Display Buku
Daughter of God
 
Rp 46.800
Hemat Rp 9.360
Rp 37.440

 
Apa itu Resensi?

Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
Resensi dari bernadette-lil
 
  29 Apr 2008 - 08:40:38

Isi Resensi :
Bukti Keserakahan Manusia


Benda-benda seni yang bernilai sejarah tinggi, tentu saja mampu memikat siapapun untuk memilikinya, entah itu para kolektor ataupun ahli purbakala. Menempatkan sebuah karya seni yang indah di ruang tamu, seakan menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Kecintaan sekaligus ketamakan banyak orang pada benda seni itulah, yang ingin dikisahkan oleh Lewis Perdue lewat bukunya Daughter of God, Segitiga Misteri : Konstantin, Vatikan dan Putri Tuhan. Kisah menegangkan dalam Daughter of God, dimulai ketika ditemukannya peninggalan sejarah berupa kain kafan Sofia, yang dianggap sebagai Putri Tuhan. Dalam buku setebal 640 halaman ini, Perdue demikian serius mengisahkan tentang ketamakan manusia, termasuk Hitler yang dianggap sebagai penemu pertama kain kafan Sofia. Ketika kain kafan Sofia berada di tangan Hitler bersama pasukannya, Vatikan sebagai pusat agama Kristen dunia, dibuat tidak berkutik. Karena jika keberadaan kain kafan Sofia diketahui masyarakat umum, tentu saja kredibilitas agama Kristen dan agama-agama yang memercayai Almasih sebagai juru selamat di dunia akan tercemar. Keberadaan kain kafan Sofia di tangan Hitler, kemudian dimanfaatkannya untuk memeras Vatikan, bahkan Hitler berkuasa untuk menentukan sendiri siapa yang harus menjabat sebagai Paus ataupun Uskup. Vatikanpun dibuat tidak berkutik selama keberadaan kain kafan Sofia tersebut di tangan Hitler. Cerita dalam Daughter of God semakin menarik, pasca kesuasaan Hitler, apalagi ketika penulis yang juga pengajar jurnalistik di UCLA ini, dengan piawai memindahkan alur cerita dari masa Hitler ke zaman modern sekarang. Perdue juga cukup genius dengan menggambarkan dengan nyata, gua-gua bekas penambangan batubara yang dijadikan Hitler sebagai tempat menyembunyikan benda-benda seni. Gua-gua yang dipenuhi dengan jebakan, bom dan senjata yang siap menyalak membuat pembaca tidak akan berhenti menikmati lembar demi lembar buku ini. Kisah pencarian kain kafan Sofia, mulai memunculkan titik terang, ketika sosok ahli benda purbakala, Zoe Ridgeway mendapatkan sebuah lukisan, yang ternyata berisi peta lokasi penyimpanan kain kafan Sofia. Sejak Zoe menemukan peta di dalam lukisan itulah, hidupnya tidak pernah lagi nyaman. Zoe bahkan diculik dan dipaksa memeriksa keaslian benda-benda seni yang berjumlah ratusan, yang di dapat di gua penyimpanan harta Hitler. Keserakahan manusia juga digambarkan Perdue lewat intrik dan jaring konspirasi yang telah berusia ribuan tahun. Pembunuhan demi pembunuhan dan pembuktian akan kebenaran Anak Perempuan Tuhan dalam buku ini terasa benar-benar nyata. Untunglah, diakhir cerita, kain kafan Sofia diceritakan terbakar ketika terjadi kebakaran hebat. Sehingga keberadaan Putri Tuhan tidak bisa dibuktikan hingga sekarang. (bernadette lilia nova)
Rating
+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating


 
 
[Semua Resensi Buku Ini]