Display Buku
The Untrue Power of Water
 
Rp 10.000
Hemat Rp 500
Rp 9.500

 
Apa itu Resensi?

Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
Resensi dari wis81
 
  09 Jul 2007 - 12:18:44

Isi Resensi :
Air Memang Bukan Makhluk Hidup


Saya pertama kali dengar nama Masaru Emoto di salah satu acara pengajian da'i Aa' Gym. Karena tertarik dengan penyataan yang agak susah masuk di akal bahwa "air dapat merespon lingkungannya", akhirnya saya pun membeli buku The True Power of Water. Emoto menggambarkan bahwa air itu dapat membentuk kristal yang indah jika dia menerima respon positif, misalnya ucapan yang positif (seperti terima kasih, pujian, dll). Atau ketika air diletakkan di dekat suara musik klasik, dia pun membentuk kristal yang indah. Tapi, kalo dapat respon negatif, air tersebut cenderung membentuk kristal yang tidak sempurna, buruk, dan tidak jelas. Kristal ini katanya hanya bisa dideteksi melalui mikroskop dengan suhu ruangan -5 derajat celsius. Jadi, ceritanya Emoto mengambil sampel air, ditaruh di cawan kecil, dibekukan di freezer dengan suhu -25 derajat celsius. Setelah itu air beku dikeluarkan dan diletakkan di bawah mikroskop, kemudian air beku tersebut perlahan-lahan mencair. Yang bikin orang heran, anak sekolah juga tau kalo titik beku air adalah 0 derajat celsius, so.. bagaimana mungkin dengan suhu ruangan -5 derajat celsius air beku sudah mulai mencair? Emoto juga mengklaim bahwa dia menggunakan mikroskop elektron dengan perbesaran 200 kali. Kalau orang awam yang baca sekilas mereka akan percaya.. wuih.. 200 kali! Mikroskop canggih! Padahal mikroskop yang biasa dipake di sekolah-sekolah juga bisa melakukan perbesaran 200 kali. Justru mikroskop elektron melakukan perbesaran hingga 50000 kali. Isinya memang mengejutkan, dan gaya bahasanya berhasil menarik para pembacanya bahwa memang air itu "hidup". Saya pun sempat terpengaruh, walaupun dalam hati kecil saya ada yang mengganjal. Kok bisa ya molekul air yang hanya terdiri dari dua unsur (Hidrogen dan Oksigen) bisa menyamai kemampuan sel-sel syaraf makhluk hidup paling sederhana semacam bakteri dan amuba yang tersusun dari molekul-moleku protein yang kompleks? Keraguan itu terjawab di buku ini. Seakan menantang buku sebelumnya, buku ini diberi judul yang mirip dengan buku Emoto, cuma ditambahin prefix "un" pada kata "true". Puas rasanya membaca buku ini. Soalnya memang "Prof" Emoto itu belum (atau malah) tidak layak disebut ilmuwan, karena metode yang dia gunakan jauh dari metode ilmiah. Saya juga heran, bagaimana bisa Emoto yang lulusan S1 Hubungan Internasional bisa jadi peneliti laboratorium yang expert? Ternyata memang bukan dia (Emoto) yang turun tangan langsung melakukan penelitian, dia meng-hire beberapa "pekerja laboratorium" yang sudah biasa menggunakan mikroskop. Yang jelas membaca buku ini mengajak kita semua untuk berpikir kritis, tidak menerima mentah-mentah informasi yang baru, apalagi jika dihubung-hubungkan dengan hal-hal lain yang sudah diterima sebelumnya oleh masyarakat. Di buku ini juga si penulis mengungkap rahasia maksud dan tujuan Masaru Emoto sebenarnya yaitu biar jualan obatnya laku! Terlepas dari itu Emoto memang punya misi mulia yaitu menyelamatkan air, menjaga kelestarian air, menghormati air, dll. Walaupun metodenya dalam "membujuk" masyarakat kurang tepat karena mengatas-namakan metode ilmiah yang salah. Penasaran? Baca aja..
Rating
+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating+0 rating


 
 
[Semua Resensi Buku Ini]