Apa itu Resensi?
Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
|
|
|
19 Mar 2008 - 10:44:29
Isi Resensi : Pembangkit Semangat
Untuk karya anak bangsa, buku ini sangat bagus. Saya rekomendasikan untuk semua orang di Indonesia, apalagi untuk mereka yang sudah putus asa dalam mengejar cita-cita atau keinginan yang belum tercapai.
Saya terinspirasi untuk terus berjuang melanjutkan kehidupan, meraih mimpi-mimpi seperti mimpi mereka Ikal dan Aray. Tidak ada yang mudah untuk diraih.
Saya pikir sangat rugi kalau tidak membaca bukunya Andrea Hirata. Kalau tidak mampu membeli, pinjam sama teman, kalau tidak mau dipinjami ... curi juga nggak apa-apa. Karena esensi buku ini lebih dari sekadar harga atau resikonya. Kalau sudah dibaca dipulangkan sama pemiliknya.
Jarang sekali saya terobsesi dengan sebuah buku, meskipun saya telah membaca buku Laskar Pelangi, Sang Pemimpi dan Edensor yang saya pinjam dari teman, saya masih membeli untuk saya pinjamkan ke teman-teman, keluarga atau siapapun yang ingin membacanya karena saya ingin berbagi tentang apa yang saya peroleh dari buku ini.
Saya tidak melihat adanya kekurangan dalam penyajian, kalaupun ada, saya katakan hanya "terlalu singkat" tahu-tahu sudah habis, dibolak-balik, diplintir, digoyang-goyang takut ada halaman tertinggal, ternyata ya sudah habis.
Untuk usia saya yang sudah tidak muda lagi, saya sering terbayang... seandainya saya membaca buku ini 20 tahun yang lalu, mungkin saya akan jauh lebih bersemangat dalam mengejar mimpi-mimpi. Hayalan-hayalan masa lalu, kejadian-kejadian masa lalu sangat terwakili dalam gambaran buku ini.
Ada teman yang menanyakan apakah seperti itu gambaran Belitong saat itu? Gambaran tentang Belitong benar-benar tergambar jelas karena saya pernah ke Belitong tahun 1980, saya jawab "Ya". Dan teman saya itu membuat jadwal untuk melakukan kunjungan ke Belitong, napak tilas istilahnya.
Kisah cinta, norak, menyedihkan, indah, 'memang harus begitu'. Saya pernah berpikir kalau kisah cinta saya adalah kisah yang tidak perlu orang tahu "malu-maluin", ternyata kisah cintanya Aray lebih "Norak" namun penuh kegigihan dan 'memang harus begitu'.
Ada kekhawatiran di hati saya bahwa mungkin tidak akan menemukan lagi kisah-kisah seperti ini dalam pustaka Indonesia di masa yang akan datang. Saya memperoleh sebuah pemikiran untuk dituangkan dalam Peraturan Pemerintah atau diundang-undangkan saja sekalian bahwa setiap orang Indonesia "WAJIB BACA" buku ini. Sekalian dijadikan buku "wajib" bagi pelajar di seluruh Indonesia.
Saya sangat berharap untuk bisa membaca buku keempat karena saya di propinsi yang agak "tertinggal" untuk ketersediaan buku-buku baru. |
|
|
[Semua Resensi Buku Ini] |
|