The Professor and The Madman
DESCRIPTION
Sebuah dongeng tentang pembunuhan, kegilaan, dan pembuatan Oxford English Dictionary
Kisah luar biasa tentang Oxford English Dictionarykamus paling otoritatif yang menjadi acuan para hakim, pembuat undang-undang, cendekiawan, filsuf, pengarang;
tentang ketua tim penyusunnyaorang yang tidak pernah rampung sekolah SD karena melarat tetapi belajar sendiri sampai bisa segala macam bahasa dan lihai menghitung lintasan peredaran bintang-bintang;
tentang genius yang menjadi pembantu utamanya dalam kerja sama unik tanpa saling mengenal sampai belasan tahun, karena ternyata dia penghuni penjara rumah sakit jiwa yang dijatuhi hukuman seumur hidup karena membunuh dalam keadaan gila;
tentang pergulatan tim penyusun melawan para bangsawan dan ahli bahasa yang bersikap seperti pemilik tunggal dan polisi Bahasa Inggris.
Winchester juga menyajikan wawasan menarik bagi kita untuk mengkritisi politik Bahasa IndonesiaEYD dan Bahasa yang Baik dan Benaryang cenderung mengabaikan bahwa bahasa adalah milik masyarakat luas dan dikembangkan oleh masyarakat luas, bukan oleh polisi-polisi bahasa.
***
New York Times bestsellers
Penulis buku laris KRAKATAU (http://www.bukukita.com/infodetailbuku.php?idBook=2495)
"Kisah yang menakjubkan, penuh bumbu, cerdas, dan menghibur."
--New York Times
"The Professor and the Madman adalah cerita detektif linguistik dekade ini Winchester menggarap penelitian historis cemerlang yang menggelitik pembaca yang lebih tertarik pada sepak-terjang nyata ketimbang sekadar kata-kata."
--William Safire, New York Times Magazine
"Lain dari yang lain, mencengangkan, serta dituturkan dengan apik dari awal sampai akhir."
--A Common Reader
REVIEW The Professor and The Madman
Rating |
Sebuah dongeng tentang pembunuhan, kegilaan, dan pembuatan Oxford English Dictionary
Penulis : Simon Winchester
Penerjemah : Bern Hidayat
Penerbit : PT. Serambi Ilmu Semesta
Cetakan : I, Januari 2007
Harga :
“Inilah cerita untuk pembaca yang senang menikmati kata-kata dan mampu mengapresiasi petualangan mengenai tetek bengek sejarah kamus-kamus dan terpesona bahwa Shakespeare, ketika menulis tidak bisa mengacu pada kamus manapun…”
- USA Today
Empat ratus tahun yang lalu, ketika Shaskeaspare menuliskan nakah-naskah dramanya, tidak ada panduan yang tercetak mengenai bahasa, tidak ada satu buku pun yang bisa dijadikan referensi baginya. Bagaimana ia bisa yakin, setiap kali ia menggunakan kata-kata yang kedengarannya tidak lumrah, bahwa ia benar secara gramatikal dan faktual ?
Pertanyaan diatas mungkin dapat menggambarkan begitu pentingnya manfaat kamus dalam menulis sebuah karya sastra. Pada abad ke –16 di Inggris kamus-kamus seperti yang kita kenal sekarang memang belum ada. Bahasa Inggris belum didefinisikan, belum ditata, hingga lambat laun timbul suatu kesadaran akan pentingnya sebuah kamus yang dapat menampung baik kata-kata sulit maupun keseluruhan kota kata Inggris. Buku-buku yang menjadi cikal bakal kamus pun mulai dibuat hingga akhirnya mencapai puncaknya ketika terbitnya kamus lengkap bahasa Inggris yang dikenal dengan nama Oxford English Dictionary
Oxford English Dictionary (OED) adalah kamus bahasa Inggris yang diterbitkan oleh Oxford University Press. Kamus ini menjadi kamus yang paling otoratif yang menjadi acuan para hakim, pembuat undang-undang, cendekiawan hingga para penulis-penulis dunia yang menggunakan bahasa Inggris. Hingga kini tak ada kamus yang memiliki otoritas melebihi OED yang merupakan karya terbesar sejak ditemukannya mesin cetak dan merupakan buku serial sensasional paling panjang yang pernah ditulis hingga kini.
