Display Buku
Pengakuan Bandit Ekonomi - John Perkins
 
Rp 109.500
Hemat Rp 5.475
Rp 104.025

 
Apa itu Resensi?

Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
Resensi dari taufiqhaddad
 
  12 Sep 2007 - 12:20:52

Isi Resensi :
Kisah Bandit Ekonomi Bernama John Perkins Merusak Indonesia dan Negara Dunia Ketiga Lainnya


"Indonesia adalah korban pertama saya" (John Perkins, seorang Economic Hitman alias Bandit Ekonomi) Kalau sekiranya anda ingin kembali ke masa lalu menelusuri perjalanan sebuah negara yang begitu berdaulat dan dihormati seperti Indonesia namun kini menjadi negara yang rentan dan banyak dihuni oleh para tikus besar, koruptor-koruptor, cobalah membaca buku ini. Ditulis dengan naratif, buku Petualangan Bandit Ekonomi John Perkins: Kelanjutan Kisahnya di Indonesia dan Negara Dunia Ketiga, terbitan Ufuk Press ini merupakan sekuel, kelanjutan, dari Confession of the Economic Hitman (EHM), buku pertama Perkins yang cukup meledak baik di Indonesia, maupun di luar negeri. Yang menarik dari buku yang judul aslinya, The Secret History of American Empire, adalah ulasannya tentang Indonesia pada bab-bab awal. Seperti diketahui, Indonesia adalah tempat tugas pertamanya selepas ia didaulat menjadi Bandit Ekonomi. ”Indonesia adalah korban pertama saya", tulisnya dalam buku ini hal. 11. Hadirnya buku ini amat penting dan relevan bagi kita yang ingin mengetahui bagaimana negeri yang amat indah dan kaya ini dirusak oleh beragam elemen termasuk didalamnya Bandit Ekonomi. Bagaimana akhirnya negeri ini begitul seringnya menjadi langganan negara terkorup versi lembaga Transparansi Internasional selama beberapa tahun terakhir. Salah satu yang mendorong Perkins menulis buku ini adalah adanya desakan dari para Bandit Ekonomi lainnya saat ia mempromosikan buku pertamanya tersebut. "Cobalah anda beberkan lebih detail segala yang terjadi di negara tempat anda bertugas, dan segala kerusakan akibat ulah orang-orang seperti kita yang (merusak) tapi mengatasnamakan kemajuan. Singkaplah imperium ini. Uraikanlah fakta-fakta dibalik tempat-tempat seperti Indonesia, tempat dengan data statistik bagus namun realitasnya sangat buruk", ujar salah satu Bandit Ekonomi. Lebih jauh buku ini juga menyibak keingintahuan publik mengenai siapa sesungguhnya penguasa dunia. Apakah AS yang diwakili Bush sebagai presiden, IMF atau lainnya yang dalam buku ini oleh Perkins disebut korporasi-korporasi jahat. Perkins menyebut para korporat jahatlah yang sesungguhnya menjadi penguasa dunia dan biang dari segala kerusakan di dunia. Pada halaman-halaman selanjutnya, Perkins menuturkan trik dan cara yang Bandit Ekonomi lakukan untuk menguasai dan mengendalikan negara-negara dunia ketiga. Bagi kita yang tinggal di Indonesia buku ini seolah mengajak kita flashback merekonstruksi serta memotret fragmen-fragmen hancurnya negeri ini. Biasanya aksi para Bandit Ekonomi dalam melakukan penipuan yang bernilai trilyunan itu bekerjasama dengan Bank Dunia. Bank Dunia dan IMF sebagai penyandang dana dalam hal ini sesungguhnya adalah milik dan kepanjangan kepentingan AS. Proyek-proyek yang didanai mereka sekilas nampaknya demi kepentingan rakyat miskin, padahal sebenarnya hanya untuk segelintir orang kaya (korporatokrasi). Ironisnya, proyek-proyek tersebut berada di tempat dimana hanya ada satu dua kepentingan rakyat miskin-kalangan yang tidak pernah menggunakan bandara, dan tak memiliki keterampilan untuk bekerja di pusat-pusat industri. Ia menyebut langkah-langkah Bandit Ekonomi sbb: pertama, mereka memulainya dengan menentukan sebuah negara berkembang pemilik sumber daya yang diidamkan korporasi (mis: minyak), kedua, mengatur pinjaman yang besar untuk negara itu, lalu ketiga, mengerahkan sebagian besar uang kepada perusahaan teknik dan konstruksi milik Bandit Ekonomi sendiri-dan sejumlah kolaborator di negara berkembang. Setelah beberapa waktu, barulah para Bandit Ekonomi kembali ke negera yang menerima hutang tersebut dan menagih jatah: minyak murah, dukungan untuk isu-isu kritis di PBB atau meminta tentara mereka agar mendukung tentara AS di sejumlah tempat di dunia, seperti Irak. Pesan Perkins amat jelas bahwa dunia saat ini sedang dikuasai oleh sebuah imperium yang terdiri dari korporasi yang mengendalikan seluruh pemerintahan. Merekalah yang mendanai kampanye para presiden. Korporat-korporat itu hanya dikuasi oleh segelintir orang yang mengendalikan. Mereka bisa mendesak Presiden AS kapan saja mereka inginkan. Budiarto Shambazzy, wartawan senior Kompas yang memberi pengantar untuk buku ini menyebut Perkins bukan sekedar seorang ideolog, namun ia juga memberikan solusi dan saran untuk perbaikan dunia di masa depan. Pada halaman-halaman akhir ia banyak memberikan beberapa kontribusi yang bisa dilakukan masyarakat untuk menghentikan kejahatan korporatokrasi ini. Menghentikan dominasi kejahatan korporatokrasi adalah tanggungjawab untuk generasi selanjutnya. ”Kita dapat menghentikan imperium besar ini dengan mentransformasi dasar kekuatan korporatokrasi melalui: definisi diri, menetapkan tujuan, mengembangkan metode pemerintahan, dan membuat kriteria untuk memilih para eksekutif papan atas mereka”, ujarnya. Pilihan judul oleh penerbit Ufuk Press, cukup jitu yang mengaitkan peran Perkins di Indonesia. Setidaknya ada sekitar 50 halaman lebih ia menceritakan petualangannya di Indonesia. Pembaca diajak kembali mengikuti petualangan Perkins selanjutnya yang mirip ala James Bond. http://taufiqhaddad.blogspot.com
Rating
+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating


 
 
[Semua Resensi Buku Ini]