Tuhan Maha Asyik (Non Ttd)
4.1 avg rating - 849 Goodreads ratings
Rp 59.000
Hemat Rp 2.950
Rp 56.050
Judul
Tuhan Maha Asyik (Non Ttd)
Penulis
No. ISBN
9786027926295
Penerbit
Tanggal terbit
Desember - 2016
Jumlah Halaman
245
Berat
400 gr
Jenis Cover
Soft Cover
Dimensi(L x P)
-
Kategori
Inspirasional
Bonus
-
Text Bahasa
Indonesia ·
Stok Tidak Tersedia
DESCRIPTION
Melalui kisah-kisah yang dikemas dalam dialog polos ala dunia bocah, Sujiwo Tejo dan Buya MN. Kamba coba mengajak kita 'bermain-main' untuk memperkenalkan ke-Maha Asyik-an Tuhan.
Tuhan sangat asyik ketika Dia tidak kita kurung paksa dalam penamaan-penamaan dan pemaknaan-pemaknaan. Dia tak terdefinisikan. Dia tak terkmaknakan. Dia ada sebelum definisi dan makna ada. Tuhan itu anti mainstream. Tuhan itu Maha Asyik ketika kita mentadabburi-Nya, bukan melogikakan-Nya.
Dengan mencampakkan kesombongan dan taklid pada kerendahan hati, buku ini mengingatkan pada kita: bahwa ke manapun kau memandang, di situlah wajah Tuhan.
ENDORSEMENT:
"Asyik itu yang mengasyiki, Masyuk itu yang diasyiki. Jadi buku ini menyeret kita untuk mentawafi pengalaman Tuhan yang mengasyiki hamba-hamba-Nya. Kita menyangka kita juga mengasyiki-Nya, padahal aslinya yang asyik maupun yang masyuk adala Ia sendiri."
Emha Ainun Nadjib, Budayawan
"Sebagai bangsa berketuhanan Yang Maha Esa, saat berniat melakukan reformasi atau islah, ternyata kita melupakan yang paling--atau minimal termasuk yang paling--pokok. Yaitu mereformasi pandangan kita tentang Tuhan. Ketika kepentingan duniawi menguasai dan menyibukkan kita, berangsur-angsur Tuhan pun 'tersisih' dari perhatian kita. Kita merasa cukup sudah bertuhan hanya dengan doktrin yang kita dengar dari mulut ke mulut atau teks yang kita baca. Berpikir--seperti yang sering dianjurkanNya--jarang kita lakukan sebagai upaya lebih mengenal-Nya. Banyak orang bertuhan tanpa mengenal Tuhan dan tanpa berusaha mengenal-Nya. Bahkan belakangan karena presepsi dan tingkah-laku mereka ini, Tuhan pun terkesankan 'Maha Menyusahkan' atau 'Maha Pemarah' dan agama-Nya terkesankan sulit dan berat. Boleh jadi gerah dan khawatir dengan kondisi keberagamaan yang semakin tidak akrab dengan kerahiman-Nya dan kerahmatan agama-Nya ini, 2 (dua) orang 'sufi' dari latar belakang yang berbeda dengan perenungan masing-masing yang intens, mencoba memperkenalkan Tuhan sesuai firman yang mereka pahami dan bukti-buktinya dalam kehidupan yang mereka alami. Tuhan Yang Maha Asyik."
K.H. Ahmad Mustofa Bisri, pengasuh Pondok Pesanten Raudhatut Thalibin, Rembang
"Lewat kisah-kisah singkat dan berbagai analogi yang mengena, Sujiwo Tejo mengajak kita meluaskan hati dan pemikiran untuk menampung ide tentang ketuhanan dan keagamaan yang lebih lapang, dan tentunya yang lebih asyik."
Dee Lestari, penulis dan penyanyi
"Buku Tuhan Maha Asyik menantang klaim kebenaran mutlak satu-satunya yang acapkali tanpa sadar atau secara sadar kita propagandakan mengenai keyakinan atas agama yang kita anut. Klaim kebenaran mutlak satu-satunya ini acapkali keluar bukan dari kedalaman batin kita, tempat cahaya kebajikan Tuhan bersemayam, tetapi karena ego kita semata yang mengaburkan hakikat keberadaan Tuhan, bahkan mengeliminir kekuasaan Tuhan ke dalam kekuasaan kita sendiri yang absurd. Kepercayaan akan Tuhan meniscayakan ketulus-ikhlasan kita menerima ada dan tiada-Nya, terlebih lagi bagaimana kehadiran Tuhan terinternalisasi dalam setiap gerak langkah kita yang mewujud dalam perilaku kita sehari-hari yang sepatutnya dipenuhi cahaya kebajikan Tuhan, bukan semata kenampakan kita dalam ritual, ibadah, atau cara kita berpakaian yang sekarang ini terkesan menjadi ukuran kesalehan atau iman seseorang. Membaca buku ini mengingatkan saya sebagai salah seorang pemimpin lembaga agama, pertama, untuk tidak sekali-sekali menuhankan agama. Bagaimanapun dalam hakikatnya yang tertinggi, Tuhan itu impersonal, Tunggal, Eka, Tauhid. Manusialah yang gagal memaknai nama Tuhan sebagai Tuhan itu sendiri. Kedua, penulis dengan sangat apik memberi sindiran dan bahan perenungan pada kita supaya kita tidak menjadi sok pintar mampu mengartikan Tuhan. Kita setetes air di dalam luasnya samudera."
Uung Sendana, Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia
"Tuhan Maha Asyik karya Sujiwo Tejo dan Dr. MN. Kamba membawa kita pada pengenalan kepada Tuhan secara menyeluruh [holistik], yang sejatinya membutuhkan pengkajian dan pemahaman mendalam. Buku ini menyajikannya secara renyah dan mudah dimengerti karena penyampaiannya menggunakan bahasa sehari-hari. Bukan bahasa langit."
Sri Hartini, Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
"Ternyata membaca Tuhan Maha Asyik memang asyik. Siapapun dan apa pun latar belakang paham keagamaannya, selama masih punya hati, akan mendapatkan pencerahan dalam pemahaman keagamaan dan akan memandang bahwa keberagaman dalam beragama adalah suatu keniscayaan yang sebetulnya mampu menciptakan keindahan dan harmoni dalam kehidupan."
Engkus Ruswana, Ketua Umum Organisasi Penghayat Budi Daya
"Membaca buku ini seperti mengikuti ajakan kitab Amsal (Bab 1 ayat 20), bahwa: Di setiap jalan, di setiap hari, hikmat berseru-seru. Dan kepada yang mau mendengar lantas meninjau hikmat tersebut, akan dijauhkan dari kebodohan dan kebebalan. Malah, dengannya kita akan diberi celah bertemu dengan jejak Sang Ilahi, sekalipun jejak-Nya tetap berliku. Namun karena itulah, ia asyik adanya."
Pdt. Dr. Martin Lukito Sinaga, dosen di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta dan dosen tamu di STF Driyarkara
Tuhan sangat asyik ketika Dia tidak kita kurung paksa dalam penamaan-penamaan dan pemaknaan-pemaknaan. Dia tak terdefinisikan. Dia tak terkmaknakan. Dia ada sebelum definisi dan makna ada. Tuhan itu anti mainstream. Tuhan itu Maha Asyik ketika kita mentadabburi-Nya, bukan melogikakan-Nya.
Dengan mencampakkan kesombongan dan taklid pada kerendahan hati, buku ini mengingatkan pada kita: bahwa ke manapun kau memandang, di situlah wajah Tuhan.
ENDORSEMENT:
"Asyik itu yang mengasyiki, Masyuk itu yang diasyiki. Jadi buku ini menyeret kita untuk mentawafi pengalaman Tuhan yang mengasyiki hamba-hamba-Nya. Kita menyangka kita juga mengasyiki-Nya, padahal aslinya yang asyik maupun yang masyuk adala Ia sendiri."
Emha Ainun Nadjib, Budayawan
"Sebagai bangsa berketuhanan Yang Maha Esa, saat berniat melakukan reformasi atau islah, ternyata kita melupakan yang paling--atau minimal termasuk yang paling--pokok. Yaitu mereformasi pandangan kita tentang Tuhan. Ketika kepentingan duniawi menguasai dan menyibukkan kita, berangsur-angsur Tuhan pun 'tersisih' dari perhatian kita. Kita merasa cukup sudah bertuhan hanya dengan doktrin yang kita dengar dari mulut ke mulut atau teks yang kita baca. Berpikir--seperti yang sering dianjurkanNya--jarang kita lakukan sebagai upaya lebih mengenal-Nya. Banyak orang bertuhan tanpa mengenal Tuhan dan tanpa berusaha mengenal-Nya. Bahkan belakangan karena presepsi dan tingkah-laku mereka ini, Tuhan pun terkesankan 'Maha Menyusahkan' atau 'Maha Pemarah' dan agama-Nya terkesankan sulit dan berat. Boleh jadi gerah dan khawatir dengan kondisi keberagamaan yang semakin tidak akrab dengan kerahiman-Nya dan kerahmatan agama-Nya ini, 2 (dua) orang 'sufi' dari latar belakang yang berbeda dengan perenungan masing-masing yang intens, mencoba memperkenalkan Tuhan sesuai firman yang mereka pahami dan bukti-buktinya dalam kehidupan yang mereka alami. Tuhan Yang Maha Asyik."
K.H. Ahmad Mustofa Bisri, pengasuh Pondok Pesanten Raudhatut Thalibin, Rembang
"Lewat kisah-kisah singkat dan berbagai analogi yang mengena, Sujiwo Tejo mengajak kita meluaskan hati dan pemikiran untuk menampung ide tentang ketuhanan dan keagamaan yang lebih lapang, dan tentunya yang lebih asyik."
Dee Lestari, penulis dan penyanyi
"Buku Tuhan Maha Asyik menantang klaim kebenaran mutlak satu-satunya yang acapkali tanpa sadar atau secara sadar kita propagandakan mengenai keyakinan atas agama yang kita anut. Klaim kebenaran mutlak satu-satunya ini acapkali keluar bukan dari kedalaman batin kita, tempat cahaya kebajikan Tuhan bersemayam, tetapi karena ego kita semata yang mengaburkan hakikat keberadaan Tuhan, bahkan mengeliminir kekuasaan Tuhan ke dalam kekuasaan kita sendiri yang absurd. Kepercayaan akan Tuhan meniscayakan ketulus-ikhlasan kita menerima ada dan tiada-Nya, terlebih lagi bagaimana kehadiran Tuhan terinternalisasi dalam setiap gerak langkah kita yang mewujud dalam perilaku kita sehari-hari yang sepatutnya dipenuhi cahaya kebajikan Tuhan, bukan semata kenampakan kita dalam ritual, ibadah, atau cara kita berpakaian yang sekarang ini terkesan menjadi ukuran kesalehan atau iman seseorang. Membaca buku ini mengingatkan saya sebagai salah seorang pemimpin lembaga agama, pertama, untuk tidak sekali-sekali menuhankan agama. Bagaimanapun dalam hakikatnya yang tertinggi, Tuhan itu impersonal, Tunggal, Eka, Tauhid. Manusialah yang gagal memaknai nama Tuhan sebagai Tuhan itu sendiri. Kedua, penulis dengan sangat apik memberi sindiran dan bahan perenungan pada kita supaya kita tidak menjadi sok pintar mampu mengartikan Tuhan. Kita setetes air di dalam luasnya samudera."
Uung Sendana, Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia
"Tuhan Maha Asyik karya Sujiwo Tejo dan Dr. MN. Kamba membawa kita pada pengenalan kepada Tuhan secara menyeluruh [holistik], yang sejatinya membutuhkan pengkajian dan pemahaman mendalam. Buku ini menyajikannya secara renyah dan mudah dimengerti karena penyampaiannya menggunakan bahasa sehari-hari. Bukan bahasa langit."
Sri Hartini, Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
"Ternyata membaca Tuhan Maha Asyik memang asyik. Siapapun dan apa pun latar belakang paham keagamaannya, selama masih punya hati, akan mendapatkan pencerahan dalam pemahaman keagamaan dan akan memandang bahwa keberagaman dalam beragama adalah suatu keniscayaan yang sebetulnya mampu menciptakan keindahan dan harmoni dalam kehidupan."
Engkus Ruswana, Ketua Umum Organisasi Penghayat Budi Daya
"Membaca buku ini seperti mengikuti ajakan kitab Amsal (Bab 1 ayat 20), bahwa: Di setiap jalan, di setiap hari, hikmat berseru-seru. Dan kepada yang mau mendengar lantas meninjau hikmat tersebut, akan dijauhkan dari kebodohan dan kebebalan. Malah, dengannya kita akan diberi celah bertemu dengan jejak Sang Ilahi, sekalipun jejak-Nya tetap berliku. Namun karena itulah, ia asyik adanya."
Pdt. Dr. Martin Lukito Sinaga, dosen di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta dan dosen tamu di STF Driyarkara
Goodreads Review Tuhan Maha Asyik (Non Ttd)
WHY CHOOSE US?
TERLENGKAP + DISCOUNTS
Nikmati koleksi Buku Inspirasional terlengkap ditambah discount spesial.
Nikmati koleksi Buku Inspirasional terlengkap ditambah discount spesial.
FAST SHIPPING
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
BERKUALITAS DAN TERPERCAYA
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
LOWEST PRICE
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya