Display Buku
The Sherlockian
 
Rp 65.000
Hemat Rp 3.250
Rp 61.750

 
Apa itu Resensi?

Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
Resensi dari atriasartika
 
  13 Mar 2014 - 02:36:43

Isi Resensi :
Novel ini bercerita menggunakan sudut pandang orang ketiga dengan 2 tokoh utama yang hidup di dua zaman yang berbeda. Mereka terhubung oleh satu hal yakni “buku harian yang hilang”. Harold White yang akhirnya diakui sebagai seorang Laskar Baker Street termuda seperti halnya Sherlockian lain memiliki ketertarikan dan rasa penasaran yang cukup besar pada buku harian Arthur Conan Doyle yang hilang. Conan Doyle memiliki kebiasan untuk menulis buku harian secara rutin. Namun ada satu seri buku hariannya yang hilang yakni pada rentang waktu 11 Oktober hingga 23 Desember 1900. Kisah Harold White bersetting waktu Januari 2010. Di lain bagian, kita akan disuguhi kehidupan Arthur Conan Doyle di rentang waktu yang sama dari Diari yang Hilang tersebut. Di bagian ini, Arthur-lah tokoh utamanya. Sikap Arthur tentang Sherlock Holmes, tokoh yang ia ciptakan juga ditampakkan dengan jelas. Di zamannya (dan mungkin hingga saat ini), sosok detektif Holmes sering kali dianggap nyata oleh pembacanya. Ternyata ini memberi tekanan tersendiri dalam kehidupan Arthur. Itulah mengapa Arthur memilih “membunuh” Holmes. Namun suatu hari, Arthur “menghidupkan” kembali Sherlock Holmes. Namun Holmes yang ia hidupkan berbeda dengan sebelumnya. Karakternya menjadi lebih sinis, praktis, dan seolah antipati pada kepolisian dan hukum. Penjelasan tentang hal ini lambat laun terbuka dalam cerita yang disuguhkan dalam bagian cerita di masa Arthur. Harold White, berusaha semakin keras untuk mengejar buku harian yang hilang tersebut karena kematian Alex Cale, salah seorang anggota Laskar Baker Street, setelah mengumumkan bahwa ia telah menemukan buku harian yang hilang tersebut. Sebelum kematiannya, Alex sempat menyampaikan tentang perasaannya yang merasa selalu diikuti. Di hari yang seharusnya menjadi hari dimana Alex memperlihatkan buku harian tersebut, Alex ditemukan meninggal di kamar hotelnya dengan kondisi kamar yang berantakan dan sebuah pesar bertuliskan “Sederhana” sebagai sebuah pesan kematian. Dari kejadian ini, Harold pun berusaha melacak pembunuh Alex sekaligus menemukan buku harian tersebut. Di sisi lain, kita disuguhi mengenai kehidupan Arthur Conan Doyle yang juga sedang berusaha memecahkan sebuah kasus pembunuhan. Ini seolah menjadi sebuah pembuktian sendiri oleh Arthur bahwa Sherlock adalah sebuah sosok fiktif dan ia lebih nyata dan lebih cerdas daripada sosok yang ia ciptakan tersebut. Secara bergantian, kita disuguhi dengan kasus-kasus ini. Tentang Harold yang ditemani oleh Sarah Lindsey, seorang wartawan yang menemaninya dalam upaya memecahkan kasus Alex dan menemukan buku harian tersebut. Tentang perasaan Harold pada Sarah dan kucurigaan yang juga selalu menghampirinya tentang siapa sebenarnya Sarah dan mengapa pembawaannya selalu berhasil membantu Harold melewati moment-moment penuh krisis. Berhasilkah Harold menemukan pelaku pembunuhan Alex Cale dan buku harian Conan Doyle? Apa yang terjadi di kehidupan Arthur Conan Doyle hingga membuat Arthur memilih menghidupkan kembali tokoh Sherlock Holmes yang ia benci? Graham Moore berhasil membuat saya terus menerus membuka halaman demi halaman demi menemukan jawaban dari kasus-kasus yang dijabarkannya.
Rating
+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating


 
 
[Semua Resensi Buku Ini]