Display Buku
Trilogi Merlin Kecil #3: Merlin
 
Rp 19.900
Hemat Rp 995
Rp 18.905

 
Apa itu Resensi?

Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
Resensi dari jia
 
  10 Mei 2007 - 12:02:13

Isi Resensi :
Membaca Masa Kecil Merlin, Penyihir Camelot


Judul: Trilogi Merlin Kecil ; Passager, Hobby, Merlin Penulis: Jane Yolen Penerbit: Little Serambi, 2007 Waktu lihat judulnya, saya langsung membayangkan akan disuguhi cerita tentang Merlin, pendeta Druid, yang jadi guru Raja Arthur yang terkenal itu. Hmmm...ini tentang Merlin yang itu bukan ya? Buku pertama, Passager, bercerita tentang Merlin kecil yang dibuang di hutan. Pada abad pertengahan, banyak anak ditelantarkan di hutan karena perang atau wabah. Hingga abad 18, dalam setiap keluarga dengan empat anak, paling tidak satu anak ditelantarkan di tengah hutan untuk diangkat anak oleh orang asing yang murah hati. Istilah gereja untuk keadaan ini adalah aliena misericordia (latin). Merlin adalah salah satu dari anak yang dibiarkan hidup sendiri di hutan. Setahun dalam rimba, ia kehilangan kemampuannya bicara dengan bahasa manusia, dan bertingkahlaku layaknya manusia. Ia menggunakan cara hutan untuk bertahan hidup. Bersuara layaknya binatang liar, makan seperti hewan, dan memanjat pohon ek untuk tidur. Ia menandai daerah kekuasaannya dengan cara yang sering dilakukan serigala dan anjing, yaitu dengan mengencinginya. *Bener-bener ngingetin gw sama cerita Mowgli atau Tarzan* Setahun dalam hutan, ia lupa kehidupan sebelumnya bersama manusia. Kenangan tentang cara-cara hidup sebagai manusia menyatu dengan mimpi-mimpi yang selalu menghantuinya. Ia tak bisa lagi membedakan mimpi dan masa lalu. Ia kembali ke peradaban setelah seorang penjinak elang bernama Tuan Robin menyelamatkannya. Selama empat tahun, anak itu tinggal di rumah Tuan Robin. Ia belajar menjinakkan elang dan membaca dari Tuan Robin, ia belajar permainan anak-anak yang tak sempat ia nikmati sewaktu berada dalam hutan dari Nell, serta belajar tata krama meja makan dari Mag yang menjaga dan menyayanginya. Buku kedua, Hobby, bercerita tentang petualangan anak berumur 12 tahun yang kini bernama Hawk. Ia kembali sebatangkara setelah seluruh anggota keluarganya meninggal dalam sebuah kebakaran. Bersama kuda tuanya Goodie dan seekor sapi perah yang susunya telah mengering bernama Churn, ia meninggalkan rumahnya selama empat tahun terakhir sambil memanggul sepatu boot Tuan Robin yang tak ikut terbakar. Kini ia bernama Hobby, senama dengan elang kecil, yang lebih besar daripada Merlin. Ia bergabung dengan Ambrosius sang penyulap dan Viviane cantik yang pandai menyanyi dalam sebuah kastil beroda. Pada saat ini, ia mulai menyadari bahwa mimpi-mimpinya berarti sesuatu. Ambrosius memanfaatkan kemampuan Hobby sebagai pemimpi ini sebagai caranya mendapatkan pundi-pundi uang dari sang raja. Disuruhnya hobby bermimpi, dan Ambrosius menafsirkan mimpi itu untuk sang raja. Tafsir mimpi Ambrosius samasekali berbeda dari apa yang ditangkap Hobby dari mimpinya. Saat ia menceritakan tafsir mimpi yang sesungguhnya kepada Ambrosius dan Viviane, pasangan ini menjadi gentar dan dengan tipu daya mereka, meninggalkan Hobby kembali sendiri. Di buku ketiga, Merlin, ia ditawan dalam sebuah sangkar gantung sebuah kelompok liar yang hidup nomaden di hutan. Ia diberi makanan dan minuman yang telah dicampuri ramuan-ramuan agar Merlin tidur pulas dan bermimpi. *** Sejak kecil, gw banyak dijejali cerita tentang legenda King Arthur dan Merlin the Wizard. Mulai dari film kartun berseri di TVRI, Quest for Camelot, filmnya Richard Gere gw lupa lagi judulnya, King Arthur, film anak-anak yang ada Merlinnya, cerita-cerita tentang pedang Excalibur, dll. Merlin yang gw kenal, udah tua. Jenggotan, Rambutnya panjang, warnanya putih. Pendeta druid yang tinggal di hutan. Penyihir yang bijaksana. Yah, walaupun dalam banyak literatur, si Merlin ini disebut-sebut sebagai orang gila yang tinggal di hutan belantara (wodewose). Kalo menurut gw sih, Merlin ini yang mengispirasi Tolkien menciptakan tokoh gandalf, atau Rowling dengan Dumbledorenya. Atau Goscinny dengan dukun Panoramixnya. Atau film-film kartun yang gw ga inget judulnya dengan tokoh penyihir baik yang sedikit banyak sosoknya mirip Merlin. Cerita yang ini, berdasarkan mitos yang telah ada digabungkan dengan imajinasi Jane Yolen sendiri. Pada buku pertama ia menyoroti tentang falconry "http://en.wikipedia.org/wiki/Hawking_(falconry)", seni berburu dengan menggunakan bantuan elang yang telah dijinakkan dan dilatih. Buku kedua bercerita tentang caravan, seperti gipsy yang hidup berpindah-pindah dan bermatapencaharian sebagai pesulap, penyanyi, atau peramal. Dalam sejarah inggris yang ditulis Geoffrey, Monmouth's Historia Regum Britanniae, nama Ambrosius adalah pemimpin perang Inggris-Romawi yang memenangkan pertempuran melawang Inggris-Saxon pada abad ke 5. Merlin adalah arsitek yang membangun Stonehange, tempat Ambrosius Aurelianus dikubur. Di buku ketiga, Yolen menceritakan pertemuan pertama Merlin dengan Cub, yang kelak menjadi raja inggris yang terkenal di abad 9, King Arthur. Yah, karena bukunya untuk anak-anak, nggak banyak yang bisa diserap. Euh, bikin penasaran aja karena gw menginginkan yang lebih. Paling nggak, sesuatu yang lebih padat dan banyak sihir-sihirnya. Konfliknya juga nggak begitu ribet. Kegiatan sihir yang paling dahsyat adalah waktu Merlin meniupkan napasnya pada seekor burung Robin kecil yang sudah kaku. Baca ini, kayak makan bubur. Cepet kenyang, tapi cepet laper lagi....
Rating
+1 rating+1 rating+1 rating+0 rating+0 rating


 
 
[Semua Resensi Buku Ini]