Kamus yang edisi pertamanya dirampungkan dalam kurun waktu tujuh puluh tahun ini diselesaikan pada malam tahun baru 1927. Terdiri dari 12 jilid raksaksa ; 414.825 kata yang didefinisakan; 1.827.306 kutipan ilustratif. Pada tahun 1933 terbit suplemen pertamanya. Empat suplemen berikutnya terbit antara tahun 1972 – 1986. Edisi keduanya terbit pada tahun 1989. Berkat kecanggihan komputer edisi ini tersaji dengan lebih lengkap dan terpadu dengan menyertakan perubahan dan tambahan dari keempat suplemen tadi, sehingga edisi keduanya terbit dalam dua puluh jilid.
Seiring perkembangan teknologi komputer, kini OED juga tersimpan dalam CD ROM dan dapat juga dibaca secara on line. Kini edisi ketiganya sedang disiapkan dan diperkirakan akan terbit pada tahun 2010.
Walaupun OED demikian otoratifnya dan terus berkembang sesuai perkembangan bahasa inggris, tak banyak yang mengetahui bagaimana kamus ini pertama kali dikerjakan. Simon Winchester, seorang geologis, jurnalis, sekaligus penulis kelahiran Skotlandia terkenal yang salah satu karyanya telah diterjemahkan oleh penerbit Serambi “Krakatau – Ketika Dunia Meledak, 27 Agustus 1883”, tertarik untuk menulis kisah pembuatan kamus terkenal tersebut ketika pada tahun 1980-an, ia mendapatkan pelat-pelat cetak letter press lama yang dulunya dipakai untuk pembuatan OED. Dari pelat-pelat kuno itulah akhirnya Winchester tergelitik untuk mencari tahu bagaimana kamus OED pertama kalinya dikerjakan. Dengan keahliannya sebagai jurnalis dan riset yang mendalam, akhirnya lahirlah kisah “The Professor and The Madman (1998).
Dalam the Professor and The Madman, Winchester menceritakan bagaimana sebuah kamus OED yang terkenal itu ternyata banyak mendapat kontribusi dari seorang jenius aneh yang menghuni rumah sakit jiwa di Broadmoor Criminal Lunatic Asylum di Inggris.
Biografi dan kisah persahabatan dua tokoh besar dibalik pembuatan kamus OED diurai dalam kisah ini. James Murray, terlahir sebagai anak sulung dari keluarga penjahit dan pedagang kain yang miskin. Walau latar belakang keluarganya yang tak menjanjikan. Murray kecil tumbuh lebih matang dari usia sebenarnya. Ia anak yang sangat rajin dan cerdas dalam sekolahnya. Seperti kebanyakan anak-anak miskin di Inggris, pada usia empat belas tahun ia meninggalkan sekolahnya karena orang tuanya tak sanggup membiayainya. Namun hal ini tak membuatnya berhenti belajar. Dahaganya yang haus akan ilmu pengetahuan membuat dirinya harus belajar secara otodidak dan membawanya tetap berada jalur akademik, menjadi anggota Philological Society dan akhirnya dipercaya untuk menjadi ketua tim pelaksana pembuatan Oxford English Dictionary.
Dr. William Minor, terlahir dari golongan aristokrat teratas Amerika. Orang tuanya seorang misionaris yang saleh. Minor mendapat pendidikan yang memadai hingga lulus sebagai dokter dari Yale University. Setelah lulus, pada saat berkecamuknya Perang Saudara, ia melamar sebagai dokter dalam dinas militer Union Army. Rupanya pengalamannya sebagai dokter militer semasa perang saudara inilah yang membuatnya menderita secara traumatik dan menimbulkan dampak kejiwaan pada dirinya. Setelah perang berlalu keanehan-keanehan dalam jiwa Minor semakin menjadi hingga akhirnya ia dipecat dari angkatan darat dan dirawat dalam rumah sakit jiwa. Setelah dianggap sembuh, Minor pergi ke Inggris untuk beristirahat, sambil membaca dan melukis. Namun belum lama tinggal di Inggris Minor kembali mengalami paranoid hingga akhirnya menembak George Merret, seorang buruh kereta api. Peristiwa ini kembali menghantar Minor masuk ke rumah sakit Jiwa di Broadmoor Asylum Inggris.
Persahabatan antara Murray dan Minor berawal ketika Murray selaku ketua pelaksana pembuatan kamus OED mengirimkan selebaran kepada seluruh masyarakat pengguna bahasa Inggris untuk menjadi volunter yang secara sukarela bertugas membaca dan mengirimkan kutipan-kutipan yang sekiranya bermanfaat dalam pembuatan kamus OED ke Scriptorium tempat dimana kamus tersebut dikerjakan
Selebaran itu akhirnya sampai ke tangan Minor di Bradmoor Asylum. Saat itu Dokter Minor telah delapan tahun menghuni Broadmoor dan telah melengkapi selnya dengan tumpukan buku-buku dari lantai hingga langit-langit. Buku-bukunya itu cukup baginya untuk menjadikannya kontibutor dari kamus yang sedang dikerjakan Murray.
