Kala Rasul Berduka

Rasul adalah seorang manusia langit, yang mendapatkan wahyu dari Allah, sering bertemu dengan para malaikat, bahkan berjumpa dengan Tuhannya di Sidratul Muntaha. Akan tetapi, pada saat yang sama, Rasulullah Muhammad adalah juga seorang manusia yang juga memiliki perasaan; mengalami kesedihan, merasakan kegembiraan, dan pelbagai emosi yang manusiawi.

Buku ini mengangkat fragmen-fragmen kehidupan Rasul ketika beliau mengalami duka. Fragmen duka ini amat penting untuk diketahui dan dipelajari oleh kaum Muslim---mengapa? Sebab, dalam kondisi duka, biasanya sifat-sifat dasar manusia akan tampak jelas dan tidak lagi ditutup-tutupi. Ketika jiwa dalam kondisi tertekan, sifat-sifat asli yang lebih jelas mengemuka. Dengan demikian, kaum Muslim dapat membaca bagaimana Rasul menghadapi situasi-situasi sulit yang membuat beliau berduka. Bagaimana pula beliau menyikapi dan mengambil pelajaran dari situasi tersebut.

Fragmen-fragmen kehidupan Rasullullah ini sekali lagi menampakkan keluhuran dan kemuliaan beliau. Tidak mengherankan apabila Allah memuji beliau sebagai orang yang memiliki akhlak yang agung (khuluq azhim). Dengan membaca ini, semoga kita diberi hidayah untuk mengikuti dan meneladani akhlak mulia beliau

Abdul Wahid Hasan lahir di Sumenep 10 Oktober 1973, di sebuah lingkungan keluarga sederhana yang religius. Riwayat pendidikannya: MI Darul Falah dan SDN Pananggungan (1986), MI Annuqayah (1987), MTs. 1 Annuqayah  (1990), MA 1 Annuqayah (1993),  Sekolah Tinggi Ilmu Keislaman Annuqayah Guluk-guluk (STIKA; sekarang INSTIKA, 1998) dan Universitas Islam Negeri Yogyakarta (2003). Saat ini sedang menyelesaikan disertasi untuk program doktoralnya di UIN Sunan Ampel Surabaya.

Dia telah banyak menerjemahkan buku-buku keislaman seperti Teologi Kemiskinan  karya Dr. Yusuf al-Qaradhawi, Kegelisahan Rasulullah Mendengar Tangis Anak karya Muhyiddin Abdul Hamid, Tahajjud Cinta: Menemui Tuhan di Keheningan Malam karya Muhammad Imran, Permaisuri-Permaisuri Rasululah, karya Khalid Muhammad al-Saodawi, Sejarah Ringkas Nabi Muhammad karya Abdul Aziz al-Syanawi, Menyongsong Cahaya Ilahi  karya al-Haddad, Muhammad Tetap yang Teragung karya Ahmed Deedat, Payung Agung Keluarga Islami karya Dr. Luthfi al-Shabbagh, Pintu Ijtihad Ditutup Lagi? karya Prof. Abdul Karim Khathib,  Mengakrabkan Anak Dengan Tuhan karya Hamdan Rajih,  Merengkuh Cahaya Ilahi,Tanggung Jawab Menegakkan Pilar-Pilar Dakwah Islam karya Hamd Hasan Ragith, Bahagia Setelah Menikah karya Hasan Karzoun, Keluarga Surgawi: Bimibngan Islam Menciptakan Keluarga yang Tentram karya Prof. Muhammad ibn Alawi, Menengok Proses Belajar Mengajar di Sekolah Nabi karya Yusuf Qaradhawi, Keluarga Surgawi Di bawah Cahaya Ilahi karya Ukasyah Abdul Mannan.

Dia juga pernah menulis di berbagai jurnal dan media nasional seperti jurnal al-Millah (pascasarjana UII Yogyakarta), jurnal EDUKASI, jurnal Anil Islam (INSTIKA), harian Kompas, Jawa Pos, Media Indonesia, Koran Tempo, Surya, Republika, Kedaulatan Rakyat  hingga ke situs www.at-tin.org dan majalah MPA di Surabaya.

Buku-buku karyanya yang sudah diterbitkan antara lain: SQ Nabi: Aplikasi Strategi dan Model Kecerdasan Spiritual Rasulullah di Masa Kini (Ircisod, 2006), Salat Sunnah Bersama Nabi (Q-Media, 2008), Studi Islam: Perspektif Insider dan Outsider (Ircisod, 2012), termasuk juga menulis buku untuk anak-anak seperti Kisah Keteladanan (Tera Insani, 2008), dan Kumpulan Doa Sehari-hari (Tera Insani, 2007).

Pernah juga menjadi editor untuk beberapa buku seperti Islam Dinamis, Islam Harmonis karya Prof. Machasin, M.A. (LKiS, yogyakarta, 2011), Tuntun Anakmu di Jalan Allah, karya Hamid Abdul Khaliq (Serambi, Jakarta, 2007), Nasihat-Nasihat Hasan al-Basri (Serambi, Jakarta), dan lain-lain. 

Selain menjadi guru ngaji di Masjid Sabilul Huda, ia juga menjadi dosen tetap di INSTIKA Guluk-guluk Sumenep sejak 2004 hingga sekarang. Pengalaman hidupnya yang berliku-liku menyebabkan ia sangat antusias untuk selalu membakar semangat para mahasiswanya agar terus belajar hingga meraih jenjang pendidikan yang tertinggi. Dari berbagai pengalaman hidupnya, ia semakin menyadari bahwa penderitaan, apa pun latar belakang dan bentuknya, pasti memiliki pelajaran, makna, dan hikmah. E-mail yang bisa dihubungi: awihasan@yahoo.com.