Bulan Terbelah Di Langit Amerika
4.21 avg rating - 1960 Goodreads ratings
Rp 75.000
Hemat Rp 3.750
Rp 71.250
Judul
Bulan Terbelah Di Langit Amerika
No. ISBN
9786020305455
Penerbit
Tanggal terbit
Juni - 2014
Jumlah Halaman
352
Berat
500 gr
Jenis Cover
Soft Cover
Dimensi(L x P)
-
Kategori
Spiritualitas
Bonus
-
Text Bahasa
Indonesia ·
Stok Tidak Tersedia
DESCRIPTION
Amerika dan Islam. Sejak 11 September 2001, hubungan keduanya berubah.
Semua orang berbondong-bondong membenturkan mereka. Mengakibatkan banyak korban berjatuhan; saling curiga, saling tuding, dan menyudutkan banyak pihak.
Ini adalah kisah perjalanan spiritual di balik malapetaka yang mengguncang kemanusiaan. Kisah yang diminta rembulan kepada Tuhan. Kisah yang disaksikan bulan dan dia menginginkan Tuhan membelah dirinya sekali lagi sebagai keajaiban.
Namun, bulan punya pendirian. Ini untuk terakhir kalinya. Selanjutnya, jika dia bersujud kepada Tuhan agar dibelah lagi, itu bukan untuk keajaiban, melainkan agar dirinya berhenti menyaksikan pertikaian antarmanusia di dunia.
Apa? Wajah Nabi Muhammad junjunganku terpahat di atas gedung ini? Apa-apaan ini! Penghinaan besar! seruku pada Julia. Mataku hampir berair menatap patung di dinding Supreme Court atau Mahkamah Agung Amerika Serikat, tempat para pengadil dan terhukum di titik puncak negeri ini.
Jangan emosi. Tak bisakah kau berpikir lebih jauh, Hanum? Bahwa negeri ini telah dengan sadar mengakui Muhammad sebagai patron keadilannya. Bahwa Islam dan Amerika memiliki tautan sejarah panjang tentang arti perjuangan hidup dan keadilan bagi sesama.
Akulah buktinya, Hanum.
Kisah petualangan Hanum dan Rangga dalam 99 Cahaya di Langit Eropa berlanjut hingga Amerika. Kini mereka diberi dua misi berbeda. Namun, Tuhan menggariskan mereka untuk menceritakan kisah yang dimohonkan rembulan. Lebih daripada sekadar misi. Tugas mereka kali ini akan menyatukan belahan bulan yang terpisah. Tugas yang menyerukan bahwa tanpa Islam, dunia akan haus kedamaian.
REVIEW Bulan Terbelah Di Langit Amerika
Rating |
Jadilah sepasang suami istri ini memulai petualangannya ke Amerika. Namun ternyata tak semudah yang dibayangkan mengejar tenggat wawancara dan bertemu dengan para nara sumber. Michael Jones adalah nara sumber pertama yang berhasil ditemui Hanum saat peringatan 8 tahun tragedi runtuhnya World Trade Center. Istrinya yang bekerja di gedung itu merupakan salah satu korban dan membuat Jones sangat membenci Islam. Ada pula Azima yang harus kehilangan suaminya Ibrahim Hussein yang juga meninggal dalam reruntuhan menara raksasa itu. Azima yang seorang muallaf harus menelan banyak pil pahit, kehilangan suami dan harus membesarkan anak yang baru beberapa minggu lahir. Ia terlahir dari seorang pendeta utama di Washington DC dan ibunya terserang alzhemeir akut, hal yang dapat diingatnya hanya tudingan bahwa bergantinya keyakinan Azima disebabkan oleh pernikahannya dengan Ibrahim. Bagaimana Azima dapat mempertahankan aqidah barunya di mana orang-orang Amerika dan masyarakat dunia lainnya menilai bahwa Islam adalah teroris, bagaimana mempertahankan keimanan tanpa menyakiti perasaan orang tua? (Baca QS Luqman : 13-15 )
Petualangan Hanum dan Rangga dalam Bulan Terbelah di Langit Amerika mengingatkan saya pada perpisahan Adam dan Hawa saat ‘dikeluarkan’ dari Surga oleh Allah lalu mendarat di bumi yang berbeda. Hanum yang menurut saya seorang wanita mandiri dan cukup keras kepala ngotot meliput sendiri peringatan 11 September di Ground Zero sekaligus mencari nara sumber berbeda yang direkomendasikan oleh boss nya di Heute ist Wunderbar. Ia berhasil mewawancarai Jones sesaat sebelum terjadi huru hara pada aksi demo menolak pembangunan masjid di sisi Gound Zero. Sementara Rangga mengejar batas waktu registrasi untuk presentasi makalahnya di DC.
Dan perpisahan memang benar-benar terjadi. Namun janji Allah selalu benar, bahwa masalah selalu datang satu paket dengan solusi dan hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya. Hanum benar-benar bertemu dengan para nara sumber yang telah dipersiapkan oleh bossnya di Heute ist Wunderbar. Dan yang lebih mencengangkan, apakah memang ada yang namanya kebetulan ya, ada 1 moment yang menghubungkan mereka dengan Phillipus Brown.
Ada banyak pertanyaan yang muncul di benak saat membaca buku ini, yang mana sih bagian kisah nyata dan yang mana yang dibumbui dengan intrik fiski khas novel-novel lain. Bagi saya benar-benar nyata semuanya, seperti fakta tertulisnya satu firman Allah di depan pintu gerbang fakultas Hukum Universitas Harvard, sebuah kampus yang berkelas. Saya berdecak kagum karena sebenarnya tokoh-tokoh dunia meyakini bahwa hukum Islam mengenai keadilan sungguh nyata. Bacalah kutipan ayat 135 Surah An-Nisa berikut, “Hai orang-orang beriman, jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, baik itu terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya atau miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikan)nya.”
Subhanallah… Itu baru satu, belum lagi kalimat Bismillahirrahmanirrahiim yang terpahat di pintu gerbang katedral Palermo di Sisilia (Italia). Apakah sekedar tulisan yang menunjukkan bahwa Islam pernah berjaya di daerah tersebut atau memang nilai-nilai luhur tentang keadilan, kasih dan sayang dalam Islam mereka akui. Bahkan Presiden ketiga Amerika Serikat Thomas Jefferson membaca Al-qur’an….
Buku ini juga mengulas fakta bahwa Colombus bukanlah orang pertama yang mendarat di benua Amerika namun ada fakta lain yang mengejutkan bagaimana penduduk yang lebih dahulu datang dan tinggal di sana tergusur. Pertanyaannya bukan bagaimana cara Islam masuk ke Amerika, tetapi mengapa Islam terusir dari Amerika?
Plot puncak buku Bulan Terbelah di Langit Amerika ini ada pada bagian Penganugerahan CNN TV Heroes, di mana Phillipus Brown menjadi salah satu penerima penghargaan itu. Di sini para pembaca pasti terkuras emosinya dan menemukan benang merah yang menghubungan Michael Jones, Azima Hussein, dan Phillipus Brown sendiri.
Peristiwa 9/11 merupakan musibah besar bagi Islam, karena benar seperti kata salah satu tokoh dalam buku ini, para teroris itu menteror Islam, mereka beragama Islam dan memakai pakaian muslim, namun tindakan mereka bukan cerminan dari amar ma’ruf nahi mungkar. Harapan saya terbukalah mata dunia bahwa Islam tidak sama dengan teroris, dan malam penganugerahan CNN TV Heroes menjawab pertanyaan “ WOULD THE WORLD BE BETTER WITHOUT ISLAM”. Ya, apakah dunia akan menjadi lebih baik tanpa Islam. Lalu pertanyaan saya pribadi kepada diri saya sendiri, apa yang sudah dan akan saya lakukan untuk menjadi agen muslim yang baik, seperti yang sudah dicontohkan oleh Hanum, Rangga, Fatma Pasha, Ayse, dan Azima Hussein?
“Saat itu, 1.400 tahun yang lalu, sebagai salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW, atas ijin Allah, tangan Beliau mampu membelah bulan, akan tetapi orang-orang tetap berpaling, karena yang demikian itu hanya sebagai bahan olok-olokan bagi mereka. Sehingga samakah orang yang buta dan yang dapat melihat? Dapatkah kita membuat orang yang tuli mendengar? Sesungguhnya hidayah Allah datang kepada siapa yang Dia kehendaki.”
Twitter @ummu_fathir
Goodreads Review Bulan Terbelah Di Langit Amerika
WHY CHOOSE US?
TERLENGKAP + DISCOUNTS
Nikmati koleksi Buku Spiritualitas terlengkap ditambah discount spesial.
Nikmati koleksi Buku Spiritualitas terlengkap ditambah discount spesial.
FAST SHIPPING
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
BERKUALITAS DAN TERPERCAYA
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
LOWEST PRICE
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya