Display Buku
The Female Brain
 
Rp 75.000
Hemat Rp 3.750
Rp 71.250

 
Apa itu Resensi?

Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
Resensi dari jia
 
  07 Jun 2007 - 16:22:30

Isi Resensi :
Memahami Cara Kerja Otak Perempuan


Kalo baca text book atau non fiksi, gw nggak pernah baca dari awal sampai akhir. Tinggal nyari daftar isinya, trus baca bagian yang kita ingin tau. Menurut gw, itu lebih efektif untuk ngertiin sebuah subjek, ketimbang kita baca dari awal sampai akhir dan saat kita tutup buku, kita nggak tau abis baca buku apaan. Jadi, review ini cuma berdasarkan apa yang pernah gw baca dalam buku ini. Mungkin jadinya nggak lengkap, tapi...lumayan lah...:D The Female Brain adalah buku karya Louann Brizendine, M.D, seorang pelopor neuropsikiatri dan Direktur Women's and Teen Girls. Mood and Hormone Clinic. Brizendine percaya, bahwa setiap perilaku perempuan, dipengaruhi oleh hormon, yang kombinasi kemunculannya, diatur oleh otak. Dalam tabel yang tercetak di halaman awal buku ini, dipaparkan hormon apa saja yang berperan dominan dalam kehidupan perempuan, kapan dia menjadi kuat, dan kapan melemahnya. Setiap otak, awalnya adalah otak perempuan, dengan kombinasi kromosom XX. Seiring pertumbuhan janin, otak berkembang. Kalo jadi cowok, kromosomnya jadi XY, kalo cewek, tetep XX. Hmmmm..... Brizendine menjelaskan bahwa perilaku perempuan tak semata kultural; kenapa gadis remaja bisa jadi sangat jahat dan penuh tipu daya cuma gara-gara cowok, kenapa cewek banyak ngomong dibandingin cowok, kenapa cewek lebih perasa, karena pengaruh hormon-hormon tadi; --> estrogen si ratu hormon; berkuasa, megang kendali, mendominasi, kadang bersifat resmi, kadang jadi penggoda agresif, dan berteman baik dengan senyawa kimia otak yang menimbulkan perasaan senang : dopamin, serotonin, oksitosin, asetilkolin, dan norepinefrin) --> progesteron (valiumnya otak; zat yang menenangkan syaraf) --> testosteron -- cepat, tegas, tajam, mendominasi, maskulin, penggoda yang dahsyat, agresif, tak berperasaan (hayah) *** Ada bagian tentang berpelukan yang menarik menurut gw. Oksitosin, dideskripsikan Brizendine sebagai kucing berbulu tebal yang suka mendengkur; dewi bumi yang enak dipeluk dan mengasih, senang menolong dan melayani. Hormon ini dipompa keluar oleh otak saat berpelukan. Setiap 20 detik berpelukan (yang nyaman), sejumlah besar oksitosin dikeluarkan. Oksitosin ini menyumbat amigdala (sistem siaga-rasa-takut-di otak) dan menguatkan ikatan antara orang-orang yang berpelukan dan memicu sirkuit-sirkuit kepercayaan di otak. Jadi, kata Louann, jangan biarkan seorang cowok memeluk kamu (kalian para cewek) kalo kalian tidak berencana akan memercayai cowok itu. Kata-kata yang keluar dari mulut cowok saat dia meluk ceweknya, bisa bikin ceweknya percaya berkali-kali lipat dibandingin pada keadaan lain. Fiuh...segampang itukah nipu cewek? Tapi tunggu dulu...ga segampang itu sih sebenernya. Efeknya bisa berkurang atau berubah kalo ada hormon atau senyawa lain yang berperan. Oh iya, tingkat kesetiaan cowok juga sebenernya bisa diukur loh. Kalo perempuan punya oksitosin, yang menyebabkan perasaan keibuan dan ingin disayangi, cowok punya vasopresin. Hormon ini menimbulkan sikap bertanggung jawab sama keluarga, dewasa, kebapakan (halah). Menurut penelitian, cowok yang memiliki gen reseptor vasopresin lebih panjang, adalah pasangan dan ayah yang paling dapat diandalkan dan dipercaya. Ah....andai ada alat pengetes kepanjangan gen reseptor vasopresin.....mengurangi resiko diselingkuhi. hihihihi... Yah, dapet cukup banyak pengetahuan baru deh. Tapi mesti baca berkali-kali biar ngerti bener.... *Jia* http://katumbiri.multiply.com
Rating
+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating+0 rating


 
 
[Semua Resensi Buku Ini]