Mata Penakluk
4.14 avg rating - 14 Goodreads ratings
Rp 54.000
Hemat Rp 2.700
Rp 51.300
Judul
Mata Penakluk
Penulis
No. ISBN
9786027829244
Penerbit
Tanggal terbit
Januari - 2015
Jumlah Halaman
301
Berat
500 gr
Jenis Cover
Soft Cover
Dimensi(L x P)
-
Kategori
Fiksi
Bonus
-
Text Bahasa
Indonesia ·
Stok Tidak Tersedia
DESCRIPTION
Ayah berhenti sejenak, lalu menatap mataku dalam-dalam. Aku tak bisa membedakan siapa sebenarnya yang berpidato. Apakah Thariq bin Ziyad atau Ayah sendiri.... Nak, peristiwa penaklukan itu menjadi inspirasi Ayah untukmu. Itulah mengapa Ayah memberimu nama Abdurrahman Ad-Dakhil, seorang hamba yang penuh welas sekaligus Sang Penakluk! Meski aku masih bocah dan belum sepenuhnya paham, entah kenapa aku merinding.
Hingga kini, aku selalu bertanya dalam hati. Jika Thariq bin Ziyad menaklukkan Andalusia, menaklukkan ketakutan dirinya dan seluruh pasukannya, lalu bagaimana dengan diriku? Apa yang harus aku taklukkan?
Mata Penakluk mendedahkan berbagai sisi pribadi Abdurrahman Ad-Dakhil atau yang karib dipanggil Gus Dur. Pernik-pernik masa kecil yang mengharukan, impian menjadi Sang Penakluk, mencetak pribadi Gus Dur menjadi sosok yang tangguh. Ia tegar setegar batu karang. Ia kokoh, meski badai kerap menerjang. Ia kuat sekuat garuda.
Novel ini mengajak pembaca untuk mengenal lebih dalam sosok Sang Penakluk
TENTANG PENULIS
Abdullah Wong lahir pada 12 November 1977 di Jatirokeh, Brebes, Jawa Tengah. Wong adalah putra bungsu dari pasangan almarhum Bachwar Wirya Saradimulya dan almarhumah Chamilah Mahfudz. Menempuh pendidikan dasar di kampung halaman, kemudian melanjutkan madrasah tsanawiyah di Jatibarang, Brebes, lalu menamatkan madrasah aliyah di MAN Babakan Tegal.
Berkat bantuan dan dukungan kedua kakaknya, Hamidah dan Titi Lestari, lelaki berambut gondrong ini melanjutkan pendidikan di sejumlah pesantren di Jawa. Lepas dari beberapa pesantren, Wong merantau ke Jakarta. Di ibu kota ini, Wong tercatat mengikuti kuliah di sejumlah kampus. Meski kesukaan menulis terlihat sejak kecil, tapi di Jakarta inilah kecenderungan Wong untuk menulis makin tampak. Beberapa sajak, naskah drama, dan skenario dokumenter mulai ia tulis. Sejak itu, Wong mulai merambah ke penulisan fiksi.
Fiksi pertama penikmat kretek Gudang Garam Merah ini adalah novel berjudul MADA: Sebuah Nama yang Terbalik (Penerbit Makkatana, 2013). Novel ini kemudian diapresiasi dalam sebuah pentas teater oleh Lab. Teater Ciputat yang bekerja sama dengan Teater Syahid UIN Jakarta pada 28 dan 29 September 2013 dengan judul MADA, disutradarai oleh Bambang Prihadi di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Kemudian Pameran Instalasi Aidil Usman pada 18-24 Oktober 2013 di Galeri Cipta TIM, Jakarta.
Mata Penakluk merupakan novel kedua yang ditulisnya. Kini, Wong tengah menulis kelanjutannya yang berjudul Hati Penakluk.
Buku yang ditulis bersama penulis lain di antaranya Beyond Motivation, Cinta Gugat, dan Jimat NU. Selain menulis novel, puisi, naskah drama, lirik lagu, dan editor lepas, Wong juga bergiat di Laboratorium Teater Ciputat di kawasan Kali Pesanggrahan, Hutan Sangga Buana, Karang Tengah.
Kini, Wong berdiam di umah suwung ditemani Naning Nurhalimah, berserta kedua anaknya Puisi Wihdah dan Damar Arahat Abdullah.
Hingga kini, aku selalu bertanya dalam hati. Jika Thariq bin Ziyad menaklukkan Andalusia, menaklukkan ketakutan dirinya dan seluruh pasukannya, lalu bagaimana dengan diriku? Apa yang harus aku taklukkan?
Mata Penakluk mendedahkan berbagai sisi pribadi Abdurrahman Ad-Dakhil atau yang karib dipanggil Gus Dur. Pernik-pernik masa kecil yang mengharukan, impian menjadi Sang Penakluk, mencetak pribadi Gus Dur menjadi sosok yang tangguh. Ia tegar setegar batu karang. Ia kokoh, meski badai kerap menerjang. Ia kuat sekuat garuda.
Novel ini mengajak pembaca untuk mengenal lebih dalam sosok Sang Penakluk
TENTANG PENULIS
Abdullah Wong lahir pada 12 November 1977 di Jatirokeh, Brebes, Jawa Tengah. Wong adalah putra bungsu dari pasangan almarhum Bachwar Wirya Saradimulya dan almarhumah Chamilah Mahfudz. Menempuh pendidikan dasar di kampung halaman, kemudian melanjutkan madrasah tsanawiyah di Jatibarang, Brebes, lalu menamatkan madrasah aliyah di MAN Babakan Tegal.
Berkat bantuan dan dukungan kedua kakaknya, Hamidah dan Titi Lestari, lelaki berambut gondrong ini melanjutkan pendidikan di sejumlah pesantren di Jawa. Lepas dari beberapa pesantren, Wong merantau ke Jakarta. Di ibu kota ini, Wong tercatat mengikuti kuliah di sejumlah kampus. Meski kesukaan menulis terlihat sejak kecil, tapi di Jakarta inilah kecenderungan Wong untuk menulis makin tampak. Beberapa sajak, naskah drama, dan skenario dokumenter mulai ia tulis. Sejak itu, Wong mulai merambah ke penulisan fiksi.
Fiksi pertama penikmat kretek Gudang Garam Merah ini adalah novel berjudul MADA: Sebuah Nama yang Terbalik (Penerbit Makkatana, 2013). Novel ini kemudian diapresiasi dalam sebuah pentas teater oleh Lab. Teater Ciputat yang bekerja sama dengan Teater Syahid UIN Jakarta pada 28 dan 29 September 2013 dengan judul MADA, disutradarai oleh Bambang Prihadi di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Kemudian Pameran Instalasi Aidil Usman pada 18-24 Oktober 2013 di Galeri Cipta TIM, Jakarta.
Mata Penakluk merupakan novel kedua yang ditulisnya. Kini, Wong tengah menulis kelanjutannya yang berjudul Hati Penakluk.
Buku yang ditulis bersama penulis lain di antaranya Beyond Motivation, Cinta Gugat, dan Jimat NU. Selain menulis novel, puisi, naskah drama, lirik lagu, dan editor lepas, Wong juga bergiat di Laboratorium Teater Ciputat di kawasan Kali Pesanggrahan, Hutan Sangga Buana, Karang Tengah.
Kini, Wong berdiam di umah suwung ditemani Naning Nurhalimah, berserta kedua anaknya Puisi Wihdah dan Damar Arahat Abdullah.
Goodreads Review Mata Penakluk
WHY CHOOSE US?
TERLENGKAP + DISCOUNTS
Nikmati koleksi Buku Fiksi terlengkap ditambah discount spesial.
Nikmati koleksi Buku Fiksi terlengkap ditambah discount spesial.
FAST SHIPPING
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
BERKUALITAS DAN TERPERCAYA
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
LOWEST PRICE
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya