Apa itu Resensi?
Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
|
|
|
09 Apr 2008 - 15:53:50
Isi Resensi : Perjalanan Hidup Penuh Ujian
Kalau kita melihat ke belakang sekitar 3 atau 5 tahun yang lalu, dunia perbukuan marak dengan buku-buku dengan tema perkelaminan, seperti karya Ayu Utami yang berjudul Saman, atau Jakarta Undercover-nya Moammar Emka, atau novel-novel Djenar yang banyak mengundang kontroversi. Buku-buku itu laris manis, menyabet sukses dan bertengger di papan best seller untuk beberapa lama.
Novel berlatang belakang sejarah selalu saja menarik ; setidaknya menurut saya. Karena kita akan dengan mudah memahami sejarah tanpa mengerutkan dahi. Saiful A. Iman, penulis muda kelahiran Bukittinggi, 29 tahun silam mengemas novel dengan latar belakang sejarah perang Paderi yang meletus di Minangkabau sejak tahun 1821 hingga 1837. Novel dengan judul Bidadari Paderi ini mengetengahkan kisah cinta di masa kaum adat berselisih dengan kaum agama atau paderi.
Gerakan Paderi ini bertujuan memberantas praktek bid’ah dan kebiasaan yang bertentangan dengan ajaran islam seperti minum tuak, adu ayam dan judi. Dan.. gerakan paderi yang diceritakan dalam novel ini adalah gerakan yang dipimpin oleh Tuanku Nan Renceh di nagari Kamang yang berjarak beberapa kilometer dari Bukittinggi.
Jauhari, demikian nama tokoh sentral dalam novel ini. Ia akrab dipanggil dengan Jauhar. Lahir dan tumbuh dalam masyarakat yang memegang adat. Kedua orang tuanya tewas, dibunuh oleh orang-orang yang tidak suka kepada ayah Jauhari yang senang membantu gerakan Paderi dengan memberikan hasil dagangnya, ketika itu ia berusia 3 tahun.
Jauhar yang hidup dengan nenek dan gaeknya (sebutan untuk kakek) bekerja dan berusaha memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan mengumpulkan kayu bakar untuk dijual. Merasa penghasilannya tak mencukupi, Jauhar berkeinginan untuk berniaga di negeri rantau.
Hidup Jauhar yang merupakan guru ngaji di surau ini, sangat tidak mulus. Ada saja ujian yang menempanya sehingga ia menjadi sosok yang kuat, sabar, dan tangguh. Adalah Nilam, kemenakan Imam Mudo, seorang yang terpandang dan merupakan guru mengaji Jauhar. Nilam adalah bungo kambang bapaga duri. Bunga yang cantik namun berpagar duri.
Jauhar menaruh hati pada gadis ini. Namun karena kesadaran atas dirinya yang miskin dan tak pantas bersanding dengan Nilam, ia memilih untuk menyimpan saja simpatinya di dalam hati.
Tanpa sepengetahuan Jauhar, Nilampun menyimpan perasaan sama. Nilam terpikat akan ahlak yang dimiliki Jauhari. Apalagi mereka berdua sudah saling kenal sejak kecil. Jauhari pernah menjadi pahlawan bagi Nilam, saat Nilam kecil diganggu oleh sekelompok anak lelaki nakal, sepulang mengaji. Anak-anak itu adalah gerombolan Johan, yang tidak menyukai Jauhari. Belakangan, ketidaksukaan Johan ini mampu mencelakakan Jauhari, menjadi orang yang terbuang dari kampungnya.
Hanya Imam Mudo, Nilam dan sahabat Jauhari yang percaya bahwa ia tidak bersalah. Namun mereka tidak memiliki daya untuk melawan keputusan hakim yang menetapkan Jauhari bersalah dan dihukum dengan diasingkan dari kampung halaman selama 3 tahun, padahal beberapa hari sebelum tragedi berdarah itu terjadi, Imam Mudo telah menyampaikan niat melamar Jauhari untuk menjadi menantu di rumahnya.
Jauhar membawa langkah kakinya ke Bukittinggi. Ujian demi ujian ia lewati, termasuk saat ia harus menjadi penjual ganja dengan ancaman Manjo akan dibunuh jika ia menolak.
Manjo adalah anak dari Sutan Ameh yaitu lelaki yang menampung Jauhari selama di perantauan. Jauhari kemudian tertangkap di Payakumbuh oleh tentara Paderi. Hukuman bagi seorang yang terbukti bersalah menjadi pengedar ganja adalah hukuman gantung.
Saat menunggu keputusan pengadilan, sahabat Jauhari datang membawa kabar bahwa neneknya sakit keras. Tentara Paderi yang semula tak mengizinkan Jauhari pulang, berkat bantuan Mak Ujang yang berkenan menggantikan Jauhari untuk dihukum jika Jauhari nantinya tak kembali, maka Jauhari diberi waktu 3 hari untuk menjenguk neneknya.
Rugi tak dapat ditolak dan untung tak dapat diraih, Ketika tiba di kampung halamannya, Jauhari mendapati neneknya telah meninggal dunia. Ia begitu terpukul, ditambah lagi sikap Imam Mudo yang berubah karena mengetahui Jauhari terlibat sindikat perdagangan ganja. Imam Mudo memilih Salim ; sahabat Jauhari sebagai menantunya.
Setelah 3 hari, Jauhar kembali dengan perasaan hampa, menerima apapun hasil keputusan pengadilan. Saat kepala Jauhar dililit tali di tiang gantungan dan siap dihukum, tiba-tiba Manjo datang. Ia berlari ke arah hakim dan melakukan pembelaan dengan menceritakan kronologis penculikan dirinya dan jebakan yang dilakukan para penjahat terhadap Jauhari.
Cinta Jauhari bersemi ketika ia bertemu dengan Rafiah, putri Imam Sinaro seorang tokoh Paderi. Mereka berdua akhirnya menikah. Rafiah ikut dalam tim perawat tentara dan meninggal dalam peperangan, bersama ayah dan ibunya Imam Sinaro.
Jauhar kembali ke kampung halaman dan membina rumah tangga dengan Nilam. Mereka dikaruniai 2 orang anak bernama Hasan dan Husein.
Johan menjadi penghianat. Ia membocorkan kekuatan kaum paderi demi sebuah jabatan. Tidak hanya itu, ia juga telah membayar seseorang untuk membunuh Hasan, putra pertama Jauhar. Kebencian Nilam memuncak. Ia bertekad akan membalas kematian Hasan terhadap Johan. Namun Nilam tewas di tangan Johan, Jauhari datang memeluk Nilam… ia ikut tewas tertembak. Bidadari Paderi itu adalah Rafiah dan Nilam, perempuan suci yang syahid dalam perang dan tewas dalam pergolakan bathin melawan penghianat.
Keseluruhan cerita yang disajikan dalam novel ini menarik. Namun kesalahan pengetikan, pengulangan kalimat, dan dialog yang bertele-tele membuat pembaca lelah dan merasa terganggu. Berondongan kalimat tanya pada beberapa bab tidak mampu membuat perasaan penasaran terpancing. After all..buku ini hebat. (Nai) |
|
|
[Semua Resensi Buku Ini] |
|