Apa itu Resensi?
Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
|
|
|
05 Mei 2009 - 09:53:27
Isi Resensi : Edensor merupakan buku ketiga dari Tetralogi Laskar Pelangi. Buku ini termasuk nominasi penghargaan nasional sastra KLA (Katulistiwa Literaly Award) tahun 2007.
Buku yang sangat indah, sarat akan metafora-metafora kehidupan yang menawan. Sang penulis berhasil memadukan sastra dengan science, menjadikan buku ini sangat layak dibaca dan dimiliki.
“Murid-muridku, berkelanalah, jelajahi Eropa, jamah Afrika, termukan mozaik nasibmu di pelosok-pelosok dunia. Tuntut ilmu sampai ke Sorbonne di Prancis, saksikan karya-karya besar Antoni Gaudi si Spanyol.” (hal 34). Kalimat dari pak Balia, guru semasa SMA tersebut telah menghantui Ikal dan Arai. Mendatangkan angan, mimpi serta harapan.
Tak sedikit orang hanya menjadikan mimpi sebagai angan-angan yang seolah tak mungkin terjangkau, sehingga ia menyerah pada mimpinya, melupakannya, dan tenggelam dalam rutinitas hidupnya. Tapi tidak untuk Ikal dan Arai. Dari mimpi dan berkhayal, mereka mampu (dengan segala daya upaya) memperoleh beasiswa Uni Eropa ke Universitas Sorbonne, Prancis. Tidak hanya sampai di situ, mereka tetap memiliki mimpi untuk menjelajahi dunia. Mereka melakukan perjalanan musim panas sebagai bagpacker. Untuk membiayai perjalanannya mereka harus rela menjadi pengamen seni, yaitu menampilkan seni patung dimana Ikal dan Arai menjadi patung dan berdandan sebagai putri duyung. Perjalanan mereka penuh tantangan, mereka menumpang kendaraan lewat, tidur di jalan-jalan, bahkan ketika kehabisan uang, mereka harus makan daun-daunan mentah untuk bertahan hidup. Belum lagi pengalaman dirampok dan hamper dibunuh. Namun Ikal dan Arai tak pernah menyerah, mereka manusia yang hidup dalam mimpinya. Hanya berbekal impian, keberanian dan tekad untuk memenangkan taruhan, mereka akhirnya mereka mampu melakukan perjalanan ke 42 negara di Eropa, Rusia hingga menjejakkan kakinya ke Afrika!
Selama perjalan tersebut, Ikal tak pernah lupa pada cinta pertamanya, A Ling, yang entah dimana. Berbekal teknologi internet, ia mencari nama A Ling di search engine dan mendatangi alamat-alamat yang mencantumkan nama A Ling di setiap negara yang ia kunjungi.
Nilai filosofis buku ini sangat dalam, bahwa betapa apa yang kita impi-impikan sebenarnya berada sangat dekat dengan kita, tanpa kita sadari. Ikal justru menemukan edensornya, justru dalam kondisi ”keterpaksaan”, ketika dia harus memilih pindah dari Sorbonne, Prancis, ke Sheffied, Inggris. Padahal dalam perjalanan selama musim panasnya, Ikal sibuk mencari A Ling ke seluruh pelosok, dan tidak menemukan yang dicari.
Bagi anda yang senang bermimpi, jangan takut! Tetaplah bermimpi, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu... |
|
|
[Semua Resensi Buku Ini] |
|