Display Buku
Soulmate Too Late
 
Rp 24.600
Hemat Rp 4.920
Rp 19.680

 
Apa itu Resensi?

Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
Resensi dari edith_fyansa
 
  23 Mei 2007 - 11:55:20

Isi Resensi :
Soulmate Too Late


Beberapa hari yang lalu saya meminjam sebuah novel berjudul ‘Soulmate Too Late’ yang dikarang oleh Alia Asmara. Saat mulai membacanya saya merasa sedikit skeptis akan menemukan ‘sesuatu’dari buku tersebut mengingat pengalaman-pengalaman saya belakangan ini saat membaca novel sejenis (note: kecuali novel Cintapuccino-nya Icha Rahmanti). Setelah membaca dengan cukup seksama dari lembar pertama sampai bagian glossary—yang membawa warna tersendiri apalagi ditambahkan dengan istilah fiktif kreatif macam ‘tugling’—sebuah kata yang saya tidak pernah tahu tapi mengutip dari tulisan Widyarani di blognya, rupanya tugling banyak diklaim orang sebagai plesetan dari nungging, ngeguling, atau dari istilah Bahasa Inggris to tug-tugging, to toggle-toggling, to tuggle-tuggling, to tukgle-tukgling—ternyata isinya menangkis keskeptisan saya di awal. Buku ini mengisahkan sepenggal kisah kehidupan cinta, karier, dan persahabatan seorang wanita bernama Oryza Sativania (my wild guess is Mbak Alia sangat menggemari makanan pokok orang Indonesia yang satu itu sampai-sampai kepikiran untuk menamai tokoh ciptaannya dengan nama latin beras). Kehidupan Oryza yang akrab dipanggil Ory lengkap sudah, ia memiliki Aldi suami yang setia mendampinginya, Joy pangeran kecilnya yang lagi lucu-lucunya, Helen, Maya, Juwie, sobat-sobatnya sejak masa kuliah dulu, dan yang terakhir tapi tidak kalah penting, cita-citanya sejak SMU yaitu bekerja di perusahaan Blue Starship Animation baru saja terwujud. Bekerja di Blue Starship Animation telah mempertemukan kembali Ory dengan objek cinta tak sampainya semasa sekolah dulu (Zidan Qurnia). Dari sini cerita didominasi dengan lika-liku pergulatan Ory untuk dapat tetap setia kepada Aldi padahal belakangan terkuak kalau sejak dulu dan bahkan sampai sekarang Zidan mencintai dirinya. Sebagai penyemarak, muncul tokoh-tokoh lainnya seperti Tristan supervisor divisi lay-out yang berpenampilan unik, Sandy rekan kerjanya yang melakukan pelecehan terhadap Ory, Mbak Raiya manajer HRD Blue Starship Animation yang cantik dan menjadi idola seantero kantor, dan Mona si supervisor painting yang jutek. Tokoh-tokoh tersebut memberi warna yang cukup berarti sekaligus mengganggu. Ada cerita-cerita dari mereka yang terasa menggantung. Zidan dan Tristan digambarkan dingin terhadap satu sama lain namun saya tidak pernah mengetahui apa masalah mereka walaupun saya sudah membaca setiap lembarnya dengan seksama. Kisah Mbak Raiya dan fans-fansnya pun terasa ‘abu-abu’ bagi saya. Tapi , Alia sukses membuat akhir tidak terduga mengenai penggemar rahasia yang kerap meletakkan setangkai bunga mawar di atas meja kerjanya. Alia Asmara membawa kita mengintip dunia animasi Indonesia, melihat pilihan-pilihan yang mungkin menghampiri seorang wanita sekaligus menunjukkan kodrat mereka, arti pentingnya persahabatan dan esensi institusi yang namanya perkawinan. Ia meramu semuanya dengan gaya bahasa yang ringan-modern ala metropolitan namun tetap mengusung unsur-unsur budaya lokal yang khas. Selain dari bakat menulisnya, pengetahuan Alia akan dunia animasi dan penggambaran karakter Ory yang terasa mirip sekali dengan latar belakang Alia sendiri di kehidupan nyata membuat saya bertanya-tanya apakah kisah Ory ini sebenarnya adalah sepenggal kisah hidup sang penulis sendiri, Wallahualam dan juga hanya Alia yang tahu. Just enjoy reading it like I did.
Rating
+1 rating+1 rating+1 rating+0 rating+0 rating


 
 
[Semua Resensi Buku Ini]