Display Buku
The Mysterious Benedict Society - Persekutuan Misterius Benedict
 
Rp 101.400
Hemat Rp 20.280
Rp 81.120

 
Apa itu Resensi?

Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
Resensi dari Iris_Irine
 
  16 Mar 2009 - 12:05:56

Isi Resensi :
The Mysterious Benedict Society


The Mysterious Benedict Society atau Persekutuan Misterius Benedict dalam bahasa Indonesianya, ditulis oleh Trenton Lee Stewart. Karyanya yang kedua ini terbit pada tahun 2007 dan berhasil meraih prestasi yang bagus sekaligus mengantongi beberapa penghargaan. Buku kedua dari seri ini berjudul The Mysterious Benedict Society and the Perilous Journey terbit pada tahun 2008 di Amerika, dan buku ketiganya yang akan terbit berjudul The Mysterious Benedict Society and the Prisoner’s Dilemma. Reynard 'Reynie' Muldoon adalah seorang yatim piatu dan anak yang dikucilkan anak-anak lain seumurnya, ia tinggal di Panti Asuhan Stonetown, suatu kota pelabuhan. Reynie memiliki kecerdasan dan kemampuan berpikir jauh di atas anak berumur sebelas tahun pada umumnya. Perbedaan ini membuatnya mendapatkan tutor khusus dari Miss Perumal yang baik hati--orang yang sangat disayangi Reynie dan menjadi tempatnya curhat, karena sang kepala panti, Mr. Rutger menolak membiarkan Reynie masuk ke sekolah lanjutan. Suatu hari Reynie dan Miss Perumal menemukan suatu iklan menarik di surat kabar ketika Reynie sedang mengasah bahasa Tamilnya. Iklan tersebut berbunyi: "APAKAH KAU SEORANG ANAK BERBAKAT YANG MENCARI KESEMPATAN ISTIMEWA?" Tertarik dengan iklan tersebut, Miss Perumal mendorong agar Reynie ikut serta dalam serangkaian tes misterius yang akan diadakan. Dan sungguh serangkaian tes aneh yang dijalani Reynie! Tetapi Reynie tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada, ia tidak ingin kembali ke panti asuhan dan menjadi bulanan anak-anak lain kembali. Pada tes kedua Reynie bertemu dengan Rhonda Kazembe yang berpenampilan nyentrik dan mengaku mempunyai bocoran jawaban. Walau Reynie sempat tergoda karena sulitnya tes, tapi ia pada akhirnya tetap menolak tawaran tersebut. Untunglah Reynie tetap lulus tes kedua dan bertemu dengan George 'Sticky' Washington dan Kate Wetherall yang suka menyebut dirinya sebagai 'The Great Kate Weather Machine'. Sticky adalah seorang anak yang pemalu dan memiliki ingatan fotografis, sementara Kate adalah seorang anak yang sangat atletis dan mengaku hidup bersama dengan sirkus. Ketiga anak ini kemudian dibawa oleh Milligan menuju ke lokasi tes ketiga akan dilaksanakan, dan ketika mereka lulus Milligan membawa mereka menuju ke lokasi tes keempat. Tes tersebut mengharuskan masing-masing anak melewati labirin yang penuh teka-teki dan membunyikan lonceng di lantai dua. Renynie, Sticky dan Kate berhasil melewatinya. Tanpa diduga-duga ternyata ada peserta keempat yang dianggap lulus, yaitu Constance Contraire yang berbadan sangat kecil dan sangat rewel. Akhirnya mereka berkenalan dengan pemrakarsa tes-tes tersebut, yaitu Nicolas Benedict yang mendapat bantuan dari Nomor Dua, Rhonda Kazembe dan Milligan. Mr. Benedict sendiri adalah seorang jenius yang menyayangi anak-anak dan mengidap narcolepsy—penyakit tidur mendadak yang disebabkan suatu pemicu. Dari Mr. Benedict lah akhirnya anak-anak mengetahui tujuan diadakannya tes-tes tersebut dan apa yang akan menjadi peran mereka selanjutnya. Jika para anak-anak setuju, mereka akan berada dalam bahaya di tengah-tengah konspirasi berskala global. Mr. Benedict menghendaki mereka bekerja sama sebagai satu tim yang kompak dan saling melengkapi. Mereka semua memiliki kesamaan, yaitu mereka masing-masing memiliki bakat khusus, memiliki kecintaan yang tidak biasa terhadap kebenaran, dan sama-sama sendirian. Sticky kabur dari orang tuanya, Kate ditinggal pergi ayahnya ketika berumur tiga tahun sementara ibunya telah meninggal, dan Constance memiliki masa lalu yang misterius tapi jelas bahwa ia pun sendirian. Para anak-anak ini ditugaskan untuk menyusup ke Learning Institute for the Very Enlightened (L.I.V.E.) sebagai murid dan mengumpulkan informasi untuk Mr. Benedict lalu menyampaikannya melalui kode morse. L.I.V.E. adalah suatu institut yang diperuntukkan khusus bagi anak-anak berbakat dimana mereka diajarkan berbagai hal-hal aneh, diberlakukan peraturan-peraturan yang saling berkontradiksi dan hierarki yang mencurigakan. Para anak-anak berusaha keras untuk menjadi 'Penyampai Pesan' agar mendapatkan informasi mengenai pesan-pesan misterius yang disiarkan langsung ke otak orang-orang, mesin misterius 'Pembisik', dan detil rencana dari Ledroptha Curtain, sang pemimpin isntitut dan seorang jenius. Tugas mereka bukannya tanpa halangan karena adanya Martina Crowe—pemimpin tidak resmi dari para Penyampai Pesan, eksekutif-eksekutif yang selalu mengawasi semua murid, dan Mr. Curtain sendiri. Di institut itu mereka menemukan berbagai hal tak terduga, dari jebakan-jebakan dan pintu-pintu rahasia, pencucian otak hingga usaha penguasaan dunia Mr. Curtain. Dalam misi berbahaya ini mereka juga berhadapan dengan musuh yang tak terduga-duga, yaitu diri mereka sendiri. Namun berbekal dengan ketajaman pikiran dan kemampuan memimpin alamaiah Reynie, ingatan fotografis Sticky, kemampuan atletik Kate, dan kekuatan tekad Constance yang tidak tertandingi, Mr. Benedict yakin bahwa mereka akan berhasil mencegah rencana jahat dari saudara kembarnya sendiri. Sudah terlihat dari sampul depannya bahwa buku ini diperuntukkan terutama untuk anak-anak, namun buku ini tetap cocok untuk dibaca oleh orang dewasa. Ceritanya dituliskan dengan menarik dan tidak berbelit-belit sehingga mudah dipahami, ditambah lagi dengan adanya suatu kejutan menyenangkan menjelang akhir ceritanya. Bahasa penerjemahannya pun bagus dan enak dibaca walau masih terdapat beberapa kesalahan seperti kesalahan EYD dan beberapa kalimat maupun kata yang kurang tepat. Pada sampul depannya pun terdapat kesalahan penulisan nama pengarang menjadi 'Treton Lee Stewart'. Walau selintas buku ini terkesan seperti tipikal happy ending, namun perkembangan dan pergelutan psikis masing-masing karakter yang dilukiskan dengan baik menimbulkan kesan berbeda dari yang lainnya. Secara keseluruhan, ceritanya yang segar membuat buku ini enak dibaca sebagai refreshing dan patut dikoleksi.
Rating
+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating+0 rating


 
 
[Semua Resensi Buku Ini]