Dari Membela Tuhan ke Membela Manusia

+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating
5 avg rating - 3 Goodreads ratings
  • Cover Dari Membela Tuhan ke Membela Manusia
Rp 69.000
Hemat Rp 3.450
Rp 65.550
Judul
Dari Membela Tuhan ke Membela Manusia
No. ISBN
9786024410674
Penerbit
Tanggal terbit
Juli - 2018
Jumlah Halaman
292
Berat
300 gr
Jenis Cover
Soft Cover
Dimensi(L x P)
-
Kategori
Islam
Bonus
-
Text Bahasa
Indonesia ·
Lokasi Stok
Gudang Penerbit
(Pesanan membutuhkan waktu proses 2-4 hari kerja)
icon-help
Stok Tidak Tersedia

DESCRIPTION


Di era digital seperti sekarang ini, masyarakat mendapat suguhan beragam berita, termasuk berita kekerasan, baik kekerasan wacana maupun kekerasan fisik. Sasaran kekerasan yang mengatasnamakan agama dan Tuhan pun melibatkan orang-orang non-Muslim atau orang-orang Barat dan orang-orang Islam sendiri yang berbeda keyakinan, aliran, pemikiran, pilihan politik, ideologi, atau kewarganegaraan. Mengapa mereka begitu yakin dan merasa absah melakukan kekerasan dengan mengatasnamakan agama dan Tuhan tanpa merasa salah sedikit pun.

Ada yang berpendapat, mereka melegitimasi tindakan kekerasannya itu dengan mengambil contoh peristiwa peperangan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dan umat Islam melawan kaum Yahudi di Madinah, dan melawan orang-orang kafir Makkah pada peristiwa Pembebasan Makkah. Peperangan-peperangan yang sebenarnya bersifat sosiologis dan historis itu dijustifikasi secara teologis sebagai jihd f sablillh dan kelak mereka dijanjikan masuk surga bagi mereka yang mati syahid.

Mereka meyakini dan merasa absah melakukan tindakan kekerasan dengan mengatasnamakan agama dan Tuhan lebih disebabkan oleh cara mereka "menalar Islam" dan "nalar keislaman yang mengideologi". Jika "cara menalar Islam" itu sendiri membantu mereka memahami Islam dengan benar, "nalar keislaman yang mengideologi" membuat mereka meyakininya sebagai satu-satunya cara dalam memahami Islam yang paling benar. Sebab, nalar keislaman yang mengideologi pada esensinya memandang sebuah pemikiran sudah 'jadi', tanpa memperhatikan adanya 'proses menjadi'. Pemikiran yang sudah jadi itu berarti sudah final dan tidak ada lagi sesudahnya.

Sejalan dengan deskripsi dan hipotesis di atas, tulisan ini bermaksud menyingkap alasan mengapa kelompok-kelompok gerakan Islam tertentu merasa yakin dan absah melakukan kekerasan dengan mengatasnamakan agama dan Tuhan.

***

Produktivitas dan kualitas tulisan Aksin Wijaya tidak pernah berhenti mengesankan saya. Pemilihan tema yang penting, pemetaan masalah yang jelas serta analisisnya yang tajam menjadi ciri-khas tulisan-tulisannya. Buku ini menelusuri geneologi konflik keagamaan dengan tipologi yang memudahkan kita memahami problem kekerasan atas nama agama dan Tuhan dalam babakan sejarah Islam yang panjang. Karena itu, buku ini perlu dibaca dan layak diperbincangkan secara luas di pasar raya intelektual Indonesia.
- Mun'im Sirry, Ph.D.
Assistant Professor of Theology, University of Notre Dame, USA

