Apa itu Resensi?
Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
|
|
|
16 Sep 2014 - 14:23:21
Isi Resensi : BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA
Para penikmat 99 Cahaya masih ingat kah restoran Pakistan di Wina-Austria yang berslogan All you can eat, Pay as you wish, slogan ini yang mengilhami Rangga setelah membaca artikel tentang pengusaha sukses yang juga pakar Ekonomi Bisnis Phillipus Brown yang menyumbangkan dana bagi anak-anak korban perang di Afganistan untuk menjadi bahan papernya. Oleh Proff Reinhard ia diminta meriset ke Amerika bertemu dengan Brown. Saat itu Hanum yang bekerja sebagai reporter Koran Heute ist Wunderbar juga mendapat tugas mengulas tema “Would the World be better without Islam” dalam rangka peringatan tragedy WTC 11 September. Ke mana riset harus dilakukan ? Amerika….
Jadilah sepasang suami istri ini memulai petualangannya ke Amerika. Namun ternyata tak semudah yang dibayangkan mengejar tenggat wawancara dan bertemu dengan para nara sumber. Michael Jones adalah nara sumber pertama yang berhasil ditemui Hanum saat peringatan 8 tahun tragedi runtuhnya World Trade Center. Istrinya yang bekerja di gedung itu merupakan salah satu korban dan membuat Jones sangat membenci Islam. Ada pula Azima yang harus kehilangan suaminya Ibrahim Hussein yang juga meninggal dalam reruntuhan menara raksasa itu. Azima yang seorang muallaf harus menelan banyak pil pahit, kehilangan suami dan harus membesarkan anak yang baru beberapa minggu lahir. Ia terlahir dari seorang pendeta utama di Washington DC dan ibunya terserang alzhemeir akut, hal yang dapat diingatnya hanya tudingan bahwa bergantinya keyakinan Azima disebabkan oleh pernikahannya dengan Ibrahim. Bagaimana Azima dapat mempertahankan aqidah barunya di mana orang-orang Amerika dan masyarakat dunia lainnya menilai bahwa Islam adalah teroris, bagaimana mempertahankan keimanan tanpa menyakiti perasaan orang tua? (Baca QS Luqman : 13-15 )
Petualangan Hanum dan Rangga dalam Bulan Terbelah di Langit Amerika mengingatkan saya pada perpisahan Adam dan Hawa saat ‘dikeluarkan’ dari Surga oleh Allah lalu mendarat di bumi yang berbeda. Hanum yang menurut saya seorang wanita mandiri dan cukup keras kepala ngotot meliput sendiri peringatan 11 September di Ground Zero sekaligus mencari nara sumber berbeda yang direkomendasikan oleh boss nya di Heute ist Wunderbar. Ia berhasil mewawancarai Jones sesaat sebelum terjadi huru hara pada aksi demo menolak pembangunan masjid di sisi Gound Zero. Sementara Rangga mengejar batas waktu registrasi untuk presentasi makalahnya di DC.
Dan perpisahan memang benar-benar terjadi. Namun janji Allah selalu benar, bahwa masalah selalu datang satu paket dengan solusi dan hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya. Hanum benar-benar bertemu dengan para nara sumber yang telah dipersiapkan oleh bossnya di Heute ist Wunderbar. Dan yang lebih mencengangkan, apakah memang ada yang namanya kebetulan ya, ada 1 moment yang menghubungkan mereka dengan Phillipus Brown.
Ada banyak pertanyaan yang muncul di benak saat membaca buku ini, yang mana sih bagian kisah nyata dan yang mana yang dibumbui dengan intrik fiski khas novel-novel lain. Bagi saya benar-benar nyata semuanya, seperti fakta tertulisnya satu firman Allah di depan pintu gerbang fakultas Hukum Universitas Harvard, sebuah kampus yang berkelas. Saya berdecak kagum karena sebenarnya tokoh-tokoh dunia meyakini bahwa hukum Islam mengenai keadilan sungguh nyata. Bacalah kutipan ayat 135 Surah An-Nisa berikut, “Hai orang-orang beriman, jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, baik itu terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya atau miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikan)nya.”
Subhanallah… Itu baru satu, belum lagi kalimat Bismillahirrahmanirrahiim yang terpahat di pintu gerbang katedral Palermo di Sisilia (Italia). Apakah sekedar tulisan yang menunjukkan bahwa Islam pernah berjaya di daerah tersebut atau memang nilai-nilai luhur tentang keadilan, kasih dan sayang dalam Islam mereka akui. Bahkan Presiden ketiga Amerika Serikat Thomas Jefferson membaca Al-qur’an….
Buku ini juga mengulas fakta bahwa Colombus bukanlah orang pertama yang mendarat di benua Amerika namun ada fakta lain yang mengejutkan bagaimana penduduk yang lebih dahulu datang dan tinggal di sana tergusur. Pertanyaannya bukan bagaimana cara Islam masuk ke Amerika, tetapi mengapa Islam terusir dari Amerika?
Plot puncak buku Bulan Terbelah di Langit Amerika ini ada pada bagian Penganugerahan CNN TV Heroes, di mana Phillipus Brown menjadi salah satu penerima penghargaan itu. Di sini para pembaca pasti terkuras emosinya dan menemukan benang merah yang menghubungan Michael Jones, Azima Hussein, dan Phillipus Brown sendiri.
Peristiwa 9/11 merupakan musibah besar bagi Islam, karena benar seperti kata salah satu tokoh dalam buku ini, para teroris itu menteror Islam, mereka beragama Islam dan memakai pakaian muslim, namun tindakan mereka bukan cerminan dari amar ma’ruf nahi mungkar. Harapan saya terbukalah mata dunia bahwa Islam tidak sama dengan teroris, dan malam penganugerahan CNN TV Heroes menjawab pertanyaan “ WOULD THE WORLD BE BETTER WITHOUT ISLAM”. Ya, apakah dunia akan menjadi lebih baik tanpa Islam. Lalu pertanyaan saya pribadi kepada diri saya sendiri, apa yang sudah dan akan saya lakukan untuk menjadi agen muslim yang baik, seperti yang sudah dicontohkan oleh Hanum, Rangga, Fatma Pasha, Ayse, dan Azima Hussein?
“Saat itu, 1.400 tahun yang lalu, sebagai salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW, atas ijin Allah, tangan Beliau mampu membelah bulan, akan tetapi orang-orang tetap berpaling, karena yang demikian itu hanya sebagai bahan olok-olokan bagi mereka. Sehingga samakah orang yang buta dan yang dapat melihat? Dapatkah kita membuat orang yang tuli mendengar? Sesungguhnya hidayah Allah datang kepada siapa yang Dia kehendaki.”
Twitter @ummu_fathir |
|
|
[Semua Resensi Buku Ini] |
|