Apa itu Resensi?
Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
|
|
|
01 Nov 2011 - 11:45:18
Isi Resensi : Rampai Pesan Pelita Hati
“Jiwaku, sebelum ia muncul di alam ketiadaan, telah mencintaimu. Andai aku pergi saat ini dari alam cinta, sanggupkah kakiku berlari?”
Sekelumit syair yang Syekh Abdul Qadir Al-Jailani tulis, sungguh indah lantunannya dan sungguh dalam maknanya. Begitu pula kisah hidup dan nasihat beliau.
Sebagai orang terpilih, beliau memiliki banyak karomah. Beliau sangat zuhud, qona’ah dan sangat jauh dari syahwat. Ucapannya yang sangat fasih dan dahsyat, mampu mempengaruhi siapa saja yang mendengarnya. Jika bicara, meskipun cepat, setiap kata maupun suku katanya terdengar jelas dan yang diucapkan beliau hanyalah kebenaran yang disampaikan dengan lantang dan tegas.
Beliau tampil sebagai contoh penting yang menunjukkan bahwa mencari ilmu merupakan kewajiban suci atas setiap muslim dan muslimah. Di mata orang-orang, ia tampil sebagai sosok yang berwibawa, dermawan dan gemar memberi bantuan berupa uang, nasihat maupun ilmu. Keberadaannya sungguh memberi manfaat yang sangat besar bagi semua orang.
“Jangan pernah berhenti mendengar nasihat. Hati akan buta tanpa nasihat. Jangan remehkan petuah ulama. Petuah mereka adalah sari wahyu Allah SWT”.
Kitab klasik yang diterbitkan ini, mengurai pesan dan nasihat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang diterjemahkan dari buku yang berjudul Mawa’iz al-Syekh ‘Abd al-Qadir Al-Jailani. Diawali dengan biografi singkat tentang hidup Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, sebuah paparan biografi yang unik karena didasarkan pada kesaksian orang-orang yang pernah mengenal Syekh atau hidup pada masanya, seperti keluarga beliau, sahabat beliau, para guru beliau, para murid serta para pengikut beliau.
Dilanjutkan dengan sedikit tentang sejarah beliau bersama murid-muridnya, dimana beliau memiliki dua materi pembelajaran, serta dua aspek yang menunjang keberhasilan beliau dalam dakwah.
Karya-karya yang dinisbahkan kepada beliau cukup banyak, namun hanya ada tiga yang disepakati penisbahannya yakni: Al-Ghunyah; Al-Fath Al-Rabbani dan Futuh Al-Ghayb. Dimana dua karya terakhir akan masuk dalam dua bab terakhir dalam buku ini.
Lalu apa sajakah karomah, apa saja materi pembelajaran serta aspek sukses sang Syekh Abdul Qadir Al-Jailani?
Di dalam buku lain dikisahkan bahwa Syekh Abdul Qadir Al-Jailani memiliki karomah, menghentikan suara teriakan dari dalam kubur dengan do’anya. Kala itu, murid beliau meminta kepada beliau untuk mendo’akan sang almarhum. Sang almarhum, bukanlah keluarga, bukan juga sahabat, bukan murid, dan bukan pula pengikut Syekh. Namun satu alasan beliau mendo’akannya, karena almarhum pernah melihat jejak sang Syekh, tatkala Syekh pulang dari pengajiannya (Mengenal Para Wali; Habib Hasan bin Ja’far Assegaf).
Bagi manusia yang hidup di zaman sekarang yang disebut sebagai akhir zaman, buku ini cukup untuk menjadi ‘jejak’ ajaran beliau dan sebagai pelita untuk menerangi hati. Jika disebutkan buku ini laksana taman hikmah, ada benarnya. Karena dalam setiap lembarnya berisi ilmu atau ajaran atau pun nasihat beliau, yang dahulu kala disampaikan kepada murid serta orang-orang yang pernah bertemu dengan beliau.
Akhir kata, selamat bermain dan menggali ilmu di ‘taman hikmah’ ini! |
|
|
[Semua Resensi Buku Ini] |
|