Sebuah Kitab yang Tak Suci

Baru setelah beberapa saat, saya memahami bahwa saya sedang menyaksikan suatu metamorfosa dari seorang penulis. Gaya realis Puthut EA yang saya kenal dari cerita pendek Nasi Goreng Koh Su dan Sambal Keluarga, ia temukan setelah berkelana dalam hutan surealis di Kematian Seorang Istri dengan mayat yang tak bisa membusuk; di Mencari Tangisan Pertama dengan seorang laki-laki dewasa yang masuk ke dalam rahim sintesis; atau di Rahim Itu Berisi Cahaya dengan seorang perempuan yang hamil bukan bayi melainkan seberkas cahaya. Belum lagi metafora-metafora yang tumpah-ruah dalam cerita-cerita yang ia karang di awal karir penulisannya ini, terasa begitu rumit, gelap, sulit dibayangkan apalagi dimasuki, dan dengan demikian menjadi sangat kontras dengan cerita-ceritanya yang bergaya realis.

(Metatamorfosa Seorang Penulis-Bernard Batubara)

Kedua belas cerita pendek Puthut EA tidak lahir dari jarak dan keterasingan penulis terhadap realitas yang bergerak di luar dirinya, tapi justru dialektika dari sejumlah pengalaman empiris. Absurditas dalam karya-karya Puthut dapat dikategorikan dalam kesimpulan Gabriel Brunet pada kata pengantar Ubu Roi (1961), ketika merumuskan pemikiran Alfred Jarry, tokoh teater absurd Prancis.Setiap orang berusaha menunjukkan kebenciannya terhadap kezaliman dan keabsurdan alam semesta dengan menjadikan kehidupannya sendiri sebagai sebuah puisi tentang ketidakpastian dan keabsurdan.

Linda Christanty