Dan akhirnya dari sel rumah sakit itulah selama 20 tahun, Minor dengan ketekunan yang luar biasa membaca dan mencari kutipan secara teratur mengirimkan kutipan-kutipan kepada Murray. Tak kurang dari 10.000 kutipan telah disumbangkannya untuk membantu tim penyusunan kamus yang diketuai Murray.
Kisah kehidupan Murray, DR Minor, dan pembuatan OED inilah yang menjadi inti dalam kisah ini. Selain merinci latar belakang kehidupan dua tokoh besar dibalik pembuatan OED. Winchester juga secara menarik dan detail memaparkan bagaimana kamus ini dibuat.
Latar belakang Winchester sebagai seorang jurnalis membuat sejarah pembuatan kamus ini dipaparkan secara runut mulai dari kamus-kamus yang terbit sebelum OED, latar belakang pemikiran perlunya pembuatan kamus yang lengkap dan otoratif, konsep pembuatan kamus OED, hingga proses detail bagaimana jutaan kutipan dikumpulkan dari para volunter, diedit, dibuat pelat-pelat cetak hingga akhirnya terbit edisi perdananya di tahun 1927 setelah menjalani proses yang melelahkan selama tujuh puluh tahun.
Walau buku ini banyak menyajikan sisi sejarah pembuatan kamus dan detail-detail pembuatannya, namun bukan berarti buku ini menjadi kering dan tak menarik. Di tangan Simon Winchester, sejarah pembuatan OED menjadi sangat hidup daan mudah dipahami, karena ditulis secara menarik, meledak-ledak, dan menakjubkan. Dan karena ditulis sebagai sebuah novel, tentu saja Winchester secara cerdas memberi penyedap yang menghibur bagi pembacanya. Belum lagi ditambah sisi-sisi manusiawi yang terungkap dari kisah perjuangan James Murray dalam mewujudkan ambisinya dan kisah Dr. Minor yang berjuang melawan penyakitnya sambil memberikan kontribusi tanpa henti dalam penyusunan kamus ini. Juga bagaimana persahabatan dan akhir hidup kedua tokoh ini yang diungkap secara dramatis sehingga menggugah pembacanya untuk menghargai kedua tokoh ini.
Salah satu sisi menarik lain dari buku ini adalah terpatahkannya mitos kisah pertemuan antara Murray dan Minor yang selama ini beredar di kalangan masyarakat. Murray dan Minor memang akhirnya baru bertemu muka setelah selama dua puluh tahun saling berkorespondensi. Dalam mitos yang beredar di masyarakat dikisahkan secara dramatis bagaimana Murray yang tidak mengetahui kegilaan Minor untuk pertama kalinya bertemu di Broadroom Asylum. Dengan risetnya yang matang, seperti yang terungkap di bab “Terima Kasih” nya yang ditulis secara naratif akhirnya mitos pertemuan dua tokoh besar ini dipatahkan dan pembaca bisa menemukan fakta yang sesungguhnya.
Selain itu, sebagai bonus, di tiap awal bab buku ini disajikan pula entri-entri dari Oxford English Dictionary lengkap dengan pelafalan, definisi, dan kutipan dari mana kata-kata tersebut berasal.
Akhirnya setelah membaca buku luar biasa ini, tak ada kata lain yang lebih pas untuk diungkapkan bahwa novel ini adalah novel yang dahsyat dalam mengungkap sejarah dibalik pembuatan sebuah kamus inggris yang paling otoratif hingga kini.
Sebuah buku yang tampaknya cocok dibaca oleh praktisi bahasa seperti para editor kamus bahasa, penulis, pemerhati bahasa indonesia, dll ini, setidaknya akan menyadarkan kita bahwa bahasa adalah milik masyarakat luas. Dan penyusunan sebuah kamus bahasa dan pengembangan bahasa itu sendiri bukanlah hanya tanggung jawab para ‘pejabat bahasa’ saja, melainkan tangung jawab seluruh masyarakat pengguna bahasa itu sendiri. Jadi berilah kesempatan pada masyarakat luas untuk mengembangkan bahasa yang telah menjadi miliknya sendiri.
WHY CHOOSE US?
Nikmati koleksi Buku Mistery-Thriller terlengkap ditambah discount spesial.
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya