Apa itu Resensi?
Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
|
|
|
10 Jun 2008 - 11:07:51
Isi Resensi : Rahasia yang Sudah Bukan Rahasia
Judul Buku : Al-Qur’an The Ultimate Secret
Pengarang : Astrid Darmawan dan Muhammad Hidayat
Penerbit : Ufuk Press
Tahun Terbit : 2008
Tebal Buku : 262 halaman
Sebelum membaca buku Al-Qur’an The Ultimate Secret, saya pernah membaca buku Rhonda Byrne yang berjudul The Secret. Pada hakikatnya, kedua buku ini memiliki banyak kesamaan, mulai dari sampul depan, ukuran buku hingga jenis huruf yang digunakan. Entah apakah penerbit sengaja menyamakan unsur-unsur fisik itu sebagai pertanda adanya kesamaan isi antara kedua buku tersebut, atau kesamaan itu sengaja dibuat hanya untuk menyamakan kesuksesan penjualan buku The Secret.
Baik Al-Qur’an The Ultimate Secret maupun The Secret memiliki tema yang agak mirip, atau bahkan boleh dibilang sama, yaitu Law of Attraction (hukum tarik menarik). Namun jika dibaca dengan lebih mendalam, kedua buku ini berbeda satu dengan lainnya, meskipun pengarang sebenarnya memang terinspirasi menulis Al-Qur’an The Ultimate Secret setelah dia membaca buku The Secret. Jika buku The Secret lebih menitikberatkan Law of Attraction itu pada logika berpikir ala Barat, atau bahkan bleh dibilang agak atheis, maka lain halnya dengan Al-Qur’an The Ultimate Secret. Buku tersebut menitikberatkan hukum tarik-menarik dari sudut pandang yang lebih Islami. Al-Qur’an dijadikan panduannya.
Pada dasarnya buku Al-Qur’an The Ultimate Secret memiliki dua tujuan pokok. Pertama, menyadarkan para pembaca mengenai bagaimana membentuk hukum tarik menarik yang sesuai dengan hukum Islam seperti yang terkandung dalam Al-Quran. Hukum tarik menarik seperti yang dipaparkan dalam buku The Secret dipandang terlalu frontal karena terlalu self-center. Apa yang dilakukan hanya berdasarkan intuisi pribadi tanpa memandang siapa sesungguhnya yang mempunyai hukum tarik menarik ini. Kedua, membuka mata hati kaum yang kurang agamis agar mau berserah diri pada Tuhan Yang Maha Esa.
Buku ini memasukkan berbagai pengalaman orang-orang besar dalam Islam yang diyakini pernah mengalami hal-hal yang berhubungan dengan Law of Attraction.
Jika melihat sampul depannya, kesan pertama yang pasti akan muncul di pikiran calon pembaca buku ini pastilah “ini lanjutannya The Secret ya?”. Namun itu berlaku bagi mereka yang pernah melihat atau membaca buku The Secret. Bagaimana tidak, layout sampulnya saja sudah sangat mirip. Sekilas hanya judul dan warna dasarnya saja yang dibedakan dengan The Secret. Dan mungkin orang juga akan mengira bahwa buku ini berbahasa Inggris jika membaca judulnya.
Dalam buku ini, penulis menyebut Al-Quran sebagai Peta Kehidupan. Disebut demikian, karena Al-Quran dianggap bukan sekedar Kitab Suci bagi umat Islam, namun juga dapat dijadikan sebagai sumber segala pertanyaan yang muncul dalam kehidupan. Al-Quran dibedah dengan menggunakan logika sehingga tidak ada kesan-kesan fanatik saat membacanya.
Yang paling membuat saya kagum adalah saat penulis membahas soal semesta alam sebagai makrokosmos dan manusia sebagai mikrokosmos. Penulis mengandaikan jika seluruh gelombang yang ada di alam ini, mulai dari gelombang cahaya, lalu gelombang elektromagnet dan lain-lain merupakan sebuah perantara segala pikiran yang ada dalam diri kita yang kemudian dikenal sebagai hukum tarik-menarik.
Buku ini memuat banyak ayat-ayat suci dalam Al-Quran yang berkenaan dengan Law of Attraction. Kebanyakan ayat-ayat yang ada tersebut bermakna penyerahan diri kepada Tuhan. Saya sebagai orang yang tidak dapat membaca Al-Quran menjadi tahu bahwa ternyata dalam sebuah Kitab Suci yang telah berusia lebih dari 14 abad sudah mengandung apa yang baru saja dituliskan seorang Rhonda Byrne pada abad 21. Dan semua hal yang ada di dunia sampai saat ini, baik itu bagi sebuah ilmu pengetahuan tercanggih pun juga sudah tercantum dalam Al-Quran. Yang paling menakjubkan adalah fakta bahwa Al-Quran dituliskan oleh Nabi Muhammad yang buta huruf, tidak dapat membaca atau menulis. Semua itu dikatakan penulis sebagai bukti bahwa hukum tarik menarik sudah ada semenjak jaman dulu, Nabi Muhammad yang berserah diri kepada Tuhan maka dia akan menerima ganjaran sesuai dengan apa yang telah dilakukannya.
Saat saya mulai membaca buku ini, saya langsung tertarik. Selain karena buku ini secara tidak langsung memiliki keterikatan dengan The Secret, salah satu buku favorit saya, karena lay outnya yang tidak biasa. Kertasnya menggunakan warna dasar biru dan disertai dengan ilustrasi-ilustrasi gambar yang menarik. Selain itu jari pun tidak kotor karena sisa-sisa tinta dari buku.
Gaya bahasa yang digunakan cukup komunikatif. Penulis seakan-akan mengajak langsung pembaca untuk terus membaca buku ini. Seakan-akan pembaca tengah didongengkan oleh penulis secara langsung. Hal ini secara psikologis akan menggugah pembaca untuk membaca hingga halaman terakhir.
Terdapat beberapa bagian yang menggunakan istilah Arab maupun istilah ilmiah sehingga untuk membacanya agak menyulitkan karena harus membaca dulu penjelasannya. Namun hal ini tidak menjadi kendala berarti selama penjelasannya yang menyertai istilah-istilah tersebut dimengerti. Untunglah ayat-ayat Al-Quran yang dikutip dalam buku ini tidak menggunakan bahasa Arab sehingga tidak sulit, namun walaupun sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia, pembaca harus membaca berulangkali agar paham betul apa garis besar ayat itu.
Setelah saya membaca buku sampai bagian tengah lalu dilanjutkan sampai habis, inti buku ini berubah. Lama-kelamaan buku ini terlalu bertema agamis yang mengajarkan mengenai bagaimana menjadi seorang umat Tuhan yang baik. Buku ini menjadi kehilangan “roh”nya dan jujur saja membuat minat saya membacanya menjadi berkurang.
Kelemahan buku ini saya rasa hanya dari terbatasnya segmen pembacanya. Pada judulnya saja sudah terdapat kata “Al-Quran”. Hal ini secara langsung akan mengurangi minat pembaca yang menganut agama lain untuk ikut membacanya, padahal sesungguhnya apa yang disampaikan penulis dalam buku ini juga dapat bermanfaat bagi pembaca dari segala keyakinan. Sangat disesalkan mengapa penulis juga menyematkan doa-doa dalam buku ini. Pencantuman doa bukan sama sekali hal yang buruk, namun alangkah baiknya jika doa-doa itu dibuat terpisah. Hal ini saya kemukakan sekali lagi karena akan membatasi segmen pembacanya.
Secara garis besar buku ini ditujukan bagi segenap umat muslim yang pernah membaca The Secret khususnya maupun yang belum pada umumnya. Namun sebenarnya tidak menutup kemungkinan bagi pembaca yang beragama lain untuk membacanya bila ingin lebih meluas pandangan mengenai Islam. Buku ini cocok bagi orang-orang yang merasa sedang mengalami krisis keTuhanan. |
|
|
[Semua Resensi Buku Ini] |
|