|
OUCH!!! |
|
Rp 31.500
Hemat Rp 1.575 Rp 29.925
|
|
|
|
Apa itu Resensi?
Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
|
|
|
24 Mei 2007 - 10:54:56
Isi Resensi : Ditawarin jadi LO? Aduh, mikir-mikir dulu kali ya?
Pengalaman adalah sumber pengetahuan terbaik. Di buku Ouch!!! ini, Melanie sepertinya pengen nambahin: Derita gue adalah sumber pengetahuan terbaik buat elo-elo yang pengen jadi LO. Gimana enggak, sejak halaman pertama pembaca diajak masuk ke dunia Melanie sebagai seorang asisten artis-artis bule yang mengadakan konser di Indonesia ini. Dan ternyata, meskipun Melanie adalah putri promotor Java Musikindo, bukan berarti dia lantas bisa enak-enakan dan digampangkan dalam pekerjaannya.
Melanie mengenalkan istilah Rider, yaitu daftar permintaan artis yang dikirimkan manajemennya ke penyelenggara konser. Isinya bisa tentang teknis panggung, akomodasi dan transportasi, makanan--pokoknya, macem-macem! Melanie bilang, di antara semua divisi konser, LO-lah yang dapet paling banyak. Alasannya, karena tetek bengek permintaan Artis ada di rider mereka. Makanya, sejak awal Melanie menekankan, bahasa lain pekerjaan LO (Liaison Officer) adalah kacung artis. Sinis? Yah, sepintas bisa dibilang begitu. OUCH!!! bisa dibilang buku curhatannya Melanie selama menangani artis-artis bule yang manis dan charming banget di TV, tapi ternyata bertingkah banget di belakang panggung.
Ambil satu contoh, Westlife. Aku sukaaa banget sejak boyband itu ngeluarin album pertamanya. Makanya, pas baca buku ini rada-rada bete juga, soalnya boyband favoritku ternyata banyak banget tingkahnya. Well, paling enggak begitulah penuturan Melanie di bukunya. Apa tingkahnya ini karena faktor popularitas? Dunno, tapi sumpah Melanie kasihan banget selama menangani konser-konser Westlife.
Melanie juga cerita tentang susahnya mengurusi makanan para artis. Abis, ngerti juga sih, selera orang barat kan kayaknya kurang matching sama makanan-makanan timur yang spicy dan bumbunya aneh-aneh. Belum lagi, kalo mintanya aneh-aneh. Macam Alanis yang ngeyel pengen teh herbal. Ato, Diana Krall yang 'maksa' pengen makanan vegetarian.
Meskipun semi kasihan, aku nggak bisa berhenti ngakak pas Melanie cerita tentang kedatangan artis kesayangannya, Alanis Morisette. Bukannya dapet kesempatan buat nonton live acara konser, eh malah disuruh jadi babysitter kuskus. Atau, tentang noraknya Bond pas ngeliat iklan konser mereka di foodcourt. Atau, tentang pesawat Korn yang nyasar sampe Indramayu. Halah!
Buku ini bisa dijadikan bahan pertimbangan ya buat orang-orang yang pengen jadi LO. Pikirin matang-matang, jangan jadi LO karena kepengen mengurusi artis favorit. Malah, Melanie bilang, dia malah menghindari LO yang ngefans sama artis yang bakalan konser. Bakalan ngerepotin, pada akhirnya. |
|
|
[Semua Resensi Buku Ini] |
|