Display Buku
ibuk,
 
Rp 78.000
Hemat Rp 3.900
Rp 74.100

 
Apa itu Resensi?

Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku.
Resensi itu bukan sekadar menceritakan isi buku atau sinopsis.
Resensi adalah penilaian Anda secara kritis setelah membaca isi buku, apa kelebihannya atau kekurangannya.
Jadi sekali lagi, resensi tidak sama dengan sinopsis dan resensi tidak mengandung spoiler (membocorkan isi cerita yang penting).
Resensi dari savitridewi
 
  30 Okt 2013 - 11:13:33

Isi Resensi :
Ibuk,


Ibuk,. Untuk judul sebuah buku terdengar cukup unik. Biasanya rata-rata ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ibu. Setidaknya begitulah kesan pertama yang saya dapat ketika membaca judul buku ini di sebuah tok0 buku. Desain sampulnya juga sangat menarik. Unik. Karena penasaran akhirnya saya memutuskan untuk membeli buku ini. Dengan mengorbankan uang sekitar 49.000 rupiah buku ini resmi menjadi penghuni di deretan rak buku saya. Buku ini merupakan buah karya dari penulis Bestselling book “9 Summer 10 Autumn” Iwan Setyawan. Semua kejadian di dalam buku ini adalah kisah nyata sang penulis. Kisah ia dan saudara-saudara perempuannya pada saat masa kanak-kanak. Cerita dibuka dengan perkenalan Ibuk dan Bapak. Ibuk adalah seorang Ibu biasa, namun kisah seorang Ibuk mungkin berbeda dengan kisah ibu-ibu kebanyakan. Cerita di dalam buku ini fokus dalam menceritakan perjuangan seorang Ibuk dalam membesarkan kelima orang anak-anaknya. Meskipun demikian tetap diceritakan pula perjuangan Bapak yang tak kalah besarnya. Iwan Setyawan tidak hanya piawai bermain dan merangkai kata-kata menjadi rangkaian kalimat yang indah untuk dibaca, namun juga sang penulis mampu membuat pembaca berimajinasi jauh menuju masa lalu, seolah-olah ikut menyaksikan dan mengalami setiap kejadian di dalam buku tersebut. Itulah daya magnet yang dimiliki buku ini. Membaca buku ini tidak semata-mata hanya sebagai sarana hiburan, namun lebih dari itu penulis lewat karyanya ingin menyampaikan kepada kita arti hidup yang sesungguhnya. Banyak pesan moral yang bisa kita petik. Bahwa kita tidak boleh menyerah dengan kemiskinan. Hidup dengan penuh kekurangan bukanlah hal yang lantas membuat kita harus mengeluh. Nikmati keadaan dengan penuh rasa syukur. Selama kita tidak berhenti berjuang dan berdoa, suatu hari kemudian kita pasti akan memetik dan menikmati buah dari perjuangan tersebut. Pasti. Semua hal itulah yang dilakukan Ibuk, Bapak, dan kelima anak-anaknya. Mereka tidak pernah berhenti berjuang, tidak menyerah pada kemiskinan, tidak pernah mengeluh. Keluarga adalah nomor satu! Dibalik kesuksesan ada dukungan dari orang-orang terkasih. Keluarga. Sekali lagi, kisah Ibuk kembali mengingatkan kita betapa penting arti sebuah keluarga. Dalam keadaan susah Ibuk, Bapak, dan anak-anaknya tetap berdiri pada pijakan kokoh. Semuanya karena mereka saling menguatkan, saling memberikan kasih sayang. Dari empal goreng yang dibagi rata, dari uang sunat Bayek yang diberikannya pada Ibuk, mereka saling berbagi cinta. Tidak ada yang lebih penting daripada keluarga. Itulah pesan paling penting yang bisa kita petik dari kisah ini. Secara keseluruhan novel ini sangat inspiratif. Karya segar yang tidak bosan dibaca berkali-kali. Kisah menyentuh yang ketika membaca halaman pertama tidak sabar untuk mengetahui kisah di halaman-halaman berikutnya. Cerita yang sangat berharga untuk disampaikan kepada pembaca. Saya rasa uang sebesar 49.000 rupiah yang saya habiskan untuk membeli buku ini tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan pelajaran berharga yang saya dapat setelah membaca buku ini. Tidak akan pernah ada yang bisa menggantikan posisi istimewa Ibu di hati anak-anaknya.
Rating
+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating+1 rating


 
 
[Semua Resensi Buku Ini]