang kampiun, E. Rokajat Asura sudah melesat jauh melebihi genre-nya. Keyakinan ia dalam menggali sumber kisah, bukan hanya mengandalkan modalitas auditif, melainkan visual dan kinestetik. Ia melumatkan secara kritis dirinya dalam sumber, sehingga misi kisah menghunjam jantung perenungan dan mendobrak kesadaran akan kejatidirian.
Dr. Mamat Supriatna, M.Pd., dosen Etnopedagogik Sekolah Pascasarjana UPI
Dengan pengungkapan perjalanan kesejarahan dan alur pemaparan bahasa yang sederhana, novel Raden Pamanah Rasa ini memudahkan bagi pemula yang ingin belajar sejarah. Tapi untuk kalangan yang telah memahami alur sejarah yang pernah dibaca sebelumnya selama ini, buku ini terlalu cepat sehingga pesan sejarah yang dipaparkan melalui indikasi sejarah terasa berat. Barangkali akan lebih baik lagi jika dibuat dalam dua buku, Sapta Panta memungkinkan untuk menyampaikan ajaran dalam sejarah tersampaikan dengan sempurna.
Juhana Kamri, Budayawan, Dosen Seni Rupa ITHB dan Institut Teknologi Nasional, Bandung
Novel berjudul Raden Pamanah Rasadalam konteks SundaSiliwangiPadjajaran merupakan episode The Last Kujang di abad XVIkarya Kang Enang Rokajat Asura/ERA ini, bahasa rasanya muncul pada pengungkapan tulisan dari bahasa ibunya, bahasa Sunda. Kecerdikan Kang ERA dalam menata data sejarah ke dalam bentuk novel, patut diacungi jempol. Sejarah yang mana, dari mana, bagaimana tingkat kesahihannya, dipadu dengan data yang berasal dari tradisi lisan menjadikan sejarah Raden Pamanah Rasa yang putus kejadiannya menjadi hidup dan berkesinambungan. Tulisan ERA mengajak kita untuk berani mempertaruhkan bahwa tradisi lisan patut diperhatikan dengan saksama keberadaannya. Tak pernah berjumpa dalam sejarah sepanjang masa, seorang tokoh yang diakui dengan multi keyakinan seperti Raden Pamanah Rasa.
Ir. Rd. Roza Rahmadjasa Mintaredja IAI., Dewan Karamaan Badan Musyawarah Sunda Pusat , Lembaga Adat Karatuan Padjadjaran, Alumnus Daya Mahasiswa Sunda (DAMAS), Pemerhati Budaya, dan Arsitek
Penulisan buku cerita sejarah sangat penting untuk terus digali sebagai kajian historis dari sumber yang dapat dipercaya. Novel ini menggambarkan periodesasi kepemimpinan Raja-raja Sunda masa lalu yang memiliki karakter teuas peureup lemes usap, pageuh keupeul lega awur yaitu kepemimpinan yang memiliki keteguhan dalam berprinsip dengan tetap menjunjung tinggi makna welas asih, serta memiliki jiwa yang bersahaja yang tetap memikirkan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Adakah pola kepemimpinan seperti itu dapat menjiwai para pemimpin negeri saat ini?
Pangeran Jati Kusuma, Tri Panca Tunggal Cigugur, Kabupaten Kuningan
Ki H. Dr. Iwan Natapradja, Ketua Umum Yayasan Kedubayaan Sawala Kandaga Kalang Sunda Padukuhan Pakujajar, Ciwidey
Novel karya pengamat kebudayaan Sunda, E. Rokajat Asura, membuktikan bahwa history is stranger than fictionsejarah lebih ajaib dari fiksi. Kearifan budaya Pasundan yang indah dan adiluhung dihidupkan kembali dalam kisah heroik Raden Pamanah RasaPrabu Guru Gantangan Sang Sri Jaya Dewatasebuah cerita yang memiliki ruh dan jiwa leluhur Parahyangan. A great achievement!.
Peter Carey, penulis biografi Pangeran Diponegoro: Kuasa Ramalan (2012) dan Takdir (2014)
Sejarah bukanlah sekadar kejadian di masa lalu, sesungguhnya ia merupakan ruh yang mewarnai kehidupan suatu bangsa, maka bangsa yang beradab tidak pernah melupakan kisah sejarah para leluhurnya. Dalam novel Raden Pamanah Rasa ini banyak tersaji nama tokoh sejarah di zaman kerajaan dan itu membantu mengingatkan kita kepada jati diri dan ciri-ciri kebangsaan yang dibentuk oleh keberadaan sejarah kerajaan besar beserta tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya. Selain gambaran sejarah, melalui novel ini E. Rokajat Asura sebagai penulis mampu mengungkap dan menuturkan dengan baik nilai-nilai filosofi adiluhung yang disisipkan melalui jalan cerita, bahkan cukup banyak peristilahan dengan sengaja tidak diganti ke dalam bahasa Indonesia agar tidak mengurangi makna yang sesungguhya.
Lucky Hendrawan, Dosen, Budayawan, Pendiri Komunitas Bumi Dega Sunda Academy
Raden Pamanah Rasa, kisah berlatar sejarah nusantara yang digali dari sumber tradisi lisan, memang sangat pelik untuk diungkapkan dalam kondisi kekinian. Setidaknya diperlukan gaya ungkap yang memadukan alur rasional, emosional, dan spiritual. Sebagai penulis yang kampiun, E. Rokajat Asura sudah melesat jauh melebihi genre-nya. Keyakinan ia dalam menggali sumber kisah, bukan hanya mengandalkan modalitas auditif, melainkan visual dan kinestetik. Ia melumatkan secara kritis dirinya dalam sumber, sehingga misi kisah menghunjam jantung perenungan dan mendobrak kesadaran akan kejatidirian.
Dr. Mamat Supriatna, M.Pd., dosen Etnopedagogik Sekolah Pascasarjana UPI
Dengan pengungkapan perjalanan kesejarahan dan alur pemaparan bahasa yang sederhana, novel Raden Pamanah Rasa ini memudahkan bagi pemula yang ingin belajar sejarah. Tapi untuk kalangan yang telah memahami alur sejarah yang pernah dibaca sebelumnya selama ini, buku ini terlalu cepat sehingga pesan sejarah yang dipaparkan melalui indikasi sejarah terasa berat. Barangkali akan lebih baik lagi jika dibuat dalam dua buku, Sapta Panta memungkinkan untuk menyampaikan ajaran dalam sejarah tersampaikan dengan sempurna.
Juhana Kamri, Budayawan, Dosen Seni Rupa ITHB dan Institut Teknologi Nasional, Bandung
Novel berjudul Raden Pamanah Rasadalam konteks SundaSiliwangiPadjajaran merupakan episode The Last Kujang di abad XVIkarya Kang Enang Rokajat Asura/ERA ini, bahasa rasanya muncul pada pengungkapan tulisan dari bahasa ibunya, bahasa Sunda. Kecerdikan Kang ERA dalam menata data sejarah ke dalam bentuk novel, patut diacungi jempol. Sejarah yang mana, dari mana, bagaimana tingkat kesahihannya, dipadu dengan data yang berasal dari tradisi lisan menjadikan sejarah Raden Pamanah Rasa yang putus kejadiannya menjadi hidup dan berkesinambungan. Tulisan ERA mengajak kita untuk berani mempertaruhkan bahwa tradisi lisan patut diperhatikan dengan saksama keberadaannya. Tak pernah berjumpa dalam sejarah sepanjang masa, seorang tokoh yang diakui dengan multi keyakinan seperti Raden Pamanah Rasa.
Ir. Rd. Roza Rahmadjasa Mintaredja IAI., Dewan Karamaan Badan Musyawarah Sunda Pusat , Lembaga Adat Karatuan Padjadjaran, Alumnus Daya Mahasiswa Sunda (DAMAS), Pemerhati Budaya, dan Arsitek
Penulisan buku cerita sejarah sangat penting untuk terus digali sebagai kajian historis dari sumber yang dapat dipercaya. Novel ini menggambarkan periodesasi kepemimpinan Raja-raja Sunda masa lalu yang memiliki karakter teuas peureup lemes usap, pageuh keupeul lega awur yaitu kepemimpinan yang memiliki keteguhan dalam berprinsip dengan tetap menjunjung tinggi makna welas asih, serta memiliki jiwa yang bersahaja yang tetap memikirkan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Adakah pola kepemimpinan seperti itu dapat menjiwai para pemimpin negeri saat ini?
Pangeran Jati Kusuma, Tri Panca Tunggal Cigugur, Kabupaten Kuningan
WHY CHOOSE US?
TERLENGKAP + DISCOUNTS
Nikmati koleksi Buku Sejarah Fiksi terlengkap ditambah discount spesial.
Nikmati koleksi Buku Sejarah Fiksi terlengkap ditambah discount spesial.
FAST SHIPPING
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
BERKUALITAS DAN TERPERCAYA
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
LOWEST PRICE
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya