Display Buku
Digital Fortress (Benteng Digital)
 
Rp 69.900
Hemat Rp 3.495
Rp 66.405

 
Apa itu Resensi?

Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
Resensi dari ernee
 
  23 Feb 2008 - 11:09:17

Isi Resensi :
Benteng Digital


Digital Fortress adalah buku ketiga Dan Brown setelah 'Da Vinci Code' dan 'Angel and Demons' yang fenomenal. Brown membuka cerita Digital Fortrss ini mirip dengan dua novel sebelumya. Semuanya dibuka dengan tokoh utama yang sedang bermimpi. Ceritanya masih seputar sandi dan kode rahasia, tapi yang ini adalah milik NSA. NSA adalah suatu organisasi yang rahasia yang mampu mengawasi transportasi data di dunia digital. Bukan hanya mengawasi saja, bahkan membongkar data digital di internetpun dapat dilakukan. Quis custodiet ipsos custodes? Siapa yang mengawasi pengawas? Itulah prinsip Tankado, seorang jenius cacat mantan pegawai NSA. Ia berpendapat privasi harus tetap ada. Dan akhirnya memang ia berhasil menciptakan algoritma yang dinamakannya Digital Fortress yang berdasarkan teori mutasi clear-text, sehingga komputer penyerang brute-force tidak pernah tahu bahwa tebakannya telah benar sehingga ia akan terus menerus menebak. TRANSLTR, komputer berkekuatan 3 juta prosesor milik NSA telah dipecundanginya. Algoritma Tankado telah tersebar luas namun disandikan dengan dirinya sendiri. Hanya Tankado dan rekannya, North Dakota, yang memegang kunci ini. Susan Fletcher, seorang kriptografer kepala NSA yang cantik mempesona dengan skor IQ 170, berusaha keras menyelesaikan masalah ini. Sementara kekasihnya, David Becker, seorang profesor bahasa yang menguasai berbagai bahasa, memburu cincin Tankado yang mati terbunuh di Spanyol. Cincin itu berisi kode pembuka sandi Digital Fortress. David telah dipesan NSA agar cincin itu jangan sampai jatuh ke tangan orang lain. Dan konflikpun dimulai, cincin itu telah lenyap. Dan seorang sipilpun harus beraksi layaknya seorang agen rahasia. Itulah cerita Digital Fortress. Plot yang cepat, karakter yang dalam, deskripsi tempat dan suasana yang mengagumkan, dan tentu saja kejutan-kejutan khas Dan Brown akan menyiksa pembacanya untuk tidak meletakkan buku itu sebelum selesai terbaca. Lagi-lagi Dan Brown banyak bermain dengan sandi, kode, atau ilmu kriptografi. Dengan alur yang rumit, detil dan sedikit menegangkan, novel ini diakhiri dengan multiple klimaks, ketegangan yang berulang yang sudah menjadi ciri khas dari Brown. Menurut saya pribadi, buku ini kurang menarik, mengecewakan, ceritanya membosankan. Tidak ada kejutan-kejutan yang baru, semuanya mirip dengan cerita-cerita Browm terdahulu. Bagi yang sudah membaca dua karya Brown sebelumnya pasti tahu bahwa pembunuhan yang terjadi dilakukan oleh seorang pembunuh profesional, yang juga akan mati beberapa saat sebelum akhir cerita, dan dibayar oleh orang paling berkuasa di antara sedikit tokoh utama. Demikian pula terdapat anagram dalam cerita ini yang ternyata menjadi kesukaan-kesukaan Dan Brown. Namun, bagi anda yang memang belum pernah membaca karya Dan Brown, buku ini sangat bagus, jika saja anda bersedia untuk sementara melepaskan logika anda saat membaca buku ini.
Rating
+1 rating+1 rating+0 rating+0 rating+0 rating


 
 
[Semua Resensi Buku Ini]