Apa itu Resensi?
Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
|
|
|
17 Mar 2013 - 11:02:18
Isi Resensi : Belajar Memahami Indonesia
Buku ini merupakan antologi sepuluh tulisan tentang Indonesia yang dibahas dari berbagai sisi. Masalah pendidikan, politik, moral, budaya, sampai hal-hal kecil dalam keseharian dibahas dengan gaya yang berbeda-beda: lucu, kritis, reflektif, ironis. Buku ini mampu mengambarkan Indonesia dengan beragam permasalahannya, tapi masih menyisakan harapan untuk bangkit. Buku ini dilengkapi dengan ilustrasi dan karikatur yang menarik untuk menggambarkan situasi yang tengah dikisahkan.
Buku ini dibagi menjadi dua bagian dimana masing-masing bagian dicetak dengan posisi halaman yang berkebalikan, merepresentasikan maksud buku ini yang ingin menunjukkan betapa jungkir baliknya Indonesia. Pada bagian pertama, tulisan berjudul “Melihat Indonesia dari Rumah Saya” menyoroti watak Bangsa Indonesia yang cenderung rendah diri, eksplosif, sensitif, dan sublimatif. Dalam tulisan “Hidup Kok Serba Salah?” dibahas bagaimana system transportasi Indonesia yang bermasalah, jajanan dan makanan Indonesia yang berbahaya, kecurangan, hingga system pendidikan yang melupakan kreativitas dan kurang ramah bagi anak-anak. Kemudian tulisan berjudul “Akar Masalah Negeri Ini” membahas tentang Indonesia sebagai Negara yang 100% penduduknya beragama tetapi perilakunya tidak mencerminkan mereka sebagai manusia yang beragama terutama maraknya korupsi. Tulisan ini juga menyebut-nyebut salahnya sistem pendidikan Indonesia yang mengajarkan nilai-nilai korupsi melalui cerita-cerita rakyat yang memberikan contoh buruk. Pada akhirnya solusi masalah korupsi adalah kempali ke pendidikan agama.
Tulisan selanjutnya berjudul “Aturan, Tahu Aturan, Taat Aturan” membahas banyaknya aturan yang dibuat emerintah yang gagal dan salah sasaran seperti berbagai peraturan lalu lintas. Hal ini disebabkan oleh ketidakpekaan pemerintah yang hanya berpegang pada teori tetapi tidak merasakan langsung masalah yang mereka atur. Tulisan terakhir bagian pertama ini berjudul “Surga yang hilang”, menjelaskan tentang kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang dinisbatkan pada ‘instasi akhirat’ sehingga sitem hukum dan social tidak dapat berjalan. Akibatnya, Indonesia yang seharusnya merupakan surga yang penuh kebaikan telah berubah menjadi bangsa dengan berbagai persoalan yang membelitnya.
Pada bagian kedua, tulisan berjudul “Mari Mendidik Indonesia” menyoroti berbagai masalah pendidikan nasional, dari tarifnya yang bertaraf internasional, sistem penilaian yang menekan, sertifikasi guru, hingga ketidaksungguhan pemerintah untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Dalam tulisan “Sumbangan Oh Sumbangan” dibahas tentang tradisi di Indonesia yang suka meminta sumbangan dengan memaksa dan praktik penipuan yang marak. Tulisan selanjutnya berjudul “Ingatan yang Menikam” mencoba menghadirkan subjek lain, yaitu orang-orang yang dituduh memiliki keterlibatan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) 1965 silam. Tulisan ini mengisahkan betapa sengsaranya orang-orang tersebut hidup dalam kekerasan, stigma, dan diskriminasi. Namun, begitu mudahnya kekerasan masa lampau yang merampas banyak hak mereka dilupakan oleh pemerintah dan tidak adanya reparasi yang pantas.
Tulisan berjudul “OhNegeriku”mengulas berbagai masalah mengenai perpolitikan negeri ini, dari pemilihan umum hingga konspirasi mereka ketika terpilih sebagai wakil rakyat. Tulisan terakhir berjudul “Bangsa Skizofrenia dalam Layar Kaca” menggambarkan bagaiman media di Indonesia telah menyebarkan penyakit mental sehingga manusia tak lagi mampu membedakan antara khayalan dan kenyataan. Dari tayangan FTV yang tidak mendidik, acara reality show yang menyajikan paradigm sukses instan, hingga berita-berita yang menyuguhkan kekerasan dan kriminalitas. Media TV pun telah berkontribusi besar bagi keabsurdan bangsa dan kebobrokan moral generasi muda.
Buku ini mampu membuat pembacanya ingin tertawa, kesal, dan bersemangat untuk mengubah Indonesia. Sesuai dengan judulnya, buku ini sukses menggambakan kondisi Indonesia yang tengah jungkir balik dan memusingkan. |
|
|
[Semua Resensi Buku Ini] |
|