|
Apa itu Resensi?
Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
|
|
|
| |
20 Jul 2010 - 14:04:31
Isi Resensi : Mereka Bilang Aku Gila : Memoar Aeorang Skizofrenik
Ken Steele terlahir sebagai anak laki-laki normal yang menjalani hidup sebagai anak laki-laki biasa, hingga akhirnya muncul suara-suara aneh dipikiran Ken saat ia berumur empat belas tahun. Suara-suara itu tidak hanya aneh tetapi juga jahat. Suara-suara itu selalu menyuruh Ken untuk melakukan bunuh diri dengan berbagai cara yang mengerikan dari menggantung diri, menabrakkan diri ke mobil, membakar diri, dan banyak lagi. Suara-suara itu tidak henti-hentinya menghantui pikiran Ken setiap hari, setiap jam, setiap menit, bahkan mungkin setiap detik. Terkadang ia tidak tahan dan pernah sesekali dia mencoba melakukan apa yang diperintahkan suara-suara itu yaitu menggantung dirinya tapi sayangnya usahanya gagal. Ken mulai terlihat aneh, ia semakin murung dan selalu bolos sekolah. Ken tidak pernah mendapatkan pengobatan. Setidaknya sekali ayahnya membawa Ken ke dokter hanya untuk sekedar mengetahui apa sebernya penyakit Ken. Setidaknya setelah itu suara-suara itu punya nama, yaitu "SKIZOFRENIA", ya itulah nama penyakit Ken.
Semakin dewasa Ken membuatnya ingin hidup mandiri, hingga akhirnya ia memutuskan untuk merantau ke New York ketika ia berumur tujuh belas tahun. Mendapat beberapa pekerjaan membuat Ken terlihat seperti laki-laki normal, hingga akhirnya suara-suara itu menghancur semuanya, membuatnya dipecat dari perkerjaan karena hasil kerja Ken yang semakin memburuk. Itu semua karena suara-suara itu selalu mengganggunya dengan perintah-perintah bunuh diri. Tidak punya pekerjaan dan uang yang semakin menipis membuat Ken menjadi gelandangan di kota itu, sekaligus membuat dirinya menjadi sasaran empuk suara-suara aneh itu karena Ken semakin putus asa dengan hidupnya. Ken mulai mengalah dan mematuhi perintah-perintah suara-suara itu, mencoba bunuh diri tapi sayangnya selalu ada orang yang berhasil menggagalkannya. Usaha-usaha bunuh dirinya itu cukup membuat dirinya merasakan dinginnya dibalik tembok rumah sakit jiwa. Hidupnya semakin buruk di rumah sakit jiwa. Hal-hal mengerikan dia dapatkan disana.
Ken selalu berharap dirinya bisa menjadi laki-laki normal yang memiliki pekerjaan dan keluarga yang bahagia. Sejak suara-suara itu hadir hidup Ken menjadi tidak karuan, tidak hanya menjauhkannya dari teman-teman dan orang-orang disekitarnya tetapi juga keluarga, yaitu ayah, ibu, adik, dan nenek yang sangat dicintainya. Ken ingin sembuh.
Berkali-kali keluar masuk rumah sakit jiwa, hingga akhirnya ia mendapat rekomendasi penyembuhan yang baik untuknya dari seorang teman. Menjalani pengobatan yang jauh lebih baik daripada di rumah sakit jiwa benar-benar sangat membantu, bahkan dapat menekan suara-suara itu sehingga mereka semakin jarang dan susah memasuki pikiran Ken .Suatu hari suara-suara aneh itu mendadak menhilang. Ken mengira mereka hanya pergi sejenak tetapi ternyata mereka benar-benar hilang. Ken tidak tahu kemana perginya, yang ia rasakan hanya ketenangan dan kesunyian dalam pikirannya. Perginya suara-suara itu membuatnya nyaman, lega, dan bahagia, walau terkadang ia rindu akan kegaduhan suara-suara itu, karena selama bertahun-tahun suara-suara itu selalu ada di pikirannya.
Novel ini sangat menguras emosi dan perasaan pembaca. Benar-benar novel yang menyentuh dan sangat di rekomendasikan untuk dibaca. Diceritakan secara detail dan menarik sekali. |
|
| |
[Semua Resensi Buku Ini] |
|