Apa itu Resensi?
Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
|
|
|
15 Okt 2012 - 13:25:34
Isi Resensi : Mockingjay.
"Ask yourself, do you really trust the people you’re working with? Do you really know what’s going on? And if you don’t…find out."
-- Peeta Mellark.
Buku ketiga dari trilogi The Hunger Games ini bisa dibilang buku yang paling menegangkan dan mencengangkan di antara 3 seri buku ini.
Pemberontakan pecah di distrik-distrik sejak Quarter Quell ketiga berakhir dengan Katnis menghancurkan arena Hunger Games di buku kedua, Catching Fire. Distrik-distrik mulai melawan, dan Capitol mulai mengirimkan bom-bom ke distrik-distrik yang memberontak. Terutama, distrik 12, tempat tinggal Katniss Everdeen dan Peeta Mellark, kedua pemenang yang tanpa sengaja memberi inspirasi dan semangat kepada penduduk Panem untuk mulai memberontak.
Ketika Katniss terbangun di hovercraft (pesawat ringan) yang melarikannya dari arena Hunger Games Quarter Quell ketiga, Gale memberinya kejutan tidak menyenangkan bahwa distrik 12 hancur sudah. Hanya 1/8 penduduk distrik 12 yang sempat melarikan diri dengan selamat dari sana. Terpaksa, mereka harus mengungsi ke distrik yang disangka semua orang sudah tamat riwayatnya, distrik 13.
Di buku ini, Katniss harus beradaptasi dengan suasana baru di distrik 13, dan didesak untuk menjadi Mockingjay. Menjadi simbol pemberontakan, dan penyemangat bagi para pemberontak. Dia juga harus menghadapi berbagai kematian-kematian banyak orang diakibatkan pemberontakan yang pecah, dan menghadapi adiknya, Prim, yang dipaksa oleh situasi untuk bersikap dewasa.
Belum lagi Peeta, 'kekasih'nya, ditawan oleh Capitol, dan nasibnya tidak diketahui. Hingga, Capitol mengirim 'hadiah' untuk Katniss..
Buku ini memiliki akhir yang tidak terduga. Dan Suzanne Collins, dengan gaya khasnya, berhasil memberikan saya kejutan-kejutan mencengangkan di akhir setiap chapter. Perubahan suasana bisa terjadi dengan cepat, sehingga jika kita tidak konsentrasi membacanya, kita akan segera bingung dan susah untuk menyelesaikannya. Saya sendiri harus mengulang beberapa bagian agar bisa benar-benar mengerti apa yang baru saja terjadi.
Buku ketiga ini, saya rate sebagai buku 18+ karena saya ragu remaja yang berumur lebih muda bisa keep-up dengan unsur-unsur kejutan dan pemikiran-pemikiran Katniss di dalamnya (walaupun mungkin baik untuk diambil pelajaran-pelajaran di dalamnya). Dibandingkan dengan buku ketiga ini, buku pertama, The Hunger Games, tidak ada apa-apanya..
Secara keseluruhan, cerita trilogi ini sungguh original dan mindblowing. Terutama bagi saya yang hidup tenang dan berkecukupan di daerah aman. Membuat saya banyak merenung mengenai hal-hal yang selama ini saya take for granted.
Highly recommended. I wish there was more books like these 3. We need more writers like Suzanne Collins to open our minds. |
|
|
[Semua Resensi Buku Ini] |
|