Membangun Budaya Sekolah

Penetapan pendidikan karakter tidak bisa sebatas pencanangan jenis nilai karakter, tetapi juga membutuhkan perencanaan yang matang, pelibatan semua pihak (bahkan masyarakat di luar sekolah) untuk bersama-sama mengarahkan siswa menemukan kepribadiannya tanpa harus kehilangan rasa keterlibatan sosialnya. Membiarkan siswa mengembangkan karakternya sama dengan membiarkan masa depan tanpa kejelasan. Sebaliknya, memperjelas masa depan dengan membuat kerangka yang kaku akan membuat masa depan terlau dipaksakan.

Buku ini, mengajak pembaca untuk memulai perubahan budaya sekolah setahap demi setahap dari mulai visi (mitos, keyakinan, dan asumsi) sampai ke tingkat operasional. Hal lain yang ditekankan adalah bahwa penanggung jawab pendidikan karakter adalah semua pihak. Tidak hanya itu, pembentukan karakter juga merupakan perjuangan sepanjang hayat bagi semua orang. Peserta pendidikan karakter pada dasarnya adalah semua pihak: murid, guru, staf, dan kepala sekolah, bahkan juga masyarakat.

Semua mengajarkan semua adalah prinsip pendidikan karakter integral. Tanpa kesadaran bahwa pendidikan karakter juga akan mengenai pihak selain siswa, pendidikan karakter akan gagal. Penciptaan budaya sekolah untuk pendidikan karakter mengisyaratkan bahwa budaya yang diciptakan itu pada akhirnya akan menjadi kewajiban bagi pihak selain siswa, yakni guru dan koleganya yang lain. Budaya did alam institusi pendidikan ini kemudian akan terus meluas menjadi budaya bagi komunitas, masyarakat, dan pada gilirannya akan menjadi budaya bagi negeri ini.