Apa itu Resensi?
Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
|
|
|
01 Mei 2012 - 12:24:50
Isi Resensi : After The Honeymoon
Kisah dongeng biasanya di akhiri dengan sebuah pernikahan tokoh utama, lalu tertulislah kalimat happy ever after. Tapi apakah semuanya benar - benar akan berakhir bahagia seperti dongeng romantis tersebut. Dan buku ini pun menceritakan kisah sebenarnya sebuah kehidupan setelah kaliman "happy ever after" di ungkapkan dalam akhir sebuah dongeng.
Happy ever after tersebut tidak terjadi pada kisah Ata dan Bara. Pernikahan mereka memang indah, dihiasi dengan bulan madu ditempat yang sangat indah dan romantis di Tanjung Tinggi, Belitung. "Bukankah ini bulan madu yang sempurna, Sayang?"
"Yes, Honey... This is a perfect honeymoon..."
Tapi kehidupan setelahnya tidaklah sesempurna bulan madu yang mereka jalani. Ata dan Bara mulai menjalani hari-hari mereka berdua sebagai pasangan suami istri. Tinggal dalam satu rumah, berbagi kamar, berbagi kamar mandi, berbagi pakaian-pakaian kotor, dan semua aktifitas suami istri yang tinggal serumah.
Menikah adalah salah satu babak baru melepas dunia bebas, melepas ke egoisan, dan semua hal yang mementingkan diri sendiri. Mampukah mereka melewatinya?
Kehidupan setelah menikah ternyata bukanlah hal yang mudah, bukan bahagia selamanya. Saat ke egoisan mulai menghantui salah satunya, yang lainnya harus coba memahami dan mengerti. Cekcok pernikahan bisa terjadi bahkan hanya karena secangkir kopi.
Pernikahan adalah milik dua orang; dimana kita tidak dapat hanya memikirkan kepentingan kita sendiri tapi juga memikirkan keberadaan pasangan kita.
Buku ini menceritakan bahwa pernikahan tidak seperti saat pacaran dimana semuanya tidak selalu terlihat manis, tidak selalu mentoleril, dan mudah rapuh begitu saja. Pernikahan adalah suatu yang lebih sakral, status yang tidak boleh di permainkan, status yang harus dipertahankan.
Ata memahami, dalam pernikahan banyak yang harus dikompromikan bersama. Termasuk, cara menangani hubungan dalam berkeluarga.
Novel ini cukup bagus karena dapat menceritakan bahwa problem keluarga lebih rumit dari sekedar baju-baju kotor yang berserakan, handuk yang lupa dijemur, atau kompromi soal siapa yang mematikan lampu di malam hari.
Diceritakan mengenai Barra yang ternyata bukan suami sempurna seperti dalam bayangan Ata. Ata harus berjuang keras memahami keegoisan suaminya. Lalu pertengkaran besar terjadi dan membuat mereka harus berpisah untuk mendinginkan kepala dan hati mereka. Bisakah mereka menyelesaikan permasalahan keluarganya, bisa kah mereka memperbaiki kesalahan yang ada, bisakah mereka kembali menjalani keluarga yang bahagia. Masing-masing dari mereka harus berfikir, mengintropeksi diri, mencari jalan keluar terbaik. Mereka berada dalam ombang-ambing kehancuran rumah tangga.
Ceritanya dikemas dengan baik dan mudah dimengerti. Membuat kita memahami bahwa pernikahan bukan akhir cerita bahagia. Namun justru awal dari sebuah babak baru kehidupan. Awal sebuah pembelajaran baru yang lebih luas dan lebih rumit. |
|
|
[Semua Resensi Buku Ini] |
|