Apa itu Resensi?
Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
|
|
|
24 Agu 2007 - 11:31:29
Isi Resensi : Dunia Dalam Backpacker
Pertama kali membaca blognya secara tidak sengaja sewaktu iseng browsing internet. Lama-kelamaan menjadi suka karena gaya penulisan yang ringan, seperti seorang teman yang baru pulang dari bepergian menceritakan kisahnya kepada kita. Semua tulisan merupakan pengalaman pribadi penulis selama menjelajah berbagai pelosok baik dalam negeri maupun luar negeri maupun juga negeri yang tidak pernah kita dengar (Republik Palau!).
Kisah-kisahnya cukup lengkap bahkan bisa dibilang detail. Kita bisa tahu kebiasaan orang di luar bagaimana, makanan apa yang disukai bahkan seragam polisi di berbagai negara pun kita menjadi paham. Sepertinya buku ini bisa juga disebut "panduan berkeliling gokil!"
Penulis kelihatannya juga merupakan anak gaul yang hobi dugem. Jadinya salah satu tujuan wisatanya selama berkeliling termasuk berbagai diskotik dan tentunya lagi dunia malam tidak luput dari bau alkohol. Bagi orang-orang yang hidupnya "lurus-lurus" aja, mungkin kebiasaan yang satu ini tidak dapat menjadi contoh. Tapi jangan khawatir masih banyak sekali pengalaman-pengalaman yang dapat menjadi panduan bagi mereka yang ingin menjadi traveller atau menambah "trik" dalam bepergian.
Namun ada hal yang menjadi tanda tanya bagi pembaca yang kere. Menurut pengakuan Trinity beliau bukanlah orang yang kaya ataupun orang yang berada sehingga dengan mudahnya bisa bepergian sewaktu-waktu. Trik bagaimana mendapatkan dana untuk traveling bagi backpacker kere tidak dapat kita ikuti. Hal ini menjadi pertanyaan, perjalanan ke luar negeri bukanlah hal yang murah bagi orang Indonesia umumnya.
Sebagai sebuah buku pengalaman pribadi tentu saja banyak terdapat pandangan-pandangan pribadi penulis tentang suatu daerah. Ambil contoh ketika penulis berkunjung ke daerah Nanggroe Aceh Darussalam beberapa saat setelah Tsunami melumatkan Aceh. Disebutkan tentang kekhawatirannya terhadap pemberlakuan syariat Islam, banyaknya mobil-mobil NGO yang berseliweran, dan sebagainya. Namun kondisi sekarang sudah banyak berubah. Artinya kondisi-kondisi yang diceritakan tidak bisa dianggap sebagai hal yang baku yang terus-menerus berlangsung dalam suatu wilayah. Jadi anggap saja buku ini sebagai pentunjuk awal dalam mengunjungi suatu daerah.
Sebagai pengelana sejati, penulis tidak menyia-nyiakan pengalaman hidupnya. Hal ini mengingatkan kita kepada seorang petualang gondrong yang dulu sangat terkenal di era 80-an yaitu Gola Gong. Namun yang ini merupakan versi "anak bandel" yang suka keluyuran. Sudah lama tidak melihat buku-buku petualangan yang berkelas. Siapa tahu, mungkin seratus tahun lagi buku ini akan menjadi semacam catatan perjalanannya marco polo Indonesia. |
|
|
[Semua Resensi Buku Ini] |
|