Display Buku
Sunset Bersama Rossie
 
Rp 66.000
Hemat Rp 3.300
Rp 62.700

 
Apa itu Resensi?

Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
Resensi dari emmariyanti
 
  05 Sep 2013 - 12:06:42

Isi Resensi :
SUNSET BERSAMA ROSSIE


Sunset Bersama Rossie adalah buku kedua yang saya baca setelah Hafalan Sholat Delisa. Tertarik dengan pengantar dari penulis pada sampul belakang buku mengenai perasaan, keinginan, pengorbanan, kesempatan, dan keputusan , itulah yang dialami oleh Tegar Karang, sang tokoh utama. Dapatkah mawar tumbuh di tegarnya karang? Tegar Karang, memendam perasaan mendalam terhadap Rosie selama 20 tahun yang menurutnya setara dengan 2 bulan perkenalan Rossie dan Nathan yang mengantar mereka pada pernikahan. Tegar karang hanyalah sebuah nama, namun sebagai seorang manusia ia juga memiliki perasaan yang bisa hancur, ia memutuskan untuk ‘hilang’ dari kehidupan Rosie dan Gili Trawangan, tempat yang membesarkan mereka berdua. Melarikan diri ke Jakarta, terinspirasi oleh luka hati menjadikan Tegar gila kerja, hingga suatu hari dalam sebuah kegiatan sosial ia bertemu Sekar, gadis yang akhirnya berhasil mengajarkan Tegar sebuah cinta yang lain. Rossie dan Nathan menetap di Gili Trawangan meneruskan mengelola resort milik keluarga, namun terus berusaha melacak keberadaan Tegar dan akhirnya mereka muncul dengan tiba-tiba di pintu apartment Tegar. Pertemuan ini membuat Tegar membuka luka lama namun akhirnya mereka dapat kembali bersahabat . Rosie dan Nathan merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ketiga belas bersama anak-anak di Jimbaran Bali. Tegar tidak bisa datang karena esoknya akan merayakan pertunangannya bersama Sekar di Jakarta, sehingga mereka sepakat akan berbagi indahnya sunset di Jimbaran melalui video streaming. Keindahan sunset itu ternoda dengan meledaknya bom petang itu, yang menewaskan ratusan orang dan melukai sejumlah korban yang tak terhitung. Termasuk Nathan, ia tak dapat terselamatkan. Tegar seketika memutuskan berangkat ke Bali saat itu juga. Tiba di rumah sakit dan menyaksikan pemandangan yang sungguh pilu, betapa rapuhnya Rosie, Nathan pergi, Sakura harus dirawat karena tangan kirinya remuk. Tegar membantu untuk mengatur kepulangan keluarga itu ke Gili Trawangan dan membawa jenazah Nathan untuk dikuburkan di sana. Kejadian itu begitu cepat, tidak memberi kesempatan Tegar untuk mengabari Sekar bahwa ia harus ke Bali, tidak juga terpikirkan apa akibat ketidakhadirannya dalam acara pertunangan. Namun saat Sekar menelepon, ia memastikan bahwa pertunangan itu tidak akan batal, hanya tertunda, seminggu lagi ia akan kembali ke Jakarta. Namun ternyata seminggu berlalu dengan cepat dan begitu banyak yang terjadi, Rosie mengalami gangguan psikis karena kehilangan Nathan dan harus dirawat di pusat rehabilitasi. Jadilah Tegar mengambilalih tanggung jawab terhadap 4 anak Rossie dan Nathan. Kisah dalam novel ini cukup cocok menjadikan Tegar sebagai tokoh utamanya, ke’Tegar’ annya memberikan banyak pemikiran baru bagi pembaca. Bagaimana kita membiarkan hati berdamai dengan rasa kehilangan, bagaimana belajar memaafkan seperti yang dilakukan anak-anak Rosie saat bertemu dengan teroris pelaku pemboman pada hari keputusan hukuman mereka. Bagaimana saat sesuatu berjalan tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Sekar memutuskan hubungan, tidak mungkin lagi menunggu kesempatan untuk dinikahi Tegar. Rosie dirawat selama hampir 2 tahun dan menunjukkan perkembangan baik. 2 tahun yang membuat Tegar banyak berpikir dan menilik kembali perasaannya pada Rosie. Apakah ia masih memiliki perasaan itu? Bahkan ia masih teringat ucapan oma Rosie, bahwa tidak ada mawar yang akan tumbuh di tegarnya karang. Tidak, ada Sekar yang mengajarkannya sebuah cinta lain, namun Sekar pun sudah pergi. Hingga suatu saat ketika menghadiri resital biola Sakura di Jakarta, Tegar memutuskan menemui Sekar dan mengajaknya untuk mewujudkan pernikahan itu. Pernikahan yang sudah tertunda selama 2 tahun. Anak-anak kecewa, namun memutuskan untuk tetap hadir dalam pernikahan itu. Bagaimana dengan Rosie? Inilah yang disebut dengan menciptakan kesempatan, mengambil kesempatan, atau membuat oranglain memiliki kesempatan. Novel ini mempunyai plot pendek namun tidak terputus dalam setiap lembarnya. Untaian kata yang dipaparkan oleh Tere Liye sederhana namun itulah ungkapan rasa, yang tidak hanya dimiliki Rosie, Tegar, Sekar atau kita sendiri. Apakah Sekar mengambil kesempatan yang sudah ada di hadapannya? Bagaimanakah sebenarnya perasaan Tegar terhadap Rosie, bagaimanapula sebenarnya perasaan Rosie terhadap Tegar, apakah ia pun pernah memiliki rasa yang sama? Dan apakah benar bahwa mawar tidak pernah bisa tumbuh di tegarnya karang. Akhirnya, di penghujung novel ini Tere Liye menepati janjinya bahwa “Sunset Bersama Rosie” akan memberikan kita sebuah ruang kecil di hati kita, yang disebutnya sebagai kamar pemahaman yang baru.
Rating
+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating


 
 
[Semua Resensi Buku Ini]