Sang Mujtahid Islam Nusantara

  • Cover Sang Mujtahid Islam Nusantara
Rp 110.000
Hemat Rp 5.500
Rp 104.500
Judul
Sang Mujtahid Islam Nusantara
Penulis
No. ISBN
978
Penerbit
Tanggal terbit
September - 2016
Jumlah Halaman
608
Berat
500 gr
Jenis Cover
Soft Cover
Dimensi(L x P)
-
Kategori
Biografi
Bonus
-
Text Bahasa
Indonesia ·
Lokasi Stok
Gudang Penerbit
(Pesanan membutuhkan waktu proses 2-4 hari kerja)
icon-help
Stok Tidak Tersedia

DESCRIPTION




Paska rontoknya Khilafah Islam Turki
Usmani dan ketika Nusantara memasuki masa genting kehidupan keberagamaan dan
kebangsaan, seorang bayi lahir ke dunia pada tahun 1914, bernama Abdul Wahid,
putra Hasyim Asyari. Sejak bayi, dia telah menunjukkan mukjizat-mukjizat kecil
yang tidak pernah dimiliki anak pada umumnya. Menginjak usia remaja, jiwanya
seperti terbakar oleh api dahaga akan ilmu pengetahuan. Keputusannya untuk
mengembara, mengaji dari satu guru ke guru lain, belajar dari satu pesantren ke
pesantren lain, tidak bisa dihalang-halangi. Puncaknya, ia merasa harus terus
mengembara ke dunia yang lebih luas, Timur Tengah.



Bagaimana lika-liku Wahid Hasyim
dalam memperjuangkan persatuan Islam, berusaha mempertemukan pemikiran
keagamaan dan kebangsaan dari para ulama-ulama elite saat itu? Bagaimana pula
usaha musuh-musuhnya, baik Belanda, Jepang, maupun orang-orang pribumi,
menghentikan langkah perjuangannya mewujudkan persatuan Indonesia? Satu hal
yang penting lagi, sejarah mencatat, bangkitnya kekuatan militer pribumi
berawal dari kesuksesan taktik Abdul Wahid Hasyim memanfaatkan kecerobohan
bangsa kolonial Nippon (Jepang). Dialah sosok kiai otodidak, kritis, moderat,
pemersatu bangsa, penasihat militer Panglima Besar Jenderal Sudirman, dan
ayah dari KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Novel ini mengisahkannya dengan sangat
detail dan hidup.



 



 



ENDORSEMENT:



 



"Sebuah novel yang sarat akan makna, perjuangan seorang kiai muda yang
mengharu-biru dalam usahanya mempersatukan keragaman kelompok dan
menempatkannya di jalur perjuangan yang tepat, untuk meraih kemerdekaan dan
mengisinya dengan mencerdaskan anak bangsa."



 



KH. Ahmad Musthofa Bisri,
pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Thalibin, Rembang



 



 



Almaghfurlah K.H. Abdul Wahid
Hasyim adalah sosok santri jurnalis, aktifis moderat, kiai toleran, pembaharu
pendidikan Islam, negarawan sejati dan pelobi ulung. Meskipun dikenal  sebagai pemimpin nasional yang berpikiran
maju, beliau tetap memiliki sikap tawadhu (rendah hati) kepada ayahandanya,
Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asyari. Ketika ayahandaya mengajaknya berbicara
dengan bahasa Arab yang fasih, Mbah Wahid Hasyim menimpali dengan bahasa jawa
halus (kromo inggil). Buah pikiran dan cita-citanya selalu sebagai ramuan
peradaban Islam Nusantara dan Indonesia modern.



 



A.        Muhaimin Iskandar, cucu dan pengagum KH. Abdul Wahid Hasyim



 



 



"Tokoh besar selalu saja lahir dari jiwa-jiwa yang haus akan ilmu
pengetahuan. Saya kira tidak berlebihan jika perjalanan hidup KH. Abdul Wahid
sebagai salah satu bukti dari statement itu."



 



D. Zawawi Imran, penyair



 



"Hati yang bersih, pikiran yang jernih, semangat yang gigih adalah
kekuatan besar yang dimiliki manusia. Bila semua itu menyatu dalam diri
seseorang, perubahan besar bisa diraih. Saya kira figur KH. Abdul Wahid dalam
novel ini adalah cerminan dari jiwa yang dibekali ketiganya."



 



Ahmad Tohari, novelis



 



KH. Wahid Hasyim adalah tokoh muda NU yang berpikiran progresif dan
visioner. Gagasannya melampaui zaman, berorientasi ke depan tapi tetap berpijak
pada sejarah, tradisi dan kultur pesantren. Di Pesantren Tebuireng yang salaf,
Kiai Wahid justru mendirikan Madrasah Nizamiah yang kurikulumnya 70 persen
ilmu-ilmu umum. Umur 27 tahun sudah dipercaya menjadi Ketua MIAI -semacam MUI-,
lantas menjadi Panitia Sembilan BPUPKI yang melahirkan Pancasila dan UUD 1945,
dan diangkat menjadi Menteri Agama pertama termuda di usia 32 tahun. Inilah
teladan paling lengkap sosok pemuda Indonesia yang seluruh hidupnya diabdikan
untuk kebesaran bangsa dan negara yang nantinya diteruskan oleh putra
pertamanya, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Aguk Irawan menuliskannya dengan
sangat baik. Bacaan wajib bagi pemuda dan pemudi Indonesia.



Imam Nahrawi, Menteri Pemuda
dan Olahraga RI



 



"Meski usianya tidaklah begitu panjang, namun jejaknya terekam dalam
sejarah emas bangsa Indonesia, dan setiap generasi kapan saja bisa memungutnya."



 



Ahmad Suaedy, koordinator
Abdurrahman Wahid Centre, Universitas Indonesia



 



"Membaca biografi KH. Abdul Wahid yang tersuguh dalam lembar demi
lembar novel ini, seperti menyaksikan seorang pendekar tangguh yang menebas
leher musuh-musuhnya dengan pisau ilmu pengetahuan, hikmah, dan makrifat."



 



Kuswaidi Syafii, pengasuh
Pondok Pesantren Jalaluddin Rumi



 



KH Wahid Hasyim adalah salah seorang tokoh ulama penggerak Islam
Nusantara. Segenap potret hidupnya tercermin dalam irama dan derap langkah umat
Islam Indonesia dalam menghadapi tantangan penjahahan bangsa asing dan
perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia. Potensi umat Islam digali untuk
kepentingan penguatan dan  kejayaan
bangsa ini. Novel ini merupakan satu tafsir jenius dari Mas Aguk Irawan untuk
membaca lebih dekat dan lebih akrab akan potret kehidupan putra pendiri NU dan
ayahanda Gus Dur ini.



Ahmad Baso, sejarawan NU,
penulis buku Islam Nusantara, Agama NU Untuk NKRI, dan serial Pesantren Studies



WHY CHOOSE US?

TERLENGKAP + DISCOUNTS
Nikmati koleksi Buku Biografi terlengkap ditambah discount spesial.
FAST SHIPPING
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
BERKUALITAS DAN TERPERCAYA
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
LOWEST PRICE
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya

Produk digital

Karya Aguk Irawan MN lainnya:

Buku sejenis lainnya