Imam Nahrawi: Putra Bangkalan Di Pojok Senayan

Menjadi sosok yang dipercaya karena mampu memimpin dengan semangat tinggi dan kerja keras adalah inspirasi bagi setiap orang. Kepribadian seperti itu tentunya tertempa sejak kecil bersama mimpi dan cita-cita yang terawat hingga menjadi kenyataan.

Kita dapat melihat sosok demikian dari pribadi Imam Nahrawi.  Putra Bangkalan yang memiliki kesuksesan, baik dalam karier maupun perjalanan hidupnya ini memiliki sikap yang rendah hati, atau dalam bahasa pesantren disebut tawadh-dhu, terhadap siapa pun mungkin menjadi salah satu kunci kesuksesan kariernya hingga kedudukannya seperti sekarang.

Buku ini menceritakan sekilas perjalanan masa kecil Imam Nahrawi hingga beliau menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga. Perjalanan hidupnya terangkum begitu apik bersama catatan-catatan kegiatan, percikan pemikiran, gagasan, juga terobosan yang dilakukannya di Kemenpora.

Amar Hamsyah lahir di Surabaya, 15 Januari 1982. Sejak mengenyam bangku kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikosa-AWS), Surabaya, ia sudah aktif menjadi reporter di pers kampus. Pengalamannya setelah lulus kuliah pun dimulai dengan menjadi reporter di media komunitas Jurnal YKP di Surabaya, sebagai reporter di Tabloid Olahraga Maestro di Jawa Timur, serta menjadi reporter (Jatim) dan asisten redaktur (Jakarta) untuk halaman olahraga dan sepak bola nasional di harian Seputar Indonesia (SINDO) selama tiga tahun. Kariernya terus menanjak dengan menjadi redaktur Koran Sore Surabaya Post untuk halaman olahraga selama satu tahun dan kini menjadi reporter dan redaktur di website Kementerian Pemuda Olahraga (Kemenpora) www.kemenpora.go.id selama empat tahun dari periode Menpora Andi Mallarangeng, Menpora Roy Suryo, hingga sekarang Menpora Imam Nahrawi.