|
Montase |
|
Rp 49.000
Hemat Rp 2.450 Rp 46.550
|
|
|
|
Apa itu Resensi?
Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
|
|
|
17 Mar 2013 - 11:10:02
Isi Resensi : Montase, kau di antara seribu sakura
Montase adalah buku karya Windry Ramadhina yang pertama kali saya baca. Jujur saat membeli buku ini saya hanya tertarik pada covernya saja, bukan pada isi bukunya. Tapi setelah saya membacanya, saya merasa sangat beruntung pernah nekat membeli buku hanya karena covernya saja.
Buku yang terdiri dari 360 halaman ini menceritakan tentang persahabatan yang unik antara 4 orang mahasiswa IKJ, yaitu Rayyi, Sube, Bev, dan Andre. Persahabatan mereka sangat erat dan menyenangkan sampai pada suatu ketika Rayyi yang ikut serta dalam sebuah perlombaan film dokumenter dikalahkan oleh seorang gadis Jepang yang mungil.
Awalnya Rayyi merasa sangat kesal karena dikalahkan oleh seseorang yang menurutnya tidak lebih baik dari dirinya, bahkan gadis ini menggunakan kamera mainan untuk membuat filmnya tersebut. Haru Enomoto, gadis Jepang yang mengalahkan Rayyi ini ternyata mahasiswa pertukaran dari negeri Sakura nan jauh disana.
Haru yang sangat gemar melukis mengambil peminatan Dokumenter di IKJ karena keinginan orang tuanya. Sedangkan Rayyi mengambil peminatan Produksi karena keinginan orang tuanya juga, tapi sebenarnya dia ingin mengambil peminatan dokumenter karena dia sangat menyukai film dokumenter. Kecintaannya kepada film dokumenterlah yang mendorong dirinya untuk menjadi penyusup saat kuliah dokumenter sedang berjalan. Dalam misi penyusupannya itu Rayyi mengikutsertakan ketiga sahabatnya yaitu Sube, Andre, dan si cantik Bev.
Misi penyusupan inilah yang menjadi awal kedekatan antara Rayyi dan Haru. Hubungan mereka yang awalnya berbau persaingan berubah menjadi lebih manis semenjak Haru ikut bergabung dalam persahabatan Rayyi dan kawan-kawan. Pembawaan Haru yang selalu ceria membuat Rayyi terkagum-kagum. Haru masih bisa mencintai kedua orang tuanya dengan tulus meskipun telah memaksanya melakukan hal yang tidak dia sukai. Sebaliknya, Rayyi membenci ayahnya setengah mati karena sudah memaksanya untuk masuk peminatan produksi, bukan dokumenter. Hal itulah yang membuat Haru menjadi lebih spesial bagi Rayyi dibandingkan sahabat-sahabatnya yang lain.
Seiring waktu berjalan, Rayyi dan Haru menjadi semakin dekat dan mereka menikmati kedekatan itu. Sampai suatu ketika Haru mendadak pulang ke negerinya tanpa pamit pada Rayyi ataupun sahabatnya yang lain. Ternyata Haru mengidap penyakit yang sangat parah dan waktunya sudah tidak banyak lagi. Haru ingin menghabiskan sisa waktu yang hanya sedikit itu bersama kedua orang tuanya.
Semenjak Haru pulang ke negeri asalnya, hidup Rayyi berubah tapi perasaannya pada Haru tetap sama. Dia rutin mengirim surel dan film-film dokumenter pendek karyanya sendiri pada Haru. Sampai suatu ketika hal yang paling ditakutkan olehnya terjadi. Haru akhirnya menghembuskan nafas untuk terakhir kali. Hal ini menghancurkan Rayyi, tetapi keceriaan Haru sewaktu dia masih hidup memaksanya untuk bangkit dan tidak terpuruk dalam kesedihan yang berlarut-larut.
Dua tahun sesudah Haru pergi, Rayyi menyusul ke Jepang, ke tanah kelahiran Haru. Disana dia bertemu dengan kedua orang tua Haru yang bercerita banyak kepadanya. Dan disana, Rayyi kembali menemukan sosok Haru yang lembut dan ceria di antara seribu sakura.
Menurut saya cerita ini sudah terlalu umum. Banyak novel atau pun film yang isinya seperti cerita ini. Tetapi cara Windry Ramadhina mengemas cerita dan merangkai kata-katanya membuat buku ini menjadi istimewa, bahkan membuat cerita yang umum dan membosankan menjadi lebih menarik untuk dijelajahi. |
|
|
[Semua Resensi Buku Ini] |
|