DO Drop Out
DESCRIPTION
Jemi, si mahasiswa abadi, dari kecil nggak pernah punya cita-cita. Waktu masih SD, temen-temennya ada yang pengen jadi guru, pengusaha, malahan ada yang pengen jadi tabib. Jemi nggak pengen jadi apa-apa.
Kamu harus punya cita-cita, Jemi, kata gurunya. Semua temen-temenmu punya cita-cita. Agnes ingin jadi guru, dan Susi ingin jadi pengusaha seperti bapaknya. Kamu ingin jadi apa?
Baiklah kalo memang harus punya cita-cita. Saya pengen jadi suaminya Susi!
Kamu nggak boleh bercita-cita jadi cowok matre, Jemi! Pikirkan lagi!
Itu kali pertama dan kali terakhir Jemi mikirin cita-cita. Sampe dewasa, dia tetep lebih suka membiarkan hidupnya mengalir kayak banjirnyusahin banyak orang. Dia ikuti kemana saja angin meniupnya. Niatnya kuliah di jurusan Sastra Rusia, malah terdampar di jurusan Akuntansi. Tiap kuliah, kerjaannya cuma menggambar pohon dan pohon. Catatan kuliah jadi pohon, buku jadi sejuk, dia jadi bodoh.
Temen-temen kuliah seangkatannya udah pada lulus semua, bahkan ada yang udah meninggal, Jemi masih setia kuliah sampe tahun ketujuh dan belum juga ada tanda-tanda dia bakal segera lulus. Jemi menganut prinsip: akan terus menuntut ilmu sampe ke liang kubur.
Kampus tidak mengijinkan Jemi kuliah sampe mati. Dia harus lulus tahun ini kalo nggak mau drop out.
Dengan bantuan Leah, bekas seniornya yang udah jadi dosen, dan Doktor M, dosen Statistik yang nyebelin, Jemi berjuang mati-matian menghindari DO.
REVIEW DO Drop Out
Rating |
Jemi, yang secara kebetulan terdampar di jurusan Akuntansi sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung, sekarang masih terus menuntut ilmu di tempat yang sama hingga tahun ketujuh. Tahun ini adalah batas terakhirnya untuk menyelesaikan kuliahnya sebelum mendapat surat DO dari sang rektor. Karna itu, ia mulai berjanji pada dirinya sendiri untuk mengubah semua kebiasaan buruknya dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang mengacu pada belajar. Di awal semester dia membuat jadwal yang harus dilakukan dan yang harus dia hentikan. Namun ternyata janji-janjinya dia langgar sendiri. Saat mengikuti kuliah, bukannya mendengarkan sang dosen, tapi ia malah sibuk mengembangbiakkan pepohonan di buku tulisnya. Alasannya, agar ia tak mengantuk saat di kelas. Saat ia punya niat baik ke perpustakaan, ia sama sekali tak tahu harus memulai dari mana. Tak ada buku yang dia mengerti. Menurutnya, semua bahasa dalam buku-buku itu terlalu sulit untuk dipahami.
Buku ini juga menceritakan kisah percintaan Jemi ke Leah, mantan asisten praktikum Akuntansinya. Dan sekarang telah menjadi dosennya. Terbayang bahwa dialah mahasiswa tertua di kelasnya. Tapi ternyata usaha Jemi demi mendapatkan Leah tidak mudah. Banyak kejadian-kejadian yang membuat Jemi sempat kehilangan kepercayaan Leah. Salah satunya karna dosen Statistikanya, Doktor M- yang ternyata nama aslinya adalah Maman Suparman, yang menurut Jemi, Doktor M lebih pantas menjadi agen rahasia atau profesi lainnya yang mengharuskan ia menyamar dibandingkan dengan profesinya sebagai seorang dosen. Doktor M terkenal tak kenal ampun dalam memberi nilai. Karna itulah, kelas yang diajarnya selalu penuh oleh mahasiswa, karna banyak mahasiswa yang mengulang. Jemi saja sudah enam kali mengikuti kuliahnya. Dan sekarang adalah kesempatan terakhinya sebelum ia kena DO.
Diam-diam sang dosen menyukai Leah, dan ia meminta Jemi untuk membantunya mendapatkan Leah. Dan tentunya, sebagai balasannya, akan ada nilai A untuk mata kuliahnya. Melihat kesempatan langka ini, Jemi langsung menyetujuinya. Walaupun nantinya ia harus rela melihat wanita yang dicintainya bersama orang lain. Tapi memang dasar Jemi yang plin-plan. Saat bersama Leah, ia berpikir tak mau melepaskannya begitu saja demi untuk Doktor M. Saat hendak membatalkan perjanjian, tak sengaja ia melihat sang ayah yang sedang berdemonstrasi menuntut perusahaan yang mem-PHK sejumlah karyawan-termasuk dia- di televisi. Karna tau ayahnya telah di-PHK, ia memutuskan menyelesaikan kuliahnya bagaimanapun caranya. Dan ia tidak jadi membatalkan kesepakatannya dengan Doktor M, malah ia mengatur pertemuan keduanya. Ternyata yang dia lakukan tidak semudah yang dia bayangkan. Leah sangat marah saat tahu Jemi menjualnya ke Doktor M seharga tiga sks Statistika. Dan ini membuat Jemi kehilangan Leah. Namun Jemi akhirnya memutuskan akan berusaha sendiri demi nilai Statistika tanpa bantuan Doktor M. Dan ia berhasil mendapat simpati Leah kembali.
Saat ujian tengah semester, ia sama sekali tidak siap. Semua nilai mata kuliahnya hancur. Tak ada satu soalpun yang bisa ia kerjakan. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk berusaha sekuat tenaga di ujian akhir semester nanti.
Dengan bantuan Leah dan seorang teman mahasiswa kedokteran, Dayat yang siap membantu dia belajar Akuntansi, ia siap untuk menghadapi ujian akhir semester. Tapi belajar tak semudah seperti yang dia bayangkan. Dayat maupun Leah harus menggunakan bahasa sesederhana mungkin agar Jemi dapat memahami pelajarannya. Dan lucunya, seperti untuk mengajarkan ke anak-anak SD, untuk menjelaskan teori-teori ekonomi, mereka menggunakan perumpamaan buah-buahan.
Ujian akhir semester pun tiba. Namun sepertinya kesialan selalu menimpa Jemi. Ada saja yang membuat dia kehilangan kesempatan emasnya. Seperti pada ujian Statistika. Ia telah mempersiapkan kalkulator modern yang ia pinjam dari Dayat. Demi tidak lupa membawanya, ia selalu mengantonginya bahkan sejak tiga hari sebelum ujian. Saat ujian dimulai, beberapa soal dirasa mampu dikerjakannya. Saat ia mengeluakan kalkulatornya, ternyata tukang cuci di tempatnya tak sengaja ikut mencuci kalkulatornya yang menyebabkan kalkulatornya tidak bisa menyala. Tentu saja Jemi stress dengan hal ini. Ia berusaha melakukan perhitungan secara manual. Tapi karna kelemahan matematikanya, akhirnya sampai waktu ujian berakhir, ia hanya mampu mengerjakan satu soal saja. Atau saat ujian Teori Ekonomi, ia sama sekali tidak bisa menjawab soal ujiannya. Yang dilakukannya malah menuliskan surat kepada sang dosen di lembar jawabannya yang meminta kemurahan hati sang dosen untuk meluluskannya. Lain halnya dengan ujian dari Leah. Ia justru mengemukakan teori-teori baru menurut pemikirannya. Lucu sekali cara Jemi menjawab pertanyaan pada ujian-ujiannya.
Akhirnya pengumuman pun tiba. Untuk mata kuliah Leah, Leah memutuskan meluluskan saja Jemi. Saat hendak melihat hasilnya di papan pengumuman, Jemi melihat seorang teman seangkatannya tiba-tiba kambuh asmanya setelah tau dirinya terkena DO. Karna kejadian itu, Jemi tak berani melihat hasil ujiannya sendirian. Dan ia meminta Leah untuk menemaninya.
Bagaimana hasil ujian Jemi selanjutnya? Dapatkah Jemi melanjutkan ke skripsinya ataukah ia akan menerima surat DO dari sang rektor? Akankah ia mengecewakan keluarganya terutama sang ayah yang walau terkena PHK masih setia membiayainya? Untuk tau jawabannya, segera miliki buku ini. Menarik dan sangat menghibur terutama saat kita sedang stress…
WHY CHOOSE US?
Nikmati koleksi Buku Komedi terlengkap ditambah discount spesial.
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya