Apa itu Resensi?
Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
|
|
|
16 Jul 2013 - 11:16:22
Isi Resensi : Tiga Keping Macaroon untuk Magali
Aku suka cita rasa dalam Macaroon Love karya mbak Winda Krisnadefa!
Berkenalan dengan duo sepupu ajaib Magali dan si cakep setengah bule, Beau (dibaca Booouuuu dengan aksen Prancis seksi ) dan larut dalam obrolan mereka yang berasa kayak lagi ngemil Pringles yang Fieri Hot, renyah dan ga bisa bikin berhenti baca dari halaman satu ke halaman selanjutnya. Naskah Unggulan dalam Lomba Penulisan Qanita Romance ini memiliki ide cerita yang tak biasa.
Sebelum membahas idenya aku mau tanya, siapa sih diantara kita yang punya kesempatan untuk memilih nama sendiri? Ada? Betapa beruntungnya kamu! Contohnya gini; aku bernama Citra Rizcha Maya, terpaksa harus terima-terima saja nama pemberian bapak Andro dan Ibu Ros, pa-da-hal! Ya ampun Citra itu nama super pasaran :/ dan yang parah aku bahkan tidak bisa menyebut namaku sendiri dengan benar, yeay gegera huruf R terlalu susah disebutkan lidahku, belom lagi nama tengah, Rizcha yang orang sering tanya lafalnya bagaimana dan juga sering salah dituliskan, dan terakhir Maya yang seperti menggambarkan aku yang kecanduan dunia maya. Stop Citra, cukup curhatnya! Sama kayak kata si Magali; Harusnya nama itu hak prerogative seseorang sejak lahir, sampai saatnya dia bisa memutuskan mau memakai nama apa. Yeah si Magali benci sekali dengan namanya sendiri, walau kata Jodhi berarti Mutiara dalam bahasa Prancis atau berarti luas daughter of the sea, oh c’mon Jodhi itu kan diluar negeri tempat mereka pada ngerti artinya, nah di Indonesia nama Magali jadi korban plesetan dari tukang gali kubur sampe galian singset…pukpuk Magali. Tapi… tada! siapa sangka pada suatu waktu Magali melihat namanya di papan ruko, bertuliskan: Suguhan Magali. Okay harus aku bilang bahwa masalah besar dari novel ini adalah tentang NAMA si Magali. Jarang kan ide sebuah novel memusatkan pada nama seorang tokohnya.
Selain membicarakan tentang nama, novel ini juga membicarakan hal favorite semua orang; Cinta? iya, tapi jawaban yang paling benarnya adalah tentang makanan. Si Magali adalah seorang food writer dengan selera makan yang bikin kening berkerut. Kentang goreng colek sundae, okay kapan-kapan kudu coba, dan bagaimana selera anehnya ini bisa mengantarkan dia jadi food traveler dan redaktur rubrik kuliner di majalah food traveler yang punya rubrik kuliner keren: Magali Chronicle!
Secara kesuluruhan aku suka novel ini, tapi ada sedikit hal yang menurutku “kurang Magali” yang pertama judulnya; seandainya aku berada di tokoh buku sebagai seorang pembaca yang tidak tahu tentang cerita ini sebelumnya aku pasti menganggap bahwa Macaroon Love adalah sejenis chicklit manis dengan tokoh cewek rata-rata, sedikit genit peduli penampilan dan hidup dalam drama (mengingatkanku pada si Blair Waldorf dari serial Gossip Girl) dan Magali sangat jauh dari penggambaran seperti itu. Selain itu menyandingkan nama kue imut Prancis dengan kata cinta membuat ekspektasi kita melayang pada hal-hal romantis, tapi setidaknya Ammar lumayan berusaha dengan terbang ke Aussie dan memberikan kue ulang tahun seharga $400… dan aku bertanya-tanya kira-kira Magali akan menikmati Macaroon dengan cara seperti apa ya?
Jadi aku memberikan tiga keping Macaroon buat Magali; Pertama untuk ide ajaib novelnya; menggabungkan masalah nama dan makanan, yang kedua untuk karakter Magali yang keren banget, yang ketiga…untuk Beau dong :* (Aku bersyukur Beau mau usaha digital printing, bukannya ikutan casting :P )
Ah ya, jika novel ini adalah sejenis makanan maka, novel ini berasa seperti permen ‘kabel’ panjang Twizzlers Strawberry <3 |
|
|
[Semua Resensi Buku Ini] |
|