Apa itu Resensi?
Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
|
|
|
01 Mei 2012 - 12:24:40
Isi Resensi : Orang Ketiga
Waktu beli buku ini aku inget status temenku yang lagi jadi orang ketiga. Sebagai temannya kita hanya bisa berkata asalkan dia bahagia walau dalam hati merasa kalau dia jadi orang jahat tapi karena dia teman kita, yah jadi termaafkan. Namun begitu membaca buku ini jadi mulai memahami bahwa orang kegita tidak selalu menjadi orang jahat dalam sebuah hubungan percintaan. Setiap orang berhak menyukai siapapun, tapi seharusnya hak disukai ini dapat disikapi dengan baik.
Cinta selalu tampak indah untuk digambarkan dan diceritakan. Cinta biasanya selalu sebuah kisah mengenai dua orang, seorang pria dan seorang wanita. Bagaimana dengan kisah orang ketiga, 'cerita cinta tak hanya selalu milik dua orang'. Buku ini menceritakan cerita yang umum dan melepas paradigma banwa cinta hanya dimiliki dua orang.
Tokoh utama yang di angkat dalam buku ini justru adalah pihak pengganggu yang sering disebut orang ketiga. Kita selalu terbiasa di jejali cerita cinta yang wajar, tapi jarang orang yang menceritakan sisi lain dari cinta. Ternyata dunia ini bukan milik “kita berdua”. Dalam buku ini kita akan berhadapan dengan perasaan orang lain diluar kisah cinta sesungguhnya.
Cerita cinta berawal disaat Anggi menonton sebuah permainan musik yang dimainkan Band kantornya. Disitulah matanya tertuju pada Angga yang akan menjadi target cintanya di tahun 2009 itu. Anggi terkesima pada permainan gitar Angga yang membuat penonton terhanyut. Disitu lah Anggi mulai menyadari karisma Angga. Berawal dari situ pula Anggi dan Angga mulai dekat. Dan saat Angga memetik gitarnya dengan nada yang terdengar begitu menghayutkan Anggi pun semakin terpesona.
Namun saat suatu hari mereka jalan bersama dan Anggi menyatakan perasaannya ke Angga, ternyata dugaan Kayla benar. Angga sudah punya pacar. Anggi pun patah hati. Patah hati ibarat mencabut sumbat bak mandi yang sudah susah payah di isi, hanya satu tarikan sumbat air akan keluar dengan mudah. Patah hati ibarat tanpa sengaja memukul jari tangan sendiri ketika kita sedang memasang paku di dinding. Terjadinya tiba-tiba dan tanpa diduga, tetapi terasa sakit luar biasa. Yang terkena palu mungkin hanya jempol, tapi nyerinya merambat cepat keseluruh badan hingga tanpa terasa mata pun menitikkan air mata.
Anggi pun lalu berusaha mencari tahu segala sesuatu tentang sumber masalah yang membuatnya merasakan patah hati. Dan tau lah Anggi bahwa pacar Angga adalah seorang wanita baik hati dan anggun putri kepala kantor. Lalu sanggupkah Anggi merebut hati Angga dan bersaing dengan keluarga bangsawan?
Angga memang orang yang baik, penuh perhatian. Sikap Angga seolah-olah berusaha memberikan kasih sayang dan perhatian khusus pada Anggi. Anggi pun berfikir jika dia bertemu dengan Angga sebelum Angga bertemu Mba Ratri, anak kepala kantor, pastilah Anggi yang akan menjadi tunanggan Angga.
Anggi akhirnya memutuskan menjadi orang ketiga diantara Mba Ratri dan Angga. Mampukah Anggi berbahagia akan posisinya itu. Mampukah Anggi membayangkan hal yang akan terjadi jika kekasih Angga tahu perihal hubungannya dengan Angga.Atau mampukah Anggi mendapatkan hati Angga. Jadi orang ketiga bukan sesuatu yang membanggakan. |
|
|
[Semua Resensi Buku Ini] |
|