Apa itu Resensi?
Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
|
|
|
03 Feb 2013 - 10:18:42
Isi Resensi : Diary Si Bocah Tengil 2: Rodrick yang Semena-mena
Greg Heffley, anak kedua dari tiga bersaudara yang kesemuanya adalah laki-laki. Ia dipaksa oleh ibunya untuk menuliskan pengalaman hidupnya dalam sebuah diary, ups, Greg menyebutnya buku jurnal. Tahun lalu ia telah melakukannya dan ini adalah jurnal keduanya.
Buku kedua dari serial Diary Bocah Tengil masih mengkisahkan kejadian-kejadian menyebalkan yang dialami oleh Greg Heffley, seorang anak SMP, keluarganya, dan kehidupan pertemanannya. Kata kunci dalam buku ini adalah liburan musim panas. Greg memiliki sebuah rahasia besar yang tidak ingin diketahui orang lain. Tapi sayangnya, Rodrick, kakak yang selalu semena-mena terhadapnya, justru mengetahui rahasia ini. Hal ini membuat Greg terpaksa menuruti keinginan kakaknya agar rahasia tersebut tetap aman. Namun, sebesar apapun usahanya untuk mencegah Rodrick, rahasia itu terbongkar juga.
Apa sebenarnya rahasia yang disembunyikan Greg? Dan bagaimana rahasia itu bisa terbongkar?
Serial Diary Si Bocah Tengil adalah novel kartun pertama yang saya baca. Buku ini unik, persis seperti diary, dengan font yang seperti tulisan tangan, buku yang bergaris, dan tulisan bulan dan harinya. Hanya saja ada tambahan ilustrasi gambar yang sangat membantu pembaca untuk membentuk imajinasinya agar tertata lebih rapih.
Karakter-karakter tokoh dan kejadian yang dituliskan di buku ini agaknya -kalau saya bayangkan terjadi di Amerika sana- tidak terlalu mengada-ada. Sebuah keluarga yang tiap individunya memiliki masalah masing-masing. Masalah yang paling ditonjolkan tentunya hubungan Greg dengan orang-orang sekitarnya yang kompleks -dari sudut pandang Greg.
Novel kartun ini benar-benar cocok dijadikan selingan saat sedang jenuh membaca buku-buku yang temanya cukup berat. Hal ini dikarenakan penulis memilih tema yang ringan -kejadian sehari-hari, bahasanya pun tidak kaku, dan ada bumbu-bumbu humor -versi asing- di dalamnya.
Sayangnya, pada beberapa halaman, saya menemukan huruf yang tercetak berbayang. Meskipun ini tidak mengganggu jalannya cerita, tetapi akan lebih baik lagi jika penerbit memperhatikan kualitas cetaknya sebelum dipasarkan. Di samping itu, ilustrasi disajikan dengan tambahan kata kerja. Ini sepertinya tidak perlu karena dari ilustrasi sudah tergambarkan apa yang terjadi. Lebih baik kalau ilustrasinya diambahkan dengan kata-kata yang menandakan suara, misalnya kata "tonjok" diganti menjadi "bukk".
Kesimpulannya, buku ini cukup menghibur. Akan tetapi, saya tidak menyarankan buku ini dibaca oleh anak-anak karena banyaknya adegan kekerasan dan adegan-adegan yang tidak pantas ditiru lainnya. |
|
|
[Semua Resensi Buku Ini] |
|