Apa itu Resensi?
Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
|
|
|
13 Jul 2007 - 09:03:30
Isi Resensi : Berserah Diri
Buku ini saya beli berdasarkan referensi dari kawan diskusi/kajian, kang Asep, Lido, Kab. Bogor. Beliau mereferensikan hasil karya Ibn Athoillah dan mengingatkan untuk membeli terjemahan yang tidak dicampuri buah pikiran penterjemahnya. Saya beli pada saat pameran buku jakarta Juni 2007, harga resmi 44.900 Edisi Hard cover, waktu pameran ada diskon 20%.
Buku ini membuat perubahaan pada diri saya pribadi khususnya mengenai tujuan hidup. Ibn Athaillah menyadarkan saya, bahwa manusia di dunia hanya dituntut untuk berserah diri, mengabdi hanya pada Allah semata, sedangkan kebutuhan kita lainnya di dunia akan dipenuhi oleh Nya.Ini bukan suatu bentuk kepasrahan totalitas sehingga menimbulkan kemalasan. Kita mempunyai hak untuk usaha dan bersungguh-sungguh (professional) namun mengenai hasil merupakan pengaturan Allah, untuk itu kita bertawakal.
Sering kita dengar ungkapan bahwa hidup ini pilihan yang merupakan pilihan kita. Menurut Ibn Athaillah sesungguhnya kita sebagai manusia sama sekali tidak mempunyai hak untuk mengatur. Sikap mengatur dan menginginkan sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah Swt merupakan penghalang/hijab yang paling kuat menutupi hati kita dari sang pencipta. Jiwa menjadi baik ketika keluar dari pilihan diri sendiri menuju pilihan Allah.
Semenjak saya membaca buku ini, menjadikan saya takut akan keingingan, hasrat diri sendiri. Timbullah keinginan yang kuat bagaimana cara mendekatkan diri pada Allah yang maha kuasa, sehingga dapat berkomunikasi untuk mengetahui apakah yang jalan yang kita tempuh sudah sesuai dengan pilihan Allah. Buat apa kita bersusah payah, risau dalam proses mencari rezeki yang merupakan pilihan kita sendiri dan tidak sesuai dengan pilihan Nya. Hak pengaturan diri kita sendiri tinggallah pengaturan diri kita agar mendekatkan diri kepada Allah Swt yang menghantarkan menuju ridha nya. Kedekatan pada Allah setiap saat bukan hanya pada saat beribadah khusus seperti melaksanakan sholat.
Buku yang baik dengan runtutan dari awal sampai akhir yang berkesinambungan. Penulis Abu Fadl Ibn Athaillah Al Sakandari (wafat 709), salah seorang imam sufi terkemuka yang juga dikenal sebagai seorang muhaddits, muballigh sekaligus ahli fiqih Maliki. Beliau ahli diawali mendalami syariah (fiqh) dan kemudian diikuti haqiqat (tasawuf). Menurut pendapat saya sesungguhnya umat muslim sebaiknya mendalami kedua-duanya baik syariah maupun haqiqat. Sebagai contoh, (menurut pendapat saya) koruptor di negara kita banyak yang menjalankan sholat juga, padahal kita tahu sholat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Menurut pendapat saya koruptor itu baru menjalani syariah (fiqh) belum mendalami haqiqat (tasawuf). Namun kadang memang didapati dalam mempelajari haqiqat (tasawuf) ada yang melenceng dan tidak sesuai dengan Alqur'an dan hadist untuk itu kita harus waspada. Hasil karya Ibn Athaillah menurut saya merupakan hasil karya yang baik untuk kita pahami, karena beliau menguasai syariah (fiqh) maupun haqiqat (tasawuf). Salah satunya adalah buku ini "Mengapa Harus Berserah" dan karya-karya beliau lainnya yang diterjemahkan dan diterbitkan penerbit yang sama a.l "Al -hikam", "Tutur penerang hati" dan "Zikir penentram hati". |
|
|
[Semua Resensi Buku Ini] |
|