Sang Pemimpi : cover film(new edition)
DESCRIPTION
CETAK ULANG GANTI COVER
Sang Pemimpi adalah sebuah lantunan kisah kehidupan yang memesona dan akan membuat Anda percaya akan tenaga cinta, percaya pada kekuatan mimpi dan pengorbanan, lebih dari itu, akan membuat Anda percaya kepada Tuhan. Andrea akan membawa Anda berkelana menerobos sudut-sudut pemikiran di mana Anda akan menemukan pandangan yang berbeda tentang nasib, tantangan intelektualitas, dan kegembiraan yang meluap-luap, sekaligus kesedihan yang mengharu biru.
Tampak komikal pada awalnya, selayaknya kenakalan remaja biasa, tapi kemudian tanpa Anda sadari, kisah dan karakter-karakter dalam buku ini lambat laun menguasai Anda. Karena potret-potret kecil yang menawan akan menghentakkan Anda pada rasa humor yang halus namun memiliki efek filosofis yang meresonansi. Karena arti perjuangan hidup dalam kemiskinan yang membelit dan cita-cita yang gagah berani dalam kisah dua orang tokoh utama buku ini: Arai dan Ikal akan menuntun Anda dengan semacam keanggunan dan daya tarik agar Anda dapat melihat ke dalam diri sendiri dengan penuh pengharapan, agar Anda menolak semua keputusasaan dan ketakberdayaan Anda sendiri.
Kita tak kan pernah mendahului nasib! teriak Arai.
Kita akan sekolah ke Prancis, menjelajahi Eropa sampai ke Afrika! Apa pun yang terjadi!
***
Andrea Hirata Seman adalah si Ikal yang diceritakan dalam buku ini. Ia berpendidikan S1 dari Universitas Indonesia dan S2 dari Sheffield Hallam University (SHU), Inggris. Ia sempat melakukan riset di Universit de Paris, Sorbonne, Prancis dan risetnya itu, yang juga dikisahkan dalam buku ini, mendapat penghargaan khusus dari SHU. Hasil riset tersebut telah ditulis Andrea dalam buku berbahasa Inggris dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Andrea lahir di Belitong dan sampai saat ini masih bekerja di kantor pusat PT Telkom di Bandung.
REVIEW Sang Pemimpi : cover film(new edition)
Rating |
Sesuai judulnya, Sang Pemimpi, buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi ini memang bercerita tentang impian. Andrea Hirata melukiskan pengalaman hidupnya sejak SMA hingga menerima beasiswa bersama teman-temannya sesama pemimpi, Arai dan Jimbron, dengan lincah dan hidup.
Cerita diawali dengan adegan kejar-kejaran antara Pak Mustar, wakil kepala sekolah yang juga merupakan pendiri SMA negeri pertama di kampung mereka, dengan Arai, Jimbron, dan Ikal -panggilan akrab Andrea. Pak Mustar terkenal sangat galak dan kejam jika memberikan hukuman. Ia terinspirasi kata-kata Deng Xio Ping yang menjadi pedoman tindakan brutal tentara pada mahasiswa di Lapangan Tiannanmen. “Masalah orang muda seperti akar rumput yang kusut. Jika dibiarkan pasti berlarut-larut. Harus cepat diselesaikan dengan gunting yang tajam!”
Berbeda dengan Pak Balia, kepala sekolah SMA tersebut. Beliau selalu mendorong murid-muridnya bermimpi setinggi langit. Suatu kali ia berkata di depan kelas, “Setiap peristiwa di jagat raya ini adalah potongan mozaik-mozaik. Maka berkelanalah di atas muka bumi ini untuk menemukan mozaikmu!” Ucapannya itulah yang membuat Ikal, Arai, dan Jimbron berani bermimpi, bertekad akan sekolah sampai ke Prancis, menjejakkan kaki di altar suci alamamater Sorbonne, menjelajah Eropa sampai ke Afrika.
Jika Pak Balia mendorong mereka untuk bermimpi setinggi langit, Pak Mustar-lah yang ‘memaksa’ murid-muridnya menggapai langit mimpi itu. Seperti ketika Ikal kehilangan semangat untuk mewujudkan mimpinya. Pak Mustar menyemprotnya habis-habisan, mengingatkannya akan ayahnya yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuknya, dan mempertanyakan ke mana larinya mimpi-mimpi itu. Membuat Ikal sadar, pesimis adalah sikab takabur mendahului nasib. Padahal, seperti kata Arai, manusia tak akan pernah mendahului nasib. Karena itulah manusia bisa bermimpi dan berusaha mewujudkan mimpi-mimpi tersebut.
Dibandingkan buku pertamanya, Laskar Pelangi, Sang Pemimpi memiliki alur yang lebih tertata, tidak meloncat-loncat membingungkan. Andrea juga tidak lagi terkesan ingin ‘pamer pengetahuan’ dengan memasukkan banyak sekali nama-nama latin yang cukup mengganggu pembaca, seperti terjadi pada Laskar Pelangi. Di Laskar Pelangi, setelah lulus dari sekolah Muhammadiyah, cerita meloncat 13 tahun kemudian. Sang Pemimpi mengisahkan ‘bagian yang hilang’ tersebut. Secara keseluruhan, bisa dibilang Sang Pemimpi menyempurnakan Laskar Pelangi, baik dari segi isi maupun penulisan.
Membaca Sang Pemimpi adalah membaca berbagai fragmen kehidupan manusia. Kadang resah, kadang sedih, kadang ‘gila’, juga bahagia. Kita dihadapkan pada berbagai persoalan kehidupan. Namun akhirnya, sekeras apapun hidup, kita tidak boleh berhenti berkelana untuk menemukan kepingan mozaik kehidupan kita, karena kita tak akan pernah bisa mendahului nasib.
WHY CHOOSE US?
Nikmati koleksi Buku Petualangan terlengkap ditambah discount spesial.
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya