Berita Terbaru | |
Semua Kategori » Buku » Ketika Dunia Meledak, 27 Agustus 1883 |
Ketika Dunia Meledak, 27 Agustus 1883 |
|
Buku - Selasa, 24 Okt 2006 23:42:53 | |
Apa hubungan letusan Krakatau tahun 1883 dengan:
KRAKATAU - Ketika Dunia Meledak, 27 Agustus 1883 oleh Simon Winchester menunjukkan bahwa letusan Krakatau 1883 bukanlah bencana alam biasa, melainkan sebuah fenomena yang memicu perubahan sosial, politis, ekonomis, teknologis mahabesar. KRAKATAU adalah hasil penelusuran yang njlimet, yang bercabang-cabang ke segala arah secara sangat mencengangkan, yang begitu bervariasi, tetapi disajikan dengan bahasa dan penalaran yang sangat gamblang, sehingga bahkan suasana kehidupan di akhir abad ke-19 seakan baru terjadi kemarin sore. Beberapa komentar mengenai isi buku ini: "Winchester mempersembahkan sebuah cerita yang sangat terperinci—dan mengerikan." —Chicago Tribune "Buku ini menyajikan renik-pernik yang begitu memukau, melewati setiap disiplin yang mungkin bisa dilewati. Pemahaman Winchester mengenai letusan gunung itu memaksa pembaca mengubah diri menjadi pemirsa yang melihat satu masalah dengan segala macam kacamata yang ada." —Simon Barnes, The Times "Ini adalah buku cerita, analisis historis, dan penjelasan ilmiah yang meluncur mulus, dengan perasaan yang kuat tetapi halus, dan dengan greget serta gairah yang sangat terukur. Winchester tak mampu menahan gairah yang meluap-luap tiap kali melihat renik-pernik apa pun yang ada di muka bumi ini (misalnya tentang barograf buah karya tangan yang berteknologi dan berseni tinggi, dan gambaran dalam benaknya tentang tiang-tiang telegraf yang berderap ke barat secara tak terhentikan)—buku ini sama sekali tidak pernah mengendur dalam memukau pikiran dan perasaan pembaca." —Michael Glover, Financial Times "Dalam Krakatau , Winchester tidak hanya menemukan sebuah subjek yang kaya, tetapi juga kolaborator yang piawai. Winchester adalah penulis yang luar biasa anggun. Dia mungkin perancang transisi-transisi mulus yang paling besar di dunia, dan ia sering melantur dengan gaya yang begitu nalar dan anggun." —Lev Grossman, Time |
|