Apa itu Resensi?
Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
|
|
|
26 Jan 2015 - 11:19:07
Isi Resensi : Desa Cosmopolitan Vs Globalisasi
Dulu, tak pernah terbesit dalam benak kita penduduk dari berbagai bangsa berebut untuk tinggal dalam sebuah desa di Indonesia. Wajar, karena desa acapkali identik dengan sesuatu yang kecil dan terbelakang. Namun kini zaman telah berbeda, buku ini mengajak kita untuk bertamasya menyaksikkan adegan ketika sebuah desa yang kecil dikepung oleh gerombolan korporasi, Negara, dan lembaga internasional dari berbagai belahan dunia. “Globalisasi masuk desa” bak deburan ombak besar yang mendobrak territorial Negara seolah tidak ada lagi pembatas antara desa dan globalisali. Bisa jadi inilah fase klimaks dari modus eksploitasi kekayaan alam yang jauh lebih kolosal dan lebih mengerikan dibandingkan zaman sebelum kemerdekaan. Terlebih lagi, kondisi dunia sekarang sedang mengalami krisis pangan dan krisis energi, maka Desa yang kecil tak ubahnya mata air bagi para raksasa yang sedang kehausan.
Selama ini kajian tentang pedesaan hanya melihat pada aspek mikro seperti Sumber daya manusia dan infrastruktur dll. Namun dibuku ini Wahyuni Refi dan Ziyad Falahi mencoba untuk mengulas Desa dari sudut pandang yang berbeda, yakni secara makro.
Dalam buku ini diilustrasikan bagaimana globalisasi menstransformasikan desa dari yang identik dengan hal yang kecil, menjadi megah nan futuristik. Namun konsekuensinya, desa harus senantiasa mengadopsi aturan globalisasi hingga ujungnya adalah penghisapan kekayaan alam desa. Globalisasi melalui peran aktor-aktornya yakni Investor, Perusahaan multinasional dan lembaga internasional seolah dengan mudahnya masuk desa tanpa ada yang menghalanginya. Globalisasi juga diwarnai oleh maraknya aktor negara maju yang andil dalam mengambil kekayaan desa demi pasokan nasionalnya.
Artikel mengenai menjaga kekayaan desa sebagai amanah konstitusi menjadi awal dari pembahasan dalam buku ini yang menjelaskan bagaimana Undang Undang Dasar 1945 pasal 33 sangat erat kaitan nya dengan upaya menjaga kekayaan desa. Artikel – artikel selanjutnya diisi dengan pembahasan mengenai globalisasi dan kekayaan alam Indonesia. Serta bagaimana desa menjawab tantangan globalisasi khusunya pasar bebas ASEAN yang pada tahun 2015 segera di buka.
Kemudian penggunaan bahasa yang simple menjadi keunggulan sendiri bagi buku ini. Tidak hanya teori yang disampaikan pada buku ini beberapa ilustrasi atau pun data-data konkret sengaja di berikan untuk mempermudah pembaca dalam memahami buku ini. Dari segi penghematan kertas buku ini sangat memperhatikan penggunaan kertasnya, hal ini dapat dilihat dari sedikitnya halaman kosong di setiap bagian nya.
Namun, penggunaan kertas yang tipis membuat pembaca harus hati hati jika ingin menulis atau mencoret buku ini, penggunaan pena yang terlalu cair tidak dianjurkan karena dapat menembus halaman sebaliknya, bahkan dapat merusak kertas tersebut. Ada beberapa kata yang kurang lengkap penulisannya, serta penggunaan singkatan-singkatan yang terlalu banyak walaupun dihalaman awal sudah disediakan daftar singkatan.
Secara keseluruhan, isi yang terdapat dalam buku Desa Cosmopolitan ini layak untuk dijadikan buku literasi bagi mahasiswa ilmu politik, para perangkat desa dan para masyarakat umum. Selain informasi yang disajikan lengkap, penggunaan bentuk kalimat yang simple, memudahkan pembaca memahami maksud kalimat walaupun banyak menggunakan singkatan yang beberapa diantaranya masih asing didengar bagi beberapa pembaca. Jadi buku Desa Cosmopolitan ini merupakan bahan bacaan yang cocok untuk mahasiswa maupun masyarakat umum. |
|
|
[Semua Resensi Buku Ini] |
|