Display Buku
Serbuk Bintang - Stardust
 
Rp 65.000
Hemat Rp 3.250
Rp 61.750

 
Apa itu Resensi?

Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
Resensi dari tita_nice77
 
  28 Feb 2008 - 11:18:30

Isi Resensi :
Membawa Pulang Bintang Jatuh


Dongeng untuk orang dewasa, itulah kata-kata yang memikat hati saya untuk memiliki novel Stardust. Saya penasaran kenapa novel ini disebut seperti itu. Dongeng Neil Gaiman kali ini bermula dari suatu desa di pedalaman Inggris. Desa tersebut adalah desa yang luar biasa, bukan hanya karena dikelilingi tembok tinggi, tetapi juga karena di balik rimbunnya hutan yang terletak di sebelah desa, tersembunyi negeri para peri yang terlarang untuk dikunjungi. Interaksi para peri dan manusia hanya terjadi sembilan tahun sekali, yaitu pada festival di padang yang memisahkan desa tembok dan hutan para peri. Pada festival inilah seorang putra petani, Dunstan Thorn (kelak menjadi ayah dari Tristan Thorn) terpikat oleh seorang gadis penjual bunga kristal. Kisah cinta Dunstan Thorn dan gadis penjual bunga kristal berakhir seiring dengan berakhirnya festival. Namun akhir kisah cinta tersebut berujung pada kisah cinta lain, yang masih panjang dan penuh petualangan. Kisah cinta kedua tersebut adalah kisah cinta milik Tristan Thorn, pujaan hatinya Victoria Forrester, dan sebuah (atau seorang?) bintang jatuh... Novel ini dikatakan sebagai dongeng karena di dalamnya Neil Gaiman menulis tentang pemuda di negeri yang jauh, Putri yang cantik, sihir, peri, hutan gaib, perjalanan penuh petualangan, pertarungan antara baik dan buruk, Raja, Ratu, cinta sejati dan bahagia selamanya. Khas impian anak-anak di masa kecil. Kenapa dikatakan untuk dewasa? Saya tidak tau pasti alasan yang tepat. Mungkin karena sebelum limapuluh halaman pertama kita bisa menemukan adegan yang cukup membuat jantung berdebar:)Mungkin karena di dalamnya terdapat pembunuhan-pembunuhan keji karena perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh kakak kepada adiknya, atas perintah sang ayah. Mungkin karena konspirasi-konspirasi jahat demi mendapatkan sang bintang jatuh. Mungkin juga karena ketiga-tiganya. Penilaian saya? Saya suka kisah ini, cukup menarik untuk membuat saya mengucapkan 'WOW' (sejak kapan kisah Gaiman tidak menarik?) Tapi setertarik-tertariknya saya akan kisah dongeng untuk dewasa ini, saya menyerah untuk membaca 'Stardust' sepenuh hati pada halaman 86, belum genap separuh halaman. Sisanya saya hanya bolak-balik halaman. Istilahnya membaca cepat, langsung ke bab terakhir. Untuk membolak-balik halaman itu pun perlu perjuangan loh! Inginnya sih saya tutup saja, geletakin di lantai dan saya tinggal tidur. Lalu bagaimana saya tau detailnya? Ya, karena saya membaca versi bahasa Inggrisnya. Ada apa dengan versi Indonesianya? Begini, setelah saya membaca versi Inggrisnya, saya menyadari bahwa Gaiman tidak memakai vocabulary yang 'biasa' ('biasa' itu seperti yang dipakai J.K. Rowling) kata-katanya khas dongeng jaman dulu (model Grimm or Anderson), membuat saya sering membuka kamus (ketauan deh ngga gape'). Nah, di Indonesia juga begitu, sang penerjemah berusaha menerjemahkannya dengan bahasa yang sedikit 'klasik' tapi tidak seperti Gaiman yang dengan penggunaan kata-kata klasik itu membuat saya merasa kisahnya lebih kuat (dan romantis), kata-kata dalam 'Stardust' membuat saya susah mengikuti alur cerita, dan akhirnya bosan. Jadi kesimpulannya: *Stardust by Neil Gaiman = Good *Stardust - Serbuk Bintang = Not Good
Rating
+1 rating+1 rating+0 rating+0 rating+0 rating


 
 
[Semua Resensi Buku Ini]