|
Apa itu Resensi?
Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
|
|
|
| |
15 Apr 2009 - 11:01:22
Isi Resensi : Asa, Malaikat Mungilku
Ini tentang asa, ini tentang harapan yang terus tumbuh meski kenyataan seakan terpampang nyata di depan mata, bahwa dia sulit sembuh, bahwa sakitnya belum ada obatnya, bahwa hanya miracle yang yang menjadikan asanya menjadi nyata. Tapi asa dalam diri Asa Puteri Utami memang tak pernah mati. Bahwa meskipun akhirnya maut tak mampu dihindari, semangatnya tetap tak pernah padam, kenangan yang ditorehkan dalam lingkungan orang-orang yang dicintainya, menjadikannya sosok yang tak begitu mudah untuk dilupakan.
Sebuah memoar yang mengandung hikmah yang mengaduk-aduk emosi, sulit rasanya untuk tidak menangis membaca kisah perjuangan seorang gadis cilik yang sedang berbahagia merenda masa depannya, harus berjuang melawan penyakit langka yang menggerogoti tubuhnya. Penyakit SLE (Systemic Lupus Erythematosus) atau lebih lazim dikenal dengan penyakit LUPUS, penyakit yang belum ditemukan penawarnya, penyakit yang bahkan belum ditemukan penyebabnya. Para penderita Lupus, akan melalui banyak tahap indikasi sebelum penyakitnya ditemukan, biasanya mereka pada awalnya tidak langsung terdeteksi menderita Lupus, mungkin sebelumnya disebut thypus, atau anemia karena gejala-gejalanya yang mirip.
Beruntung Asa dibesarkan dalam keluarga yang religius, sehingga sakitnya diterimanya sebagai nikmat dan tanda cinta Allah kepadanya. Kecintaan Asa pada sang Khalik membuatnya kian tegar meski sakitnya terus saja merapuhkan fisiknya, memenggal cita-citanya menjadi seorang hafiz (penghapal qur’an) dan dokter. Meski demikian Asa tak pernah berhenti untuk mewujudkan cita-cita sampai ujung waktu usianya, dia terus saja menambah hafalannya, dan memaksakan diri belajar dan mengikuti ujian di sekolahnya, meski berkali-kali dia harus mengalah pada kekuatan fisiknya yang terus tergerus oleh penyakit yang kian hari kian bertambah karena bermacam komplikasi yang dideritanya, penyakit yang diakibatkan oleh obat-obat yang berdosis tinggi, hingga merusak ginjal dan mengharuskannya cuci Darah.
Melihat penderitaannya, mungkin tidak semua orang mampu memikulnya, apalagi untuk anak usia 10 tahun. Banyak orang sakit kronis yang meninggal sebelum ruhnya meninggalkan jazadnya, karena keputusasaan mereka terkadang bunuh diri karena tak mampu melawan sakitnya. Tidak seperti asa, pun ketika sakitnya tak terampunkan lagi, asa Cuma berteriak ‘Allah…”!
Hingga maut menjemputnya. Asa meninggal dalam untaian zikir yang terus bergema di sela-sela nafasnya. Asa meninggal dalam senyum dan keajaiban-keajaiban yang ditinggalkan. Asa beruntung berada dalam lingkup keluarga yang luar biasa, orang tua yang tiada henti harap, tiada henti meminta keajaiban. Dan keluarga yang mengikhlaskan kepergiaanya dengan indah. Mama yang luar biasa, yang tiada pernah menunjukkan kesedihannya, meski secara nyata dia sungguh rapuh, bukankah bagi seorang ibu, jika anaknya sakit, ibunya juga sakit bahkan lebih. Karena harus pandai-pandai menyembunyikan kesedihan. Buku ini tentang kekuatan antar ibu dan anak yang sama-sama di uji oleh-Nya. Sangat menggugah rasa…. |
|
| |
[Semua Resensi Buku Ini] |
|