Jika para analis gerakan Islam selalu melihat doktrin jihad sebagai biang keladi munculnya kekerasan yang dilakukan oleh gerakan fundamentalis Islam, Aksin Wijaya justru melihat pada cara mereka menalar Islam dan nalar Islam yang mengideologi. Karya brilian yang mampu menyingkap dimensi tak terkatakan di balik gerakan Islam garis keras.
- Dr. Abdul Mustaqim
Dosen Studi al-Quran, Kaprodi IAT UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Karya yang bernas ini meneguhkan bahwa pemikir agama-agama sejatinya menyerukan kebaikan, cinta kasih, dan kedamaian antara sesama manusia. Karena, esensi ajaran agama adalah nir kekerasan, dan ia hadir untuk melindungi manusia dan kemanusiaan. Karya yang inspiratif dan kaya gagasan ini sejatinya dibaca oleh berbagai kalangan agar dapat memahami betapa agama yang nir kekerasan berbeda dengan pemikiran keagamaan yang terkadang mengabsahkan kekerasan.
- Dr. Muhammad Zain
Kepala Subdit Penelitian Dit. PTKI Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI

Buku karya Aksin Wijaya ini senapas dengan Naqd al-Khitab al-Dini karya Nashr Hamid Abu Zaid dari Mesir, yakni sama-sama melakukan kritik. Bedanya, kritik Nashr Hamid terfokus pada wacana yang berkembang di Mesir, sedangkan kritik Aksin terfokus pada nalar Islam dari tokoh yang menjadi simbol gerakan Islam fundamentalis yang berkembang di Arab Saudi, India-Pakistan, dan Mesir. Selain sebagai counter wacana, buku ini juga bisa menjadi paradigma Islam alternatif terutama di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).
- Dr. Mahrus eL-Mawa
Kasi Publikasi Ilmiah Dit. PTKI Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI

The Use and Abuse of Religion. Kapankah kita dianggap telah menyalahgunakan agama? Buku ini paling tidak memberikan jawaban tentang penyalahgunaan agama dalam bentuk 'agamaisasi kekerasan', yaitu dengan cara membongkar nalar agama pelakunya. Penulis buku ini menemukan empat kata kunci nalar agama para pelaku kekerasan, yaitu metode berpikir dialektis-dikotomis, nalar Islam teosentris, konsep al-hakimiyyah dan jihd f sablillh. Buku ini menambah khazanah tentang kajian radikalisme agama dan kritiknya terhadap metode berpikir para ideologinya.
- Dr. Yusuf Rahman, M.A.
Fakultas Ushuluddin, UIN Jakarta

Buku ini menunjukkan kedalaman dan keluasan wawasan penulisnya. Aksin Wijaya berhasil menelusuri jejak sejarah agamaisasi kekerasan yang semakin merebak sekarang ini dan memotretnya secara kritis. Tawaran kehidupan harmonis di bab akhir buku ini menunjukkan bagaimana penulis buku ini tidak berhenti pada wilayah teoretis saja, tetapi juga menawarkan solusi.
- Dr. Ngainun Naim
Intelektual Muda dan Dosen IAIN Tulungagung

Aksin Wijaya berhasil melacak bagaimana kelompok tertentu menjadikan kekerasan sebagai bagian dari agama, baik pada masa lalu maupun sekarang. Para akademisi, kiai, dosen dan mahasiswa selayaknya mengambil hikmah dari karya intelektual asal Madura ini.
- Dr. Hj. Siti Maryam Yusuf, M.Ag.
Rektor IAIN Ponorogo

Karya Aksin Wijaya ini tidak hanya dilihat sebagai kritik terhadap kelompok tertentu yang terbiasa melakukan kekerasan dengan mengatasnamakan agama dan Tuhan, tetapi juga harus dilihat sebagai sebuah karya canggih tentang bagaimana cara menganalisis secara kritis sebuah pemikiran keislaman dan solusi yang ditawarkannya.
- Dr. Agus Purnomo
Wakil Rektor IAIN Ponorogo

Segala bentuk tindakan dan wacana, lahir dari sistem kesadaran dan konstruksi nalar, tak terkecuali dalam medan (ke)agama(an). Ideologi dari tindakan dan wacana keagamaan bisa didedah bila kita menemukan konstruksi nalar yang dipakai. Aksin Wijaya mengajak kita agar tak terpukau bahkan harus mencurigai wacana-wacana keagamaan yang banyak dijajakan akhir-akhir ini, tetapi dari aspek nalar dan nilai-nilai fundamentalnya jauh dari nalar dan nilai-nilai spirit Islam.
- Dr. Islah Gusmian
Pakar Tafsir Nusantara dan Dosen IAIN Surakarta

Tentang Penulis

Aksin Wijaya, dilahirkan di Sumenep pada 1 Juli 1974. Saat ini berstatus sebagai dosen Jurusan Ushuluddin dan Direktur Pasca-sarjana IAIN Ponorogo. Penulis menyele-saikan pendi dikan dasarnya di SDN Cangkreng, Kec. Lenteng (1987) dan di Pondok Pesantren Khairul Ulum, Cangkreng, Lenteng, Sumenep (1980-1986); MTs. di Pondok Pesantren An-Nuqayah Guluk-Guluk, Sumenep (1989-1992); MAPK (MAN I) Jember (1992-1995); Program Sarjana (S-1) di Universitas Islam Jember (UIJ) Fakultas Hukum (1996-2001); dan di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jember Jurusan Syariah Program Studi Ahwal asy-Syakhsyiah (1997-2001); Program Magister (S-2) di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Program Studi Agama dan Filsafat Kon-sentrasi Filsafat Islam (2002-2004); dan Program Doktor (S-3) juga di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2004-2008).
Menjadi pengajar di program strata satu jurusan Ushuluddin dan Pascasarjana IAIN Ponorogo dan Pascasarjana STAIN Kediri. Pernah menjabat sebagai Kepala P3M di STAIN Ponorogo (2015-2016); dan saat ini menjabat sebagai Direktur Pascasarjana IAIN Ponorogo (2017-sekarang).
Beberapa penghargaan: wisudawan terbaik ke-3 di STAIN Jember (2001); wisudawan terbaik dan tercepat di Program S-2 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2004); penghargaan predikat Cumlaude pada ujian terbuka (promosi) doktor di UIN Sunan Kalijaga; penghargaan sebagai doktor ke-200 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta; juara II Thesis Award (lomba tesis tingkat nasional di kalangan dosen PTAI) se-Indonesia yang diadakan oleh Depag RI tahun 2006, dengan judul Menggugat Autentisitas Wahyu Tuhan: Kritik atas Nalar Tafsir Gender; dan penghargaan sebagai juara II Dosen Teladan Nasional, bi-dang Islamic Studies yang diadakan oleh Kementerian Agama (Ke-menag) RI, Desember 2015.
Beberapa kegiatan ilmiah: mengikuti Program Sandwich Penelitian Disertasi Tafsir di Mesir yang diadakan oleh Depag, Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan PSQ Jakarta (Maret-Juli 2007); mengikuti kursus bahasa Arab di lembaga Lisan al-Arabi di Mesir (Maret-Juli 2007); mengikuti pelatihan Filologi (Studi Naskah Keagamaan) pada Puslitbang Lektur Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat, Depag RI di Jakarta (2007); mengikuti Program Post-Doktoral yang diadakan oleh Depag RI di Mesir (2010); mengikuti program POSFI oleh Kemenag RI di Maroko (2013); dan mengikuti Program KSL oleh Kemenag RI di Maroko (2014-2015).

Goodreads Review Dari Membela Tuhan ke Membela Manusia

WHY CHOOSE US?

TERLENGKAP + DISCOUNTS
Nikmati koleksi Buku Islam terlengkap ditambah discount spesial.
FAST SHIPPING
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
BERKUALITAS DAN TERPERCAYA
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
LOWEST PRICE
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya

Karya Dr. Aksin Wijaya lainnya:

Buku sejenis lainnya