Apa itu Resensi?
Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
|
|
|
16 Sep 2014 - 14:24:52
Isi Resensi : Interlude by Windry Ramadhani
Interlude bercerita tentang 2 insan manusia yang memiliki karakter dan latar belakang yang berbeda. Hanna & Kai. Hanya ada satu kesamaan di antara mereka. Hidup mereka sama sama tak bahagia.
Hanna Sjahrir. Seorang mahasiswa jurnalisme tingkat akhir yang baru saja kembali dari cuti kuliahnya selama 1 tahun. Mencoba untuk survive setelah 1 tahun yang lalu dia mendapat perlakuan yang tak mengenakan dari seseorang yang disukainya. Walau banyak bisikan dan omongan tak sedap dari mahasiswa lain, dia mencoba untuk tetap tegar. Dia suka membawa perekam untuk merekam suara suara di sekililingnya agar tak kesepian. Hanna juga pecinta kopi Latte dan laut.
Kai Risjad. Seorang musisi yang jenius dan mahasiswa hukum yang meraih IP 4 selama 6 semester berturut turut. Sayangnya, dia tidak memiliki dorongan atau tujuan hidup. Dia tidak memiliki ambisi di bidang musik maupun kuliahnya. Hidup Kai penuh dengan musik jazz, alkohol, dan wanita. Kai juga memiliki kelurga yang tak harmonis. Yang menjadikan alasan mengapa Kai jarang sekali pulang ke rumah.
Keduanya dipertemukan di balkon atap apartemen Hanna. Saat itu Hanna sedang ingin melihat senja, sedangkan Kai sedang membuat lagu. Hanna tertarik sekali dengan petikan petikan gitar Kai, karena sebelumnya ia tak sengaja mendengar petikan gitar Kai dari perekamnya saat membeli latte. Di mata Kai, Hanna adalah perempuan cantik yang langsung membuatnya penasaran. Kai mencoba bertanya tanya pada Gitta -sahabat Kai dan satu kampus dengan Hanna. Gitta langsung memberikan peringatan kepada Kai bahwa Hanna bukanlah gadis bodoh seperti gadis gadis yang dipermainkan oleh Kai.
Hingga suatu hari, Kai berhasil membuat Hanna menerima ajakannya untuk menonton Second Day Charm (nama Band Kai) manggung di salah satu kafe. Hal yang terjadi selanjutnya adalah Kai melakukan hal yang membuka luka lama Hanna. Dia mencium Hanna yang otomatis membuat Hanna panik. Keesokan harinya, Gitta menyadari perubahan sikap Hanna. Dia kemudian melabrak Kai dan menceritakan masa lalu Hanna. Kai merasa bersalah dan amat sangat menyesal. Kai mencoba untuk kembali mengontak Hanna dan memperbaiki hubungan mereka.
Hanna yang ketakutan yang tak ingin kejadian masa lalunya terulang kembali dan Kai yang ingin membuktikan bahwa tak selamanya menjadi orang brengsek.
Hanya membutuhkan beberapa jam untuk menyelesaikan buku ini. Interlude adalah buku kelima yang saya baca dari Windry Ramadhina. Dan lagi lagi, saya jatuh cinta kepada karakter yang ada di Interlude ini. Awal saya membaca, saya bertanya tanya bagaimana interaksi yang akan terjadi antara Hanna dan Kai, mengingat mereka memiliki karakter yang sangat bertolak belakang. Harus saya akui, bahwa mba Windry berhasil menghidupkan interaksi Hanna-Kai. Saya suka sekali dengan panggilan Kai kepada Hanna, Gadis dari Ipanema. Buat saya, itu manis sekali. Sebagai perempuan, saya harusnya tidak luluh membaca panggilan dan perhatian Kai kepada Hanna. Karena saya cukup yakin, bahwa itu adalah senjata atau trik ampuh yang dimiliki para lelaki. Aaaw, tapi perempuan mana sih yang tidak suka diperhatikan.
Konfliknya tidak seberat memori, jadi jika saya harus memilih saya lebih suka memori ketimbang Interlude. Dan dibandingkan dengan London, saya lebih suka Interlude xD. Walaupun cerita seperti ini banyak ditemukan, tapi saya amat menikmati membaca buku mba Windry kali ini. Bukunya cukup ringan dan tidak terlalu tebal, bisa dibaca sekali duduk. Saya cuma bisa bilang, I WANT MOORE, MBAAK . I WANT MORE!! #pembacagataudiri hahaha. Sebenarnya saya mengharapkan bukunya lebih tebal dari ini, karena saya merasa endingnya terlalu cepat hehehe. Tapi itu tidak mengurangi kenikmatan saya membaca buku ini. Bagi saya, buku buku Windry Ramadhina sangat layaak untuk dibaca dan dibeli.
"Jangan pernah pergi dari sisiku, oke? Selamanya. Aku juga tidak akan berhenti jadi lautmu. Selamanya."
-Kai- |
|
|
[Semua Resensi Buku Ini] |
|