Display Buku
Marginalia : Catatan Cinta Di Pinggir Hati
 
Rp 49.000
Hemat Rp 2.450
Rp 46.550

 
Apa itu Resensi?

Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
Resensi dari saraamijaya
 
  09 Des 2013 - 14:32:39

Isi Resensi :
Marginalia, novel romance yang tak penuh "bunga-bunga"


Marginalia. Awal membacanya jujur aku pikir tajuk ini merupakan nama sang lakon utama di novel tersebut. Ternyata si marginalia ini adalah catatan di pinggir buku. Oalah…padahal akupun seringkali mencoret-coret pinggiran buku ketika membacanya tanpa tahu itulah si marginalia. Novel ini unik dengan marginalianya meski bagiku terasa sedikit mengada-ada dan kekanakan. Bayangkan saja bagaimana seorang drupadi (sosok wanita mandiri yang sangat realis) bisa perang marginalia dengan Aruna (seorang rock star yang romantis). Tapi ya itulah ajaibnya cinta. Kalau sudah bicara keajaiban siapa sih yang bisa menyangkalnya ^-^. Perang Marginalia itu dimulai ketika Drupadi (seorang wedding organizer) dan asistennya chiya terpaksa berteduh di sebuah kafe yang unik, Kafe marginalia. Kafe itu dipenuhi buku-buku dan setiap pengunjungnya diperbolehkan menulis marginalia dibuku apapun yang mereka inginkan. Drupadi yang tidak percaya akan keajaiban menganggap hal itu adalah hal sia-sia dan tak masuk akal. Tapi karena membutuhkan kafe tersebut sebagai venue mau tak mau Drupadi terpaksa menerima tantangan Sonya (pemilik kafe) untuk menulis sebuah marginalia di buku manapun yang diinginkannya. Dan menunggu sebuah keajaiban yang mungkin terjadi dari marginalia yang ditulisnya itu. Dan adalah takdir yang membuat Drupadi menuliskan sebuah marginalia “cengeng” di buku kumpulan puisi rumi (yang ternyata merupakan buku kenangan Aruna dan kekasihnya yang sudah meninggal, Padma). Bagi drupadi semuanya selesai. Tapi Tidak bagi Aruna, membaca marginalia itu Aruna merasa harus mempertahankan keyakinan Padma, dan iapun menulis marginalia balasan. Dan begitulah perang marginalia berlanjut hingga Aruna tak lagi bisa membendung rasa penasarannya akan sosok Drupadi. Maka ia pun berusaha menemui Drupadi, bahkan dengan menyamar menjadi penyanyi di sebuah pesta pernikahan. Dan begitulah kisah cinta mereka bukan sebuah kisah yang mudah. Ada perbedaan umur, ada masa lalu Drupadi yang membuatnya enggan jatuh cinta lagi. Dan ada Inez… sepupu Drupadi yang juga cinta pertama Aruna. Sayangnya konflik cinta ini mulai terjalin bak sinetron di TV. Inez yang mengancam akan menghancurkan Drupadi kecuali Aruna mau menikah dengannya. Drupadi yang datang menyembah-nyembah Inez untuk melepaskan Aruna. Dan tindakan Aruna untuk menyelesaikan semua konflik tersebut. Rasanya yang punya kekuatan cinta hanya Drupadi dan Aruna. Perasaan Inez seolah ditulis hanya sebagai penambah konflik dan memperpanjang kisah. Pun demikian aku cukup menikmati membaca kisah ini ^_^. Aku bukan penyuka genre romance, karena biasanya aku keburu puyeng dengan setiap untaian kalimat yang berbunga-bunga dan penuh romantisme. Aku membutuhkan banyak waktu untuk mengkhatamkan sebuah novel romance. Ada yang sukses aku khatamkan, tapi lebih seringnya tidak. Dan Marginalia ini sedikit dari novel romance yang sukses aku khatamkan dalam waktu hanya 2 jam. Penuturannya yang cenderung “ngepop”, bahasanya yang sederhana tanpa diksi mendayu-dayu sedikitpun tidak mengurangi kadar romantisme buku ini. Yang paling aku suka, tentu lagu yang dibuat Aruna untuk Drupadi: Aku Yudhistira, aku Arjuna, aku Bima, aku Nakula Sadewa. Berapa Bharatayudha harus kujalani. Demi kamu. Drupadiku? Dan begitulah aku jatuh cinta pada romantisme versi Dyah Rini ini. Sangat wajar menjadi pemenang kedua novel romance Qanita. Selamat…. Dan Terus berkarya mba Dyah Rini !!!
Rating
+1 rating+1 rating+1 rating+0 rating+0 rating


 
 
[Semua Resensi Buku Ini]