Berita Terbaru | |
Semua Kategori » Promo » Promo Journey To Hell dan The White Castle |
Promo Journey To Hell dan The White Castle |
|||||||||||||
Promo - Rabu, 02 Mei 2007 09:33:02 | |||||||||||||
Kedua buku di bawah ini sedang promo di BukuKita.com dengan diskon 20% sepanjang bulan Mei 2007. Journey To Hell mengisahkan memoar duka mantan penghuni Guantanamo. Ketika peristiwa 11/9 meletus, Mourad berada beberapa mil dari perbatasan Afghanistan. Bersamaan dengan bom-bom yang digelontorkan tentara Amerika serta pergerakan tentara Aliansi Utara (Northern Alliance) menyerang Taliban, ia turut melarikan diri menuju kawasan pegunungan Hindu Kush. “Aku tak pernah melakukan kejahatan,” ujarnya meyakinkan diri. “Aku tak pernah membawa senjata dan tak memerangi siapa pun.” Setelah berhasil keluar dari Afghanistan, di sebuah masjid di Pakistan, Mourad ditangkap angkatan bersenjata Pakistan, kemudian diserahkan kepada tentara Amerika. Mulanya ditawan di Kandahar, lalu dijebloskan ke penjara Guantanamo tanpa proses pengadilan. Tak pelak, ia pun dihadapkan pada interogasi tiada henti, juga siksaan fisik dan tekanan batin yang tak terperi: diikat dengan rantai besi, ditelanjangi, dilecehkan, dihina, diludahi, dibentak, atau dipukuli para tentara semaunya. Di penjara Guantanamo, para interogator seperti hidup dalam atmosfer frustrasi: telah tertanam di benak mereka bahwa semua informasi yang keluar dari mulut tawanan derajat kebenarannya berada di titik nol persen. Bisa dibayangkan betapa mengerikan jika mereka berusaha melampiaskan rasa frustrasi itu kepada tawanan. Mereka memang tak punya banyak cara untuk menenangkan diri. Dan, tawananlah satu-satunya hiburan paling menyenangkan. “Ketika membaca kisah ini, masyarakat bisa memutuskan penilaian mereka atas penjara Guantanamo—bagaimana sistemnya bekerja, realitas proteksi yang diberikan kepada Amerika, dan cara-cara mengorek kebenaran dari para tawanan....” —Mourad Benchellali Mourad Benchellali tinggal di Venissieux, kawasan tepi kota Lyon, Prancis. Pemuda keturunan Aljazair ini bukanlah seorang Islamis fanatik. Saat terjadi peristiwa 11/9—bersamaan dengan kunjungan liburannya ke Afghanistan—ia ditangkap dan dituduh terlibat terorisme Al-Qaeda. Penjara Guantanamo pun jadi tempat mukimnya selama 46 bulan. Uniknya, di Guantanamo-lah Mourad pertama kali serius mengaji al-Quran. Sebelum itu, juga saat ini, tak pernah terpikir di benaknya sikap anti-Amerika. The White Castle berkisah tentang kehidupan seorang asal Venesia yang konon menjalani kehidupan sebagai seorang budak di Istanbul, Turki, pada sekitar abad ke-17. Karena pengetahuannya yang luas, tuannya yang segala-galanya sangat mirip dengannya berusaha dengan segala cara menggali semua pengetahuan dan sekaligus menguras semua pengalaman hidup si budak. Tuan dan budak harus mengarang banyak cerita ajaib dan menafsirkan mimpi sultan yang mereka abdi, termasuk merancang sebuah senjata pamungkas yang hebat. Ketika senjata aneh yang dianggap pembawa sial itu gagal menaklukkan Istana Putih, kehidupan mereka pun terancam, terutama si budak kafir itu. Pertukaran jati diri di antara keduanya, yang terjadi di sepanjang kisah, diungkapkan dengan cara yang unik dan membuat pembaca bertanya-tanya apakah menjalani kehidupan orang lain memang bisa membuat kita bahagia. |
|||||||||||||
|
|||||||